90% Karyawan Tidak Siap Menghadapi Pensiun

Beberapa waktu lalu, harian Kompas menyajikan pandangan menarik dari pakar perencanaan keuangan (financial planner). Disitu disebutkan fakta bahwa 9 dari 10 karyawan di Indonesia ternyata tidak siap secara finansial untuk menghadapi masa pensiun.

Dalam kenyataannya kita memang acapkali menyaksikan para pegawai yang sudah memasuki masa purnabakti menghadapi kehidupan finansial yang berat. Beban biaya hidup makin mahal, dan karena makin tua, biasanya biaya kesehatan juga kian melesat (makanya, hidup sehat sejak sekarang). Nah pas kondisi seperti itu, pendapatan bulanan nyaris nihil karena sudah keburu pensiun. Lalu mau hidup dari makan apa?

Sebelum kita membahas bagaimana solusinya, kita mau memetakan dulu EMPAT TIPE kebijakan yang diambil oleh kebanyakan perusahaan dalam memberikan dana pensiun kepada para pegawainya. Anda beruntung sekali jika bisa bekerja pada perusahaan yang oke dalam memberikan kesejahteraan bagi para pegawai yang memasuki pensiun. Continue reading “90% Karyawan Tidak Siap Menghadapi Pensiun”

Bangkrut Akibat Jebakan Kartu Kredit

Kisah kemalangan yang dialami salah satu nasabah kartu kredit Citibank itu terasa sangat pahit dan memilukan. Toh demikian, banyak juga nasabah kartu kredit lain yang  terpaksa berhadapan dengan cerita kelam tentang teror debt collector kartu kredit.

Kartu kredit barangkali memang telah menjelma menjadi semacam ikon dalam kehidupan finansial modern. Namun dibalik bentuknya yang ramping dan keren itu, ia juga menyimpan sejumlah jebakan yang taringnya bisa sewaktu-waktu menggoreskan kemalangan yang tak tertanggungkan bagi para penggunanya yang tidak bijak.

Pada akhirnya kita semua mungkin harus sadar bahwa kartu kredit sejatinya adalah sejenis lintah darat modern. Dengan bunga pinjaman per tahun yang acap mencapai 42 % (this is crazy!!), dan menganut jebakan bunga berbunga, kartu kredit mungkin lebih pantas disebut sebagai sang rentenir berjubah sinterklas. Continue reading “Bangkrut Akibat Jebakan Kartu Kredit”

Mengais Rezeki dari Penghasilan Sampingan, Kenapa Tidak?

Biaya hidup rasanya terus mendaki dari tahun ke tahun, dengan kecepatan yang acap membikin kita terkaing-kaing. Biaya belanja sehari-hari, biaya anak sekolah (lengkap dengan seabrek kursus-kursunya), biaya tak terduga (ah, betapa banyaknya pos yang satu ini!), rasanya terus melambung.

Bagi Anda yang bekerja sebagai karyawan kantoran, dimana kenaikan gaji sering cuman segitu-segitu saja, tentu melambungnya biaya hidup itu acap membikin kepala kliyengan. Belum tiba tanggal gajian, lho kok uangnya sudah habis duluan. Boro-boro liburan sekeluarga ke Bali, uang buat beli susu saja kadang ndak cukup. Doh !

Bagi sebagian besar orang, konsep kebebasan financial (financial freedom) memang masih terasa sebagai sebuah fantasi. Jadi bagaimana dong? Bagaimana agar tidur kita lebih nyenyak, ndak diganggu dengan beban finansial keluarga yang rasanya kian berat?

Dilatari oleh kondisi seperti itulah, lalu muncul gagasan tentang mencari rezeki tambahan dari penghasilan sampingan. Maksudnya, selain gaji sebagai pekerja kantoran, bisa ndak ya kira-kira kita bisa mengais sejumput rezeki tambahan yang halal, dari usaha sampingan? Continue reading “Mengais Rezeki dari Penghasilan Sampingan, Kenapa Tidak?”

Gaji dan Karir Saya Tidak Naik-naik, So What?

Secara berkala, saya kadang menerima email dari para pembaca blog ini. Isinya bermacam-macam. Ada yang sekedar ingin menanyakan judul buku manajemen yang paling mutakhir, ada yang minta pendapat mengenai strategi pengembangan SDM, hingga konsultasi minta advis bagaimana caranya membesarkan bisnis.

Namun tak jarang saya menerima email yang isinya curhat dan keluhan yang sarat dengan sembilu kegusaran. Isinya terpaku pada sebuah isu klasik : kenapa gaji dan karir saya tidak naik sepesat yang saya harapkan.

Seperti minggu lalu, saya menerima sebuah email yang isinya kurang lebih seperti ini : pak, saya sudah bertahun-tahun bekerja di perusahaan ini dan telah memberikan kerja terbaik; namun kenapa gaji yang diberikan perusahaan rasanya tidak sebanding dengan apa yang telah saya kerjakan. Di perusahaan ini, karir saya sepertinya mentok, berjalan ditempat, karena manajemen tidak punya kebijakan karir yang jelas. Semuanya serba tertutup dan remang-remang. Jadi kira-kira apa yang harus saya lakukan, pak? Continue reading “Gaji dan Karir Saya Tidak Naik-naik, So What?”

Skema Ponzi dan Masa Depan Venture Capital

Pria lugu lulusan SLTA itu bernama Lihan. Sebuah nama yang simpel, pas dengan tampang orangnya yang juga simple, lugu dan acap berbicara dengan lugas. Saya mengenalnya pertama kali dari sejumlah berita di dunia maya. Pria asal Banjarmasin ini digambarkan sebagai sudagar muda yang sukses dengan aset ratusan milyar rupiah. Sejak awal saya sudah merasa ada yang kurang pas dengan kronologi kisahnya. Ada banyak missing link disitu.

Mendadak beberapa waktu lalu ada berita, Polda Banjarmasin telah menangkap anak muda bernama Lihan ini dengan dugaan penggelapan dana melalui praktek illegal banking. Jumlah uang yang digelapkan ndak main-main, lebih dari 820 milar (!), dan melibatkan ribuan nasabah. Disini episode klasik itu berulang : para nasabah menangis merau-raung dalam kepiluan