Branding ternyata tak hanya berlaku untuk sebuah produk bisnis. Diri kita secara personal sejatinya juga membutuhkan personal branding, agar jalan rezeki menjadi lebih top markotop.
Personal branding mungkin dapat dimaknai sebagai pancaran reputasi dan keahlian kita di mata orang lain, terutama orang-orang yang memang menjadi target market diri kita.
Saat kita memiliki “brand positioning” yang kokoh tentang siapa diri kita, dan juga tentang reputasi serta keahlian yang kita miliki, maka niscaya karir atau bisnis kita akan melesat dengan lebih maknyus.
Ada sejumlah manfaat positif manakala kita berhasil membangun personal branding yang cetar membahana. Pertama, kita akan menjadi lebih mudah menjual jasa keahlian yang kita miliki. Misal kita ingin berjualan jasa memberikan training manajemen atau konsultasi bisnis. Jika kita memiliki personal branding yang strong (katakan seperti nama Rhenald Kasali atau bahkan Stephen Covey), maka otomatis jalan rezeki akan bisa mengalir dengan deras.
Selain itu dengan personal branding yang bagus, maka kita juga bisa lebih mudah membangun networking. Alasannya simpel : karena nama kita makin dikenal, maka kita kemungkinan besar juga akan lebih mudah menjalin networking dengan banyak orang. Dan kita tahu, networking yang luas juga bisa membuka pintu rezeki dari beragam sudut yang tak terduga.
Jika demikian halnya, maka bagaimana langkah praktikal untuk membangun personal branding yang gemilang? Berikut empat langkah yang bisa dilakoni.
Langkah #1 : Tentukan dalam bidang skills atau keahlian spesifik apa nama kita ingin ingin dikenal.
Langkah pertama ini krusial, sebab dengannya kita memiliki tujuan yang jelas tentang profil branding semacam apa yang hendak kita bangun.
Dengan memahami secara spesifik, bidang keahlian apa yang hendak kita rajut, maka kita bisa fokus dalam membangun proses personal branding. Selain itu, bidang skills yang fokus dan spesifik (dan bukan keahlian gado-gado) akan memudahkan kita membangun positioning yang jelas.
Berikut adalah beragam sampel skills spesifik yg bisa dijadikan tema personal branding yang hendak kita bangun :
- Pakar kuliner
- Ahli fotografi
- Pakar parenting
- Ahli media social marketing
- Pakar ternak sapi
- Pakar investasi sneakers
- Ahli diet
- Guru keuangan personal
- Pakar manajemen SDM
- Dll
Sekarang, coba renungkan apa saja minat dan potensi keahlian Anda. Anda bisa gunakan hal tersebut sebagai basis untuk membangun tema personal branding Anda.
Tahapan #2 : Menentukan media sosial apa yang akan dijadikan fokus untuk membangun personal branding.
Di era digital saat ini sejatinya jauh lebih mudah membangun proses personal branding. Kenapa? Sebab kini tersedia beragam plalform media sosial yang memungkinkan kita menjadi “top individual publisher”.
Melalui kekuatan media sosial yang luar biasa ampuh, seseorang secara sendirian (single person) bisa menjelma menjadi sosok branding yang amat powerful.
Dalam langkah kedua ini kita menentukan platform apa yang hendak kita jadikan kekuatan utama untuk membangun personal branding – apakah melalui kekuatan Blog, Youtube, Twitter, Tiktok, Podcast, LinkedIn, Instagram, Medium, atau Facebook.
Masing-masing platform memiliki kelebihan dan kekuarangannya, dan mungkin lebih cocok untuk jenis branding tertentu. Misal Youtube dan IG barangkali lebih cocok buat fotografer, ahli kuliner atau pakar traveling. Twitter rasanya lebih cocok untuk penulis buku dan pemikir (konsultan) karena medianya mengandalkan kekuatan teks (bukan visual seperti Youtube dan IG). LinkedIn lebih cocok buat para pakar HRD dan pakar manajemen.
Langkah #3 : Mengisi akun social media dengan konten yang berfaedah dan sesuai dengan topik keahlian yang ingin kita branding.
Membangun personal branding itu ibarat marathon, bukan sprint. Butuh endurance yang panjang dan ketekunan yang luar biasa.
