Strategi Investasi Terbaik Menghadapi Kejatuhan Rupiah

Dalam artikel minggu lalu disini, saya menguraikan tentang kejatuhan nilai daya beli rupiah selama enam tahun terakhir, sebesar 70%. Sebuah nilai kejatuhan daya beli yang cukup epik.

Pertanyaan selanjutnya yang krusial adalah : so what?

Strategi investasi terbaik apa yang layak dilakoni agar nilai aset kita tak tergerus oleh kejatuhan daya beli rupiah yang sedemikian dalam?

Strategi keuangan apa yang harus kita jalani agar nilai kekayaan personal Anda tidak diam-diam lenyap digulung kejatuhan nilai rupiah yang kelam?

Dalam sajian minggu lalu, saya memang menjelaskan bahwa dalam enam tahun terakhir, sejak 2013 hingga 2018, nilai daya beli rupiah kita telah jatuh hingga 70%.

Kejatuhan daya beli sebesar 70% ini adalah kombinasi dari pelemahan rupiah terhadap dollar sebesar 40%, dan juga oleh total inflasi sebesar 30% selama enam tahun terakhir.

Karena itu jika Anda menyimpan aset kekayaan Anda dalam rupiah (entah dalam bentuk tabungan atau deposito atau sekedar uangnya disimpan dibawah bantal), maka sejatinya KEKAYAAN Anda telah JATUH hingga 70% dalam enam tahun terakhir.

Diam-diam, nilai kekayaan kita telah tergerus buying power-nya sebesar 70%. Sebuah kejatuhan yang lumayan muram.

Untuk mengatasi problem diatas, maka selayaknya kita harus menyimpan kekayaan rupiah kita dalam ASET yang juga harus naik lebih dari 70% dalam enam tahun terakhir. Sebab hanya dengan cara ini, maka kita bisa menyelamatkan nilai kekayaan kita.

Pertanyaannya adalah : jenis instrumen aset apa yang kenaikannya lebih dari 70% dalam enam tahun terakhir?

Mari kita cek data berikut ini.

Kenaikan nilai investasi untuk beberapa jenis instrumen aset dalam periode 2013 s/d 2018 :

Nilai Emas : naik 28%
Nilai Reksadana Saham Terbaik : naik 27%
Nilai saham Bank BRI : naik 66%
Nilai saham Unilever : naik 78%
Nilai rumah/tanah rata-rata : naik 100%
Nilai tabungan dalam dollar : naik 40%

Dari data diatas, terlihat hanya dua jenis instrumen yang kenaikannya bisa diatas 70% dalam kurun enam tahun terakhir. Yakni nilai saham Unilever (naik 78%) dan nilai harga rumah atau tanah yang rata-rata naik 100%.

Nilai rumah dan tanah merujuk pada tren kenaikan harga tanah sebesar 15% per tahun (faktanya memang secara general harga rumah dan tanah di berbagai lokasi strategis naiknya rata-rata 15% per tahun, atau akumulatif sekitar 100% dalam enam tahun).

Data reksadana diatas mengacu pada produk reksadana Schroder Dana Prestasi – sebuah produk reksadana saham terbaik dan paling kredibel di tanah air dalam sejarah 20 tahun terakhir ini.

Kembali ke data diatas. Jika Anda menyimpan kekayaan Anda dalam bentuk emas, maka naiknya hanya 28% dalam enam tahun terakhir. Kalah jauh dari kombinasi kejatuhan rupiah dan inflasi yang 70%.

Sementara kalau Anda menyimpan aset dalam bentuk tabungan dollar, maka nilainya naik 40% dalam enam tahun terakhir (terhadap rupiah). Namun tetap dibawah angka kombinasi 70%.

Jika Anda menyimpan kekayaan Anda dalam bentuk saham Unilever, maka kenaikannya adalah 78% dalam enam tahun terakhir.

