Seseorang Mengalami Kegagalan dalam Hidupnya karena Lenyapnya Faktor ini….

Dalam proses perjalanan meraih life goals (goal achievement) dikenal satu elemen kunci yang layak dikenang dan kemudian dipraktekkan. Elemen kunci ini adalah “self-efficacy”.  

Konsep self – efficacy memiliki peran yang amat krusial bagi pencapaian impian hidup yang Anda angankan. Banyak orang gagal dalam hidupnya karena ketiadaan self – efficacy yang solid dan prima.

Tanpa memiliki optimal self-efficacy, maka perjalanan Anda dalam meraih impian niscaya akan memasuki jalan terjal dan kebuntuan. Karena itu mari kita segera jelajahi elemen kunci tersebut, sambil ditemani secangkir kopi cappucino hangat dan seporsi pisang goreng crispy.

Self-efficacy maknanya adalah keyakinan diri Anda akan kemampuan, skills (kecakapan) atau juga kompetensi yang Anda miliki, dan sejauh Anda merasa yakin akan kemampuan Anda untuk melakukan action yang dibutuhkan demi meraih impian hidup.

Self-efficacy juga merujuk pada keyakinan diri atas kemampuan yang Anda miliki untuk mengatasi beragam tantangan, problem dan kendala yang menghadang saat Anda berjuang mewujudkan life goals.

Konsep self-efficacy pertama kali dikembangkan oleh pakar performance psychology bernama Albert Bandura. Studi yang dilakukan Profesor Bandura menunjukkan high self-efficacy ternyata memiliki peran yang amat krusial untuk mendorong kita meraih sukses masa depan. Artinya, saat seseorang memiliki self-efficacy yang tinggi (high self-efficacy), atau memiliki rasa keyakinan yang cukup tinggi akan kecakapan, kompetensi dan kemampuan dirinya, maka orang tersebut akan punya peluang tinggi untuk benar-benar meraih sukses masa depan.

Sebaliknya, saat seseorang memiliki self-efficacy yang rendah (low self-efficacy), atau kurang begitu yakin dengan kemampuan dan kecakapan dirinya dalam melakukan action atau mengatasi beragam kendala dan tantangan; maka kemungkinan besar orang ini akan gagal meraih impiannya.

Secara elaboratif, studi-studi yang dilakukan oleh para peneliti dalam the science of human performance menemukan fakta perbandingan antar orang dengan high dan low self-efficacy, sebagaimana yang diuraikan di bawah ini.  

Orang dengan self-efficacy yang tinggi cenderung akan menunjukkan perilaku berikut ini :

  • Memandang tugas atau action yang menantang sebagai sebuah tantangan yang harus diatasi dan pasti bisa dikuasai.
  • Merumuskan goal yang menantang dan mampu memelihara komitmen yang tinggi untuk menyelesaikannya.
  • Saat menghadapi masalah dan kendala, langsung fokus pada solusi dan segera meningkatkan kualitas action yang dilakukan (bukan ngeles atau sibuk mencari alasan, atau menyalahkan pihak lain).
  • Saat menghadapi kegagalan, langsung melakukan evaluasi dengan jernih dan segera merumuskan beragam tindakan yang lebih efektif, agar mampu meraih hasil yang lebih baik di masa depan (bukan langsung menyerah atau enggan melakukan improvement).
  • Mampu recover atau memulihkan diri dengan cepat saat dihadapkan pada kegagalan, atau situasi yang tidak sesuai harapannya.

Sebaliknya orang dengan low self-efficacy cenderung akan menunjukkan perilaku seperti berikut ini :

  • Cenderung enggan untuk menetapkan tugas yang menantang, dan melihat tugas yang sulit sebagai ancaman (bukan sebagai tantangan menarik yang harus diatasi).
  • Kurang memiliki aspirasi dan komitmen yang tinggi untuk meraih sasaran yang telah ditetapkan.
  • Saat menghadapi masalah, cenderung langsung fokus pada kesulitan demi kesulitan, dan kurang fokus pada solusi apa yang harus diambil.
  • Saat menghadapi kegagalan, cenderung lambat untuk bangkit kembali, dan merasa hal ini adalah bukti bahwa dirinya memang tidak kapabel.
  • Saat menghadapi kesulitan, cenderung lebih mudah untuk menyerah dan lalu enggan melanjutkan action-nya lagi.
  • Saat menghadapi problem yang rumit, akan cenderung menganggap dirinya tidak akan sanggup mengatasinya; atau menganggap level kompleksitas problem itu jauh di atas kapabilitas yang dimilikinya.
  • Mudah kehilangan rasa percaya diri akan kemampuan, kecakapan dan kompetensi dirinya untuk mengatasi berbagai masalah dan melakukan action dengan sukses.

Coba baca kembali dua daftar di atas, dan renungkan Anda lebih condong ke arah high atau low self-efficacy?

Dari daftar diatas, sejatinya perbandingan antara high dan low self-efficacy person bisa diringkas dalam kalimat berikut ini : orang dengan self-efficacy yang tinggi selalu merasa percaya dengan kampuan dirinya untuk menemukan solusi manakala dihadapkan pada problem dan aneka kesulitan; dan terus mau melakukan improvement secara konsisten demi mendapatkan hasil yang optimal.

Sebaliknya orang dengan self-efficacy yang rendah akan cenderung mudah menyerah saat menghadapi problem yang rumit dalam proses perjalanannya meraih impian hidup; dan saat dihadapkan pada kegagalan atau hasil yang diluar harapan, akan cenderung mudah menyerah, menganggap problem itu sebagai sesuatu yang terlalu sulit, dan akhirnya enggan melanjutkan proses perjuangan dengan konsisten.

Dari uraian di atas, coba Anda renungkan : apakah diri Anda memiki low self-efficacy atau termasuk dalam kategori high self-efficacy. Jawaban jujur Anda akan amat menentukan corak perjalanan hidup Anda di masa depan.