Saya Tinggalkan Pekerjaan dengan Gaji 21 Juta/bulan, dan Istri Saya Lalu Menangis Tersedu…

z ibu anakTulisan ini merupakan kontribusi dari guest blogger bernama Herman Yudiono.

Anda mungkin sudah mengetahui fakta ini: 70% karyawan tidak begitu bahagia dengan pekerjaannya. Namun meski benci, mereka takut keluar dari pekerjaannya.

Saya tidak bohong kepada Anda. Saya mengalami hal yang sama ketika saya menjadi Chemist (laboratory engineer) selama 6,5 tahun di perusahaan multinasional yang bergerak di tambang nikel.

Pergi pagi. Mengerjakan banyak tugas rutin dan projek besar. Menghadiri rapat-rapat yang membosankan. Pulang sore bahkan sering malam.

Begitu hari demi hari. Minggu demi minggu. Bulan demi bulan. Tahun demi tahun. Seperti robot.

Saya bosan menjadi karyawan. Saya sudah tidak memiliki motivasi kerja. Saya sudah low battery.

Namun, saya tidak berdaya. Saya butuh uang untuk menafkahi keluarga. Saya butuh uang untuk membayar utang saya kepada perusahaan saat membuat rumah saya.

Klik gambar untuk akses free KPI software.

Seperti yang mungkin Anda duga, saya terpaksa pergi ke kantor. Bekerja lagi. Tetap seperti robot.

Namun akhirnya, saya memberanikan diri keluar dari pekerjaan saya untuk beralih menjadi full time blogger pada Oktober 2011.

Saya tinggalkan gaji Rp 21 juta per bulan. Saya tinggalkan biaya kesehatan gratis. Saya tinggalkan biaya pendidikan gratis untuk anak-anak saya. Saya bayar sisa utang saya kepada perusahaan sebesar Rp 98 juta.

Istri saya menangis. “Mau makan apa nanti kita,” keluhnya dengan bibir bergetar dan sesenggukan. Dalam duka yang mungkin terasa perih.

Sementara itu, orang tua saya mengurut dada. Mertua saya tidak mau berbicara kepada saya. Mungkin beliau kecewa dengan keputusan menantunya. Beliau gamang dengan masa depan anak serta cucunya, jika saya menjadi joblesss.

Namun memang keputusan yang rada heroik dan “gila” itu seketika menghadapi jalan gelap. (Ya, keputusan gila karena saya berani meninggalkan pekerjaan dengan gaji 21 juta per bulan dan semua fasilitas kesehatan gratis).

Tiga bulan setelah keluar pekerjaan, akun Google AdSense saya dinonaktifkan walaupun saya tidak melakukan kecurangan. Penghasilan bulanan Rp 4 juta dari periklanan milik Google tersebut lenyap. Padahal, uang sebesar itu merupakan penghasilan utama saya sebagai full time blogger.

Dunia terasa gelap dan selebar daun kelor. Kepala saya pusing. Pikiran saya linglung. Sesaat kemudian, air mata menetes meskipun saya berusaha sekuat tenaga untuk tidak menangis.

Saya malu kepada orang tua, keluarga, mertua, dan tetangga. Saya mengurung diri di kamar kerja. Di depan laptop.

Untunglah, saya tidak menyerah. Kalau kata Mas Yodhia, jagalah terus daya resiliensimu. Jangan pernah menyerah (terima kasih mas Yodhia, tulisan-tulisan Anda selalu menginspirasi saya).

Saya lalu cari sumber-sumber uang selain Google AdSense. Saya bangun juga blog-blog baru, terutama dalam bahasa Inggris.

Sedikit demi sedikit, saya menghasilkan uang kembali dari blog-blog saya. Lampu mulai menyala. Dunia tidak segelap sebelumnya.

Dengan ketekunan dan kegigihan untuk terus memelihara blog yang sudah saya buat, lampu tersebut menyala terang.

Alhamdulilah, selama 5 tahun menjadi full time blogger, saya total mendapatkan hampir Rp 1 miliar. Dan hingga hari ini jumlah tersebut akan terus bertambah karena saya tetap tekun memelihara blog-blog saya.

Saya bahagia karena income saya sebagai full time blogger kini tidak kalah dengan gaji saya yang 21 juta per bulan itu.

