Kenapa Harus Menjadi Kaya secara Pelan-pelan (Get Rich Slowly)?

Kenapa harus menjadi kaya secara pelan-pelan, atau get rich slowly? Jawabannya lugas : sebab meraih sukses finansial itu memang membutuhkan proses yang acapkali panjang dan amat melelahkan.

Sebuah hasil akhir yang epik selalu dibangun melalui serangkaian proses yang panjang, konsisten, penuh dengan problem dan kendala di tengah-tengahnya, dan lalu mencoba mencari solusi untuk mengatasi kendala itu, lalu mentok karena solusinya gagal meraih hasil yang diharapkan, kemudian kembali berjibaku menemukan jalan keluar lain yang lebih efektif, untuk kemudian pelan-pelan mulai mendapatkan hasil akhir yang diharapkan, dan terus tekun menjalaninya hingga akhirnya meraih hasil epik yang layak dikibarkan…….

Proses perjalanan yang panjang, dan acap penuh kegagalan dan puluhan problem yang terus menghadang, adalah sebuah jembatan yang mesti ditapaki dengan segenap ketekunan dan daya resiliensi yang tinggi, demi meraih sukses finansial yang mengesankan.

Sebab memang tak pernah ada hasil akhir yang menggetarkan, yang dicapai tanpa perjuangan yang konsisten dan penuh ketekunan. Tak pernah ada sukses akhir finansial yang bisa direnggut secara instan, dan seketika, atau mendadak turun dari langit.

Sayangnya di era ledakan smartphone ini; mentalitas instan yang serba ingin mendapatkan sesuai secara cepat justru makin merebak. Kenapa bisa begitu? Sejumlah pakar tentang digital behavior menyebutkan bahwa kebiasaan seseorang tiap hari scroll-scroll layar smartphone itu ternyata pelan-pelan menumbuhkan insting ingin selalu mendapatkan sesuatu secara seketika, persis seperti saat dia lagi main hape (Mendoza, 2018).

Penelitian tentang perilaku digital (Mendoza, 2018) menunjukkan kebanyakan orang menjadi kecanduan smartphone karena kemampuan layar smartphone untuk membangun “instant gratification” atau mampu memberikan kenikmatan secara instan.

Hanya dengan scroll-scroll, kita secara seketika bisa menikmati apa yang ingin kita lihat, kita dengar dan kita baca. Hanya dengan tap dan klik, kita bisa dengan segera mendapatkan apa yang kita inginkan. Dengan smartphone dalam genggaman, seolah apa saja yang ingin kita nikmati bisa hadir secara seketika. Kekuatan menghadirkan instan gratification inilah yang menjadi kunci kenapa produk smartphone dengan segenap app di dalamnya, menjadi salah satu produk paling fenomenal dalam sejarah bisnis sepanjang masa.

Namun kemampuan smartphone menghadirkan instant gratification itu ternyata menimbulkan dampak kelam yang tak terduga. Penelitinya menulis : kebiasaan seseorang untuk selalu scroll-scroll layar hape, pelan-pelan melatih sel saraf orang itu, untuk selalu mengharapkan hasil yang seketika, persis seperti yang biasa dapatkan ketika main hape.  

Melalui kebiasan scroll-scroll layar hape, sel saraf orang ini pelan-pelan dilatih dan didorong untuk terus memburu instan gratification. Dalam jangka panjang, realitas ini menyisakan dampak yang muram : mentalitas instan, atau selalu ingin mendapatkan sesuai secara seketika, perlahan juga tumbuh menyeruak di kalangan banyak orang, yang selalu lekat dengan layar smartphone-nya.