Kunci untuk membangun personal branding yang maut tentu saja adalah bisa mengisi konten media sosial kita dengan konsisten dan selalu memberikan manfaat – serta relevan dengan bidang keahlian yang ingin kita pasarkan.
Tidak mudah mengisi konten dengan bagus dan konsisten. Tapi inilah jantung proses personal branding.
Tips agar kita bisa terus produksi konten yang bagus dan konsisten : rajin membaca dan eksplorasi beragam konten, artikel dan buku yang relevan dengan bidang keahlian yg ingin kita branding.
Lalu perbanyak pengalaman dan jam terbang melalui praktek nyata. Keahlian Anda akan makin tumbuh dengan kombinasi : learning by doing. Pengalaman ini juga akan jadi sumber konten yang kaya dan berharga.
Langkah #4 : Monetisasikan Personal Branding (atau komersialkan dan uangkan branding diri kita).
Langkah terakhir baru bisa dilakoni jika tiga langkah sebelumnya sukses dijalani.
Intinya dalam langkah keempat ini, kita mulai mencoba mendapatkan uang atau income dari proses personal branding yang kita jalani.
Saat personal branding susah berhasil, hampir pasti kita akan memiliki “strong audience” (berupa follower yang masif, loyal dan trust kepada diri kita).
Dan percayalah, saat kita sudah memiliki audience yang kokoh, maka amat mudah untuk mendapatkan income atau uang. Kita bisa menjual keahlian kita secara langsung (misal dengan menjual jasa training, jasa fotografi, hingga jasa konsultasi diet).
Atau kita bisa menjual beragam produk yang relevan dengan keahlian kita. Misal di IG ada ibu-ibu yang jadi milioner karena sukses jualan alat-alat dapur. Kenapa laris? Karena dia sukses sekali membangun branding dirinya sebagai pakar kuliner dan jagoan dapur.
Atau ada orang sukses jualan buku bisnis yang ditulisnya, karena orang ini berhasil membangun branding dirinya sebagai pakar manajemen bisnis (oke, yang ini kebetulan kasus diri saya sendiri). 🙂 🙂
DEMIKIANLAH, empat langkah kunci untuk mendapatkan income dari kegiatan personal branding.
Keempat langkah ini adalah :
- Tentukan bidang keahlian spesifik yang mau dibranding
- Tentukan platform media sosial yang akan dijadikan media utama branding
- Isi akun media sosial dengan konten yang super berfaedah dan konsisten
- Lalu, monetize – komersialkan personal branding kita demi profit yang melimpah dan barokah.
1. Kalau boleh tahu, Pak Yodhia perlu waktu berapa tahun untuk bisa mendapat rezeki dari blog?
2. Adakah tips agar blogger yang belum dapat banyak audience (padahal sudah rajin posting, berinteraksi dengan teman2 yang sama bidangnya di FB) untuk tetap nge blog / tidak mudah nyerah?
1. Mungkin setelah 12 bulan
2. Coba cara lain…..cari solusi lain agar lebih sukses
Selalu maknyus Gan.. tulisan artikelnya.. Mantap ?
Salam barokah,
m.daukhan-arsitek.com
Mas Yodhia,
Artikelnya sangat menarik.
Untuk lebih mendalami, saya ada 2 pertanyaan, yaitu :
1. Terkait langkah 3, untuk mengisi konten di akun blog, mohon bisa dijelaskan bagaimana cara membuat judul artikel yang menarik dan apakah format untuk menulis isi artikel yang mudah dipahami oleh pembaca ?
2. Terkait langkah 4, bagaimana caranya agar pembaca dari blog kita rela untuk menghubungi kita untuk mau menggunakan jasa kita atau membeli produk-produk digital yang kita tawarkan ?
Terima kasih.
Salam mulia,
Erry Ricardo Nurzal
https://erry-ricardo.com/
1. Banyak membaca buku dan artikel orang lain dengan topik yang sama
2. Kalau tulisan2 kita bagus, maka orang akan hubungi kita….orang akan tertarik dg diri kita….
Artikel yang sangat bagus Mas Yodhia, terima kasih.
Untuk Konsultan Hukum cocoknya media sosial apa Mas Yodhia?
Twitter atau LinkediN