Namun ada yang mungkin tak kalah penting : saya bisa bekerja dari rumah, kapan saja saya mau. Hanya memakai celana pendek dan kaos oblong. Saya memiliki financial freedom dan time freedom.

Kisah singkat di atas saya uraikan untuk memotivasi, bahwa Anda juga bisa mendapatkan financial dan sekaligus time freedom : bekerja dari rumah, dengan pengaturan waktu yang fleksibel.

Oleh karena itu, jika Anda ingin pindah kuadran demi impian terpendam Anda, saya merekomendasikan Anda untuk melakukan 5 langkah berikut.

1. Ketahui passion Anda
Langkah pertama adalah mengetahui passion Anda. Passion adalah minat besar Anda pada suatu hal sehingga Anda mengerjakannya dengan senang dan gembira meskipun berjam-jam atau berhari-hari.

Belum tahu passion Anda? Tidak masalah.

Anda bisa memicunya dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut:
• Apa hobi Anda?
• Buku, blog, atau situs web apa yang Anda baca dalam setahun terakhir?
• Apa yang menjadi kesukaan Anda di waktu kecil?
• Gaya hidup seperti apa yang Anda idam-idamkan?
• Siapa tokoh favorit Anda?
• Dalam hal apa Anda bagus menurut teman-teman Anda?

Dalam kasus saya, passion saya adalah menulis. Tak heran, saya mengikuti passion tersebut dengan menjadi blogger.

2. Mulai bangun bisnis berbasis passion Anda
Setelah mengetahui passion Anda, mulai bangun bisnis berdasarkan passion tersebut. Tidak perlu muluk-muluk dulu seperti ingin bisnis Anda menjadi the next Facebook, Google, Gojek, Tokopedia, atau BukaLapak. Hanya memulai saja.

Mengapa? Karena memulai itu umumnya lebih sulit.

Apakah passion Anda harus dibuat dalam bentuk bisnis online atau bisnis offline? Tergantung waktu dan dana Anda.

Dalam pandangan saya, bisnis online relatif lebih sedikit memerlukan waktu dan dana. Anda bisa memulainya setelah pulang kerja atau akhir pekan dan dengan modal di bawah Rp 1 juta.

Jika Anda ingin membangun bisnis online namun tidak tahu caranya, Anda bisa bergabung di kursus online yang beberapa waktu lalu diluncurkan Mas Yodhia yaitu Edubisnis.net.

3. Kembangkan bisnis Anda
Setelah memulai bisnis berbasis passion Anda, Anda mungkin menghadapi beragam kendala seperti kurangnya waktu, keterampilan teknis, dan modal.

Namun, jangan menyerah. Jangan jadi pecundang atau bermental gratisan.

Kembangkan bisnis Anda secara perlahan. Baca juga buku-buku bisnis yang bagus.

Untuk mengembangkan bisnis Anda, lakukan beberapa langkah berikut:
• Buat sasaran bisnis yang SMART
• Buat rencana tindakan
• Bertindak berdasarkan rencana tindakan tersebut
• Monitor tindakan Anda
• Lakukan kaji ulang (review) untuk melihat sejauh mana perkembangan bisnis Anda
• Tindaklanjuti

Perlu contoh nyata langkah-langkah di atas sehingga Anda bisa menjadi entrepreneur sukses? Silakan lihat tulisan saya yang berjudul Cara Menjadi Orang Sukses dalam 7 Langkah Sederhana.

Berapa lama waktu yang Anda perlukan untuk mengembangkan bisnis? Relatif.

Dalam kasus yang saya alami, saya butuh 2,5 tahun untuk mengembangkan blog-blog saya sebelum saya berani keluar dari pekerjaan saya.

4. Menabung untuk jangka waktu 6-12 bulan ke depan
Tujuan Anda mengembangkan bisnis tersebut untuk keluar dari pekerjaan, bukan? Nah, agar tujuan tersebut dicapai dengan aman dan nyaman, menabunglah untuk jangka waktu 6-12 ke depan.

Mengapa harus menabung? Karena untuk mengantisipasi hal-hal buruk pada bisnis Anda. Pendek kata, seandainya bisnis tersebut bangkrut, Anda dan keluarga masih bisa makan dalam 6-12 bulan ke depan.

5. Komunikasikan rencana keluar pekerjaan pada keluarga
Bisnis Anda sudah mulai berkembang. Mungkin pendapatan dari bisnis itu sudah seperempat, setengah, atau melebihi gaji Anda sebagai karyawan. Tabungan pun sudah punya.

