3 Langkah Mudah Merancang dan Menjalankan Financial Freedom Roadmap

Artikel ini merupakan cuplikan dari buku berjudul Financial Freedom Blueprint karya Yodhia Antariksa.

Perjalanan meraih financial freedom atau meraih income yang melimpah tak pelak merupakan sebuah proses yang panjang, dan akan ada begitu banyak kendala yang datang menghadang.  

Namun demikian impian untuk meraih keberlimpahan rezeki hanya akan tetap tinggal dalam lamunan kosong, jika tidak disusun peta jalannya untuk mewujudkannya menjadi realitas nyata.

Disinilah kita kemudian bisa mulai merumuskan apa yang layak kita sebut sebagai financial freedom roadmap – atau semacam langkah demi langkah krusial yang layak dijalankan untuk meraih keberlimpahan rezeki. Di dalamnya, kita akan menjelajahi secara praktikal langkah kunci apa saja yang kudu dilakoni untuk merebut financial goal Anda.

Dalam financial freedom roadmap ini terdapat tiga destinasi yang harus kita  ziarahi agar kita sukses meraih keberlimpahan rezeki. Mari kita mulai dari destinasi pertama.

Roadmap Step #  1 : Merumuskan Tujuan Finansial Anda (Financial Goals)

Selama ini mungkin Anda sudah punya semacam angan-angan finansial yang acap Anda pikirkan saat tengah melamun, atau sedang bengong menatap masa depan hidup Anda.

Namun barangkali angan-angan itu masih bersifat general (mungkin sekedar bisikan batin ingin punya ini dan itu, atau ingin melakukan ini dan itu, atau ingin meraih ini dan itu) dan juga bahkan belum jelas bagaimana jalan untuk mencapainya.

Selayaknya, proses perumusan financial goals itu dibuat menjadi lebih konkrit dan terukur. Setidaknya agar lamunan Anda itu pelan-pelan menemukan kaki untuk berpijak di bumi, dan tak terus mengawang-awang dalam alam pikiran yang kosong.

Berikut adalah beberapa contoh perumusan financial goals, baik untuk kategori pekerja kantoran, pelaku bisnis atau self-employed professional worker :

Dalam lima tahun ke depan, saya sudah bisa menjadi manajer di sebuah perusahaan bonafid dengan gaji antara Rp 30 – 40 juta per bulan.

Dalam tiga tahun, saya sudah bisa mendapatkan income minimal Rp 30 juta/bulan dengan bekerja sebagai self-employed worker dalam bidang layanan training SDM dan training karyawan perusahaan.

Dalam tiga tahun saya sudah berhasil membangun personal branding sebagai konsultan social media marketing, dan mampu mendapatkan professional fee hingga Rp 400 juta/tahun.

Beberapa pernyataan financial goal diatas hanyalah sampel baik untuk mereka yang berkeinginan menjadi top corporate executive, ataupun yang berkehendak menjadi self-employed professional workers.

Jika Anda cermati, dalam setiap sampel diatas, terdapat elemen waktu (timeline), elemen nilai finansial yang ingin Anda raih (financial value), dan juga yang tak kalah penting, dengan jalan apa Anda akan meraihnya (strategi).

Sekarang coba pikirkan, apa financial goals yang hendak Anda raih dalam beberapa bulan atau beberapa tahun ke depan. Anda bisa menuliskan versi Anda sendiri dimana dalam pernyataan yang Anda rumuskan itu terdapat elemen waktu, financial value dan strategi untuk meraihnya.

Anda bisa juga merumuskan lebih dari satu financial goals, jika memang Anda punya multiple income stream atau sumber penghasilan lebih dari satu tempat.

Studi yang dilakukan Profesor Gail Mathews (2017) menemukan fakta orang-orang yang merumuskan financial goals-nya secara tertulis dan konkrit, lebih berpeluang untuk mewujudkannya menjadi kenyataan dibanding yang hanya membayangkannya dalam angan-angan.

Saya sendiri terbiasa menuliskan financial goals yang saya rumuskan dalam aplikasi Note di smartphone yang saya pakai. Dengan demikian, saat waktu-waktu luang, saya bisa membaca dan meresapi kembali kalimat-kalimat yang tertuang dalam financial goals tersebut, sambil melakukan semacam proses afirmasi.

Proses afirmasi adalah sejenis langkah untuk menumbuhkan rasa percaya diri kita bahwa kelak kita bisa meraih tujuan finansial yang telah kita rumuskan.

Afirmasi adalah proses untuk meyakinkan diri kita bahwa kita mampu (can do attititude), dan sekaligus membangun ekspektasi positif dalam sekujur batin kita.

Positive expectacy adalah ekspektasi positif yang kita bayangkan akan dapat kita raih saat kita merumuskan tujuan finansial kita. Positive expectacy adalah sejenis harapan positif bahwa kita kelak akan bisa meraih tujuan finsial yang telah kita canangkan.

Studi yang dilakukan oleh Profesor Martin Seligman dalam bukunya Learned Optimism menemukan fakta bahwa orang-orang yang optimis dan punya positive belief cenderung akan jauh lebih sukses dalam meraih impian finansial dan karirnya dibanding mereka yang pesimis dan galau dengan masa depannya.

Perlu disampaikan bahwa proses keberhasilan Anda melakukan afirmasi dan menumbuhkan keyakinan diri untuk meraih tujuan finansial yang dirumuskan, akan amat bergantung pada dua aspek : 1) tingkat kesulitan dari tujuan finansial yang Anda canangkan dan 2) asesmen terhadap kapabilitas diri Anda untuk meraihnya.

Tujuan finansial yang challenging memang bisa membuat kita menjadi lebih termotivasi untuk meraihnya. Namun hati-hati : menetapkan tujuan finansial personal yang terlalu ambisius bisa membuat tujuan itu tampak seperti impian yang tak realistis.  Menetapkan tujuan finansial yang terlalu tinggi dan tak realistis acapkali akan membuatnya terjatuh menjadi hanya sekadar lamunan kosong.

Karena itu, saya lebih cenderung suka dengan penetapan tujuan finansial yang reachable (tidak terlalu ambisius, namun cukup menantang dan tetap berada dalam jangkauan yang bisa kita raih).

Lalu apa dasar sebuah penetapan tujuan finansial dikatakan reachable atau realistik? Disini kita kemudian bertemu dengan aspek kedua yakni : asesmen terhadap kapabilitas yang kita miliki untuk meraih tujuan finansial yang kita pasang.

Asesmen terhadap kapabilitas diri dapat dilakukan dengan melacak kinerja kita di masa lalu dan juga rasa percaya diri terhadap potensi kecakapan yang kita miliki.

Dengan kata lain kita bisa menanyakan : apakah kira-kira kita punya kecakapan dasar dan sumber daya yang dibutuhkan untuk meraih tujuan finansial kita? Dan jika belum punya, apakah kita akan mampu menemukan solusinya dengan kreatif?

Lalu apakah kira-kira kita akan bisa bertahan dan terus melangkah maju, meski akan menghadapi beragam tantangan yang menghadang saat kita berproses meraih tujuan finansial kita?

Pertanyaan-pertanyaan semacam itu akan membuat kita menjadi lebih jernih dalam menetapkan tujuan finansial yang ingin kita raih.

Berdasar hasil analisis diatas, maka sekarang Anda bisa mulai merumuskan tujuan finansial Anda dengan konkrit, sesuai dengan potensi income atau beberapa income yang hendak Anda raih di masa depan.

Selamat berjuang merumuskan dan meraih tujuan financial freedom Anda.