Pada sisi lain, para peneliti perilaku digital juga menunjukkan kebiasaan banyak orang yang selalu bergegas saat main hape. Bergegas artinya selalu melompat-lompat dari satu channel ke channel lainnya dengan serba cepat. Klik ini, klik itu. Tap ini, tap itu. Scroll, scroll layar secara cepat, berhenti, klik ini, lalu scroll lagi, lalu klik itu, begitu seterus polanya diulang-ulang setiap hari. Pola semacam ini pelan-pelan juga melatih seseorang untuk melakukan sesuatu secara bergegas, serba melompat, serba cepat, persis seperti kebiasaannya scroll layar hape.

Akibatnya : attention span atau rentang atensi orang yang gemar main hape menjadi makin pendek. Hanya dalam hitungan detik, seseorang bisa berpindah-pindah menikmati beragam konten yang ada di layar hapenya. Attention span yang amat pendek membuat kebanyakan orang menjadi tidak lagi bisa fokus, menikmati sesuatu secara mendalam.

Pola perilaku yang bergegas dan attention span yang makin pendek, membuat seseorang kesulitan menumbuhkan konsentrasi yang panjang dan mendalam. Pola perilaku main hape yang serba bergegas, membuat seseorang menjadi kurang sabaran, dan mudah bosan saat menghadapi proses yang panjang dan melelahkan.

Demikianlah dampak muram yang tak terduga dari kebiasaan dan perilaku digital anak-anak muda zaman sekarang. Kebiasaan scroll-scroll layar hape yang terus berulang tiap hari dijalani, ternyata menyisakan perilaku berikut ini :

  • Kegemaran untuk memburu instant gratification.
  • Kebiasaan serba bergegas dan serba melompat-lompat ketika menikmati layar hape. 
  • Attention span yang makin pendek; dan kesulitan membangun fokus serta konsentrasi yang panjang dan mendalam.

Semua dampak itu tak pelak merupakan antitesa atau musuh tangguh bagi upaya untuk menghargai proses yang panjang dan berliku demi meraih sukses finansial.

Sebaliknya, semua dampak ini justru akan sukses menumbuhkan mentalitas instan, yang serba ingin mendapatkan sesuatu secara cepat dan seketika; tanpa harus bersusah payah membangun fokus yang lama dan konsentrasi yang panjang serta membosankan.

Sayangnya, menjadi manusia yang kaya ternyata tidak semudah scroll-scroll layar hape.

Proses menjadi kaya secara pelan-pelan membutuhkan beragam elemen kunci yang sayangnya kini makin lenyap dihancurkan oleh budaya smartphone. Elemen – elemen kunci untuk menjadi kaya secara pelan-pelan ini adalah :

  • Ketangguhan untuk melakukan “delayed gratification skills” (lawan dari instant gratification, atau keinginan mendapatkan nikmat secara seketika yang selalu bisa diperoleh ketika main layar hape)
  • Kecakapan untuk melakukan sesuatu secara terencana, terfokus, dimulai dari langkah pertama yang sederhana, namun dilakukan secara sistematis dan bertahap  (lawan dari pola perilaku generasi smartphone yang serba bergegas dan melompat-lompat persis seperti saat scroll-scroll layar  hape)
  • Kecakapan untuk membangun rentang atensi atau attention span yang panjang; mampu membangun fokus yang mendalam, dan bisa menumbuhkan konsentrasi yang panjang untuk menjalani sesuatu yang acapkali membosankan (lawan dari attention span yang makin hancur, ketidakmampuan membangun fokus, dan sikap mudah bosan, karena tiap hari diajari smartphone agar bersikap seperti ini).

Itulah tiga kecakapan krusial untuk menjadi kaya secara pelan-pelan.

Namun sayangnya, seperti yang telah diuraikan dalam artikel ini, ketiga kecakapan penting itu pelan-pelan dihancurkan oleh kebiasaan main smartphone yang selalu bergegas dan selalu memburu konten yang sarat dengan jebakan instant gratification.

Paradoks kelam lalu menyeruak perih : di kala kecepatan gadget kian gahar, maka kemampuan kita untuk menekuni proses yang panjang nan konsisten, menjadi terkapar mati dalam duka dan kenestapaan.