Sudah siap keluar dari pekerjaan, bukan? Ya, namun komunikasikan terlebih dahulu rencana keluar tersebut kepada keluarga Anda.

Saat mengomunikasikannya, beri argumen bahwa langkah Anda adalah pilihan yang rasional. Tunjukkan bukti perkembangan dan penghasilan bisnis Anda. Utarakan juga tren dan peluang bisnis tersebut dalam beberapa tahun ke depan.

Bagaimana kalau keluarga menolak? Gampang. Yakinkan mereka bahwa rezeki itu datangnya dari Tuhan. Bukan dari perusahaan.

DEMIKIANLAH 5 langkah untuk wujudkan dream career Anda.

Mewujudkan impian untuk meraih financial freedom dan time freedom, bukanlah proses yang semudah membikin indomie rebus. Ada jalan panjang nan terjal yang jarus ditapaki.

Namun dengan kegigihan, keyakinan, dan kerja keras serta doa yang terus mengalun, maka impian itu Insya Allah bisa kita wujudkan.

Kini istri saya tak lagi menangis tersedu. Ia kini sudah bisa tersenyum, dan mungkin yakin : bahwa sang suaminya bisa wujudkan masa depan yang menjanjikan bagi dia dan anak-anaknya yang tercinta.

Tentang Penulis:
Herman Yudiono adalah full time blogger asal Sumedang yang saat ini tinggal di Makassar. Ia memiliki blog yang sangat bagus tentang pengembangan diri pada Blog TipsPengembanganDiri.com.

Klik gambar untuk akses free KPI software !!

132 thoughts on “Saya Tinggalkan Pekerjaan dengan Gaji 21 Juta/bulan, dan Istri Saya Lalu Menangis Tersedu…”

    1. Terima kasih rangkumannya Mas Sony.

      Mas Yodhia, terima kasih sudah menerima artikel saya. Senang sekali bisa menjadi blogger tamu di blog legendaris ini 🙂

      1. Salut dengan keberanian mas Herman untuk ambil sikap dan keputusan. Beresiko dan menyakitkan pada awalnya memang, tapi konsistensi itu akhirnya berakhir membahagiakan, sungguh menginspirasi! 🙂

        Kapan ya bisa belajar bikin blog bule 😀

  1. Sawang Sinawang, disisi lain bnyk pla yg mendambakan bekerja dg gaji spt itu…tp apa nikmatnya pny gaji besar ttp tk sesuai passion &waktu utk “membelanjakannya..”

    Keren kisahnya, Inspiratif.. Daya Tahan, daya juang..

    kisah diatas mnjdi bukti Google Adsense ternyta bknlah sumber duit utama para blogger..

    -Yakena.com | Informasi tentang Bitcoin, Bisnis & Motivasi

    1. Thanks Kasamago.

      Mungkin ini yang dinamakan the power of passion. Follow my passion and live the live I want.

      Perihal Google AdSense, benar. PPC tersebut hanya satu dari puluhan cara menghasilkan uang dari blog.

  2. Cerita yang sangat menginspirasi,
    Saya juga sebagai chemist dan mulai merasa kehilangan passion akan profesi yang saya geluti, time freedom dan financial freedom tentu menjadi dua alasan utamanya.
    Semoga saya bisa juga memantapkan diri untuk terjun menemukan passion yang akan melimpahkan time dan financial freedom.

    Thanks Pak Yodhia dan Pak Herman

    1. Terima kasih.

      Benar Mas, tidak semua orang berani keluar dari pekerjaan. Dalam kasus saya, dulu saya mempertimbangkan: keluar sekarang atau tetap menjadi robot.

    1. Terima kasih sudah berlangganan blog utama saya (Blogodolar.com).

      Guest post ini merupakan cara saya dalam memperkenalkan blog baru saya agar naik level 🙂

  3. Inspiratif dan bikin deg-degan.
    Hahaha… adrenalin saya terpacu setiap ada orang yang memutuskan resign gara-gara jadi penulis penuh waktu.

    Setiap pegawai pasti mengalami siklus seperti itu karena dinamika di kantor.

    Ada titik tertinggi ketika semangat banget datang ke kantor karena ada ‘sesuatu’ yang dikejar.

    https://humancapital-management.net/2016/05/06/manajemen-kinerja-menyiasati-mesin-absen-agar-kinerja-organisasi-tetap-produktif/#more-143.