Namun jangan salah. KENAIKAN REAL investasi Anda sejatinya hanya 8% (karena angka 78% harus dikurangi angka inflasi dan angka depresiasi rupiah sebesar 70%).

Kenaikan real investasi adalah konsep yang harus dipahami seseorang dalam investasi.

Misal jika Anda beli reksadana dan nilainya naik 100% dalam 5 tahun, jangan keburu senang. Angka ini harus dikurangi dengan angka inflasi dan nilai depresiasi rupiah vs dollar dalam kurun yang sama. Jangan-jangan angka realnya malah minus.

Seperti contoh diatas. Kenaikan harga rumah dalam enam tahun sudah dua kali lipat. Harga rumah yang tadinya 300 jutaan, sudah naik jadi 600 jutaan. Kesannya naik gila-gilaan dalam waktu cepat. Banyak orang kemudian ngomel-ngomel karena makin tidak sanggup beli rumah.

Namun sebenarnya, angka kenaikan real nilai rumah dan tanah tidak 100%. Jika dikurangi oleh angka inflasi dan depresiasi nilai rupiah vs dollar, maka kenaikan harga rumah dalam enam tahun HANYA 30%. Sebuah kenaikan yang amat wajar.

Dari data diatas kita melihat satu-satunya nilai instrumen investasi yang kenaikannya siginfikan diatas 70% memang investasi properti (rumah atau ruko atau tanah di lokasi strategis).

Jika Anda menyimpan kekayaan uang rupiah Anda dalam bentuk tanah atau rumah kedua (atau ketiga dan seterusnya), maka nilai kekayaan Anda secara REAL mengalami kenaikan 30% selama enam tahun terakhir (kenaikan 100% dikurangi angka inflasi dan depresiasi rupiah sebesar 70%).

Dengan kata lain, menyimpan aset kekayaan Anda dalam bentuk tanah (atau rumah, sawah, ruko, apartemen atau aset properti lainnya) merupakan cara terbaik untuk MENJAGA STABILITAS KEKAYAAN Anda. Setidaknya dalam kurun enam terakhir, bisa mengalami kenaikan real sebesar 30%. Not bad.

Pilihan berikutnya untuk menjaga nilai kekayaan Anda adalah dengan menyimpan rupiah Anda dalam bentuk saham-saham unggulan seperti Unilever.

Sementara pilihan untuk menyimpan kekayaan Anda dalam bentuk reksadana atau emas, ternyata bukan pilihan yang bagus. Terbukti dalam enam tahun terakhir, nilai kenaikannya masih kalah jauh dibanding angka inflasi + depresiasi rupiah.

Dengan kata lain, jika menyimpan emas atau reksadana maka nilai kekayaan Anda akan mengalami apa yang disebut sebagai “negative return of investment”. Alias nilai kekayaanmu akan pelan-pelan terjatuh dalam duka dan nestapa.

DEMIKIANLAH, uraian mengenai pilihan investasi yang layak dilakoni dalam menghadapi kejatuhan nilai rupiah baik akibat pencuri bernama inflasi dan depresiasi nilai rupiah.

Anda mungkin sudah bertahun-tahun bekerja keras mencari nafkah demi mengumpulkan kekayaan yang barokah buat bekal hidup.

Alangkah muramnya, jika kekayaan yang sudah Anda kumpukan keping demi keping itu, nilainya tergerus habis digulung roda jaman yang terus berputar.

Penjelasan dan data dalam artikel ini mencoba memberitahu Anda dimana tempat terbaik untuk menyimpan aset kekayaan Anda.

Dan ternyata kesimpulannya sama dengan petuah orang kaya lama jaman tahun 1960-an : kalaulah ada rezeki berlimpah, cukup belikan rumah sebanyak-banyaknya atau tanah seluas-luasnya.

Nasehat Jaman Jadul yang tetap relevan bagi Kids Jaman Now. 🙂 🙂

15 thoughts on “Strategi Investasi Terbaik Menghadapi Kejatuhan Rupiah”

  1. jangan menggantungkan diri pada satu instrumen investasi saja pakde, lakukan diversifikasi supaya aman sentausa semuanya.