    Tapi di titik lain, turun serendah-rendahnya sampai ingin menyerah saja.

    Bicara tentang prospek, menurut mas Herman (dan rekan-rekan lain), apakah blog masih punya masa depan? Karena baca salah satu analisis, blog itu so 2008, dan setelah itu turun drastis.

    Apa ini menggambarkan sunset industry di blog?

    Atau masih ada ceruk (atau malah lapangan luas) yang bisa digarap? Mohon sarannya.

    1. Mas Imam,

      Saya sudah mulai ngeblog untuk menghasilkan uang sejak Mei 2009. So, saya berpendapat bahwa blog tetap powerful sebagai mesin uang sepanjang diperlakukan layaknya bisnis.

  4. thanks mas herman yg telah menyemangati sy kembali untuk memutuskan full timer jadi on line marketer…

    *_^

  5. Where there is a will, there is a way
    Ternyata mengelola banyak blog bisa dilakukan seorang diri dan sukses.

    Saat ini saya juga sedang membangun blog pertama saya.

    Semoga bisa berhasil dan kemudian bikin blog-blog lain yang juga sukses.

  6. Ternyata memang pembaca blog ini rata-rata juga blogger…….

    Saya juga mengalami hal l yang sama sewaktu dulu jadi adik Manajemen Trainee Mas Yodhia di sebuah Industri Makanan Papan atas di Indonesia

    Lalu resign, sampai akhirnya jualan bahan-bahan roti, jadi Consultan dan juga nulis……dan yang lebih maknyus malah sekarang bisa jadi multikarir .

    Thanks mas yodhia atas blog yang menginspirasi ini.

  7. Inspirasinya sangat luar biasa, berani keluar dari zona nyaman (gaji 21 juta/bulan) untuk mendapatkan hal yang lebih baik, lebih banyak dan sesuai passion.

  8. Inspirasi yang maknyusss mas

    Kata2 mas yohdhia terselit dihati saya pendapatan yang maknyusss dan barokahh 😀
    Salam sukses

  9. Sangat sangat memotivasi tuk tetap ikhtiar jadi mandiri dan memberkahi…nuhun sharingnya.

  10. saya salah satu pembaca blog blogodolar.com (punya kang herman jg).

    kalau saya lbh ke arah kerja freelance design di marketplace elance.com, guru.com, dan fiverr.com. Adsense saya anjlok drastis (udh lama ngga keurus).

    soal bisnis saya terobsesi pengen punya bisnis sprti copyblogger.com, kolakube.com, socialtriggers.com & digitalkickstart.com.

    content + design + marketing.

    1. Terima kasih sudah menjadi pembaca Blogodolar, Mas Fajar.

      Pasar freelance design bagus tuh Mas. Khusus Fiverr, saya order cover untuk ebook-ebook saya.

      Btw, sudah pernah coba Upwork.com? Dulunya odesk.

      Saya juga fans CopyBlogger.com dan SocialTriggers.com lho…

  11. Luar biasa inspiratif. Untuk bisa seperti itu tentunya butuh nyali yang sangat besar. Sebab keluar dari zona nyaman memang tidak seperti membalikan telapak tangan.

    salut buat buat mas herman. ini adalah sepenggal kisah yang membakar semangat para blogger.

  12. Kisah yang sungguh hebat dan mengispirasi mas Herman.

    Saya dulu pembaca Blogodolar juga 🙂

    Saat ini saya bekerja sekaligus freelance SEO. Semoga makin berkah earningnya..

    1. Tengkyu Mas Wahyu.

      Mungkin sibuk jadi gak baca lagi Blogodolar ya… ha ha ha… Bercanda Mas 🙂

      Semoga terus bertambah earningnya Mas Wahyu…

  13. Saya juga pembaca setia karya-karya mas Herman. Mulai dari blog sampai ebook-ebooknya saya pelajari.

    Karena mas Herman bisa dibilang salah satu guru di bidang blogging.

    Hari ini ceritanya di blog Strategi Manajemen ini semakin menginspirasi saya untuk berjuang.

    Terima kasih mas Herman, terima kasih Pak Yodh.

    Teruslah menginspirasi Indonesia. 🙂

  14. setiap orang unik, berbeda dari yang lain. Ada yang senang dengan rutinitas yang monoton “pokoknya berangkat pagi, pulang sore” gaji+pangkat naik sendiri 🙂

    ada yang senang membuka usaha sendiri, mengelola karyawan, mengelola hutang piutang, pemasaran dll.

    Semua terserah Anda.Dan kalau sudah memilih, semua konsekuensinya juga harus mau menanggungnya dong, termasuk kebosanan 🙂

    Dan pilihan Mas Herman Yudiono ini adalah salah satu pelajaran berharga tentang pilihan, resiko, dan perjuangan.

    Kalau boleh di-share, bagaimana cara Mas Herman Yudiono saat berada di titik terendah?

    bagaimana bersosialisasi dengan saudara-saudara,tetangga, dan lingkungan sekitar?masak di kamar terus di depan laptop 🙂

    thanks

    1. Ya, itu pilihan.

      Saat Google AdSense saya dinonaktifkan, saya mencoba Chitika. Karena hasilnya tidak bagus, tiga hari kemudian saya melepasnya.

      Lalu saya mendaftar di Infolinks. Saya pasang infolinks di sekitar 3-5 blog bahasa Inggris saya. Alhamdulilah, saya dapat ribuan dolar dari PPC tersebut.

      Namun, itu hanya berlangsung 3 bulan saja. Akhir April 2012, Google Penguin diluncurkan dan blog-blog saya kena “razia” sehingga earningnya turun drastis.

      Meskipun demikian, saya terus membangun blog-blog baru dalam bahasa Inggris. Saya juga mendaftar kembali di Google AdSense atas nama teman saya di Sumedang.

      Setelah itu, saya mencoba afiliasi Amazon dan menjual sejumlah blog bahasa Inggris saya di EmpireFlippers.com.

      Btw, perihal sosialiasi, saya lebih banyak di rumah. Bahkan, saya sempat menolak bertemu dengan sejumlah analis yang bertandang ke rumah saya untuk perpisahan. Mereka adalah analis yang saya wawancarai ketika proses perekrutan.

      Selebihnya, saya sekadar menyapa saja tetangga. Lebih sering berkunjung ke rumah adik ipar, mertua, dan beberapa teman saya yang masih bekerja di perusahaan.

      Setahun sekali mudik ke Sumedang saat lebaran.

      Kesulitan sosialisasi terjadi saat saya tinggal di Sorowako (600 Km dari Makassar) dari 2011-2012. Saya mengalami post power syndrome soalnya.

      Mulai Januari 2013, saya pindah ke Makassar. Banyak teman yang mencari nafkah dari internet di kota ini. Plus, jaringan internetnya lebih kencang dibanding tempat dulu saya.

  15. Keputusan yang diambil Kang Herman Yudiono kalau dilihat sekilas sih kelihatannya sih agak konyol. Namun tentu saja tidak demikian? Karena sebenarnya beliau sudah menemukan passionnya, dan melihat jalan SUKSES sudah terbentang di depan mata, hanya saja dia perlu mundur beberapa langkah untuk melompat lebih jauh. Salam hormat buat kang herman yudiono, salut untuk Anda 🙂

  16. Salah satu blogger yang saya segani karena berani apa yang orang lain tidak mau share..Terima kasih motivasinya om Herman.. Semoga saya bisa lebih semangat mengelola blog2 saya..

    1. Terima kasih Om Marsuki.

      Iya, saya tak akan lupa pengalaman kita mulai mengenal blog dan menghasilkan dolar dari sponsored review, text-link ads, dan AdMob.

      Salam untuk teman-teman Probans (Problogger Wanna be Sorowako) ya…

  17. ini nih yang bikin ngeblog jadi semangat lagi, pengalaman yang jadi pembelajaran

    jadi punya gambaran persiapan kalau mau berhenti kerja, tapi bagiku kerja yang sekarang bukan hanya cari uang

    kerja juga seperti punya keluarga, bayangin kalau full time tiap hari jarang bersosialisasi kebanyakan didepan komputer.

    kayanya belum siap, maunya uang banyak dan banyak saudara

  18. Tentang blog, akan terus berjaya asal kontennya bagus.

    Tentang pekerja yang berbisnis harus hati2, menurut statistik hampir 80% gagal. Yang banyak jalan itu sambil nyambi kerja dan bisnis. Multiple income dan gak gampang bosan. Nanti kalau jadi gede baru ditentukan mau yang mana…good luck