    Kalau kita hanya menggandalkan satu keranjang saja, maka akan sangat berbahaya

  2. Sebuah artikel tip en trik investasi yg menarik, tp mkn sedikit menyederhanakan masalah. Menurut sy investasi itu mmg sebaiknya dlm beberapa instrumen investasi, disamping utk mengurangi resiko juga tujuan akan hasil investasi itu juga beragam. Ada yg mengharapkan imbal hasil jangka pendek, menengah atau panjang. Mkn sedikit koreksi juga, utk investasi dlm dollar maka resikonya juga inflasi dlm dollar juga yg rata2 hanya 1-2 persen per tahun, tp potensinya kita bisa menikmati depresiasi rupiah……, semua itu adalah pilihan, pasti semua juga ada resikonya.

  3. Aktiva tetap, Emas, Reksadana, Bisnis, nabung dollar sudah menjadi daftar investasi keharusan dan mungkin wajib bangets..

    namun tetap saja, jangan lupa berdoa, berusaha, bersyukur dan bersedekah, semoga negeri kita selalu dalam perlindungan Allah SWT. Amiiin

    Salam Sukses dan Sehat selalu

  4. saya setuju dengan investasi sawah, tanah, dll. ini pilihan yg paling tepat walaupun sekarang harganya udah sangat mahal. tapi dimasa depan makin mahal lagi.

    kalau invest di emas sudah ngga bagus lagi zaman sekarang. jual saja semua emas. investasi di emas itu rugi.

    tapi kalau investasi di deposito menurut saya bagus pak. tetapi bukan deposito di bank-bank pada umumnya, tetapi depositonya di perusahaan-perusahaan fintech digital atau bisa disebut juga P2P lending. tapi bukan pakai mata uang rupiah, pake dolar atau cryptocurrency.

    ini pilihan tepat juga.

    kalau investasi di reksadana itu rugi, mending langsung main sahamnya. tapi ya, mesti punya analisa yg bagus untuk memilih saham.

    unilever hebat juga ya bisa naik sampai 78%. produk-nya ada dimana-mana sih

  5. Kalimat ini yang gua banget “kalaulah ada rezeki berlimpah, cukup belikan rumah sebanyak-banyaknya atau tanah seluas-luasnya”

    Terbukti paten!

    Terima kasih

  6. Terima kasih untuk artikel berharganya pak..

    Saya setuju sekali pak.. Investasi tanah memang paling menggiurkan daripada membeli mobil mewah demi gengsi. Di Denpasar selesu-lesunya properti setahun naik 25 juta per 100 m2, bahkan kalau tidak lesu setahun bisa naik 50 juta per 100 m2.

    Kedepannya, tolong buat artikel sistem manajemen untuk perusahaan startup ya pak, hehehe.

  7. Betul banget analisa nya. Btw untuk property saya kira di kota-kota besar sudah mulai jenuh mas…

    Beda dengan orang jaman dulu, bisa jadi tanah jauh lebih tidak berharga daripada mobil atau barang elektronik macam TV dan radio…

    Yang lebih penting disamping mengurus investasi dunia, kita semua jangan pernah lupa dengan investasi yang lebih kekal, karena jauh lebih mudah dan semua orang bisa lakukan asalkan niat :=)

  8. Sangat termotivasi sekali buat kita sebagai kaum muda. Terima kasih pak Yodhia.

    Jangan menaruh semua telur dalam satu keranjang maksudnya kalau kita investasi jangan cuman 1 saja melainkan perbanyak investasi, soalnya di dunia ini banyak sekali investasi seperti properti, tanah, emas, bitcoin (seperti emas), trading valas, reksadana, dan saham, bahkan lebih dari ini kok. informasi itu sangat luas di internet

Comments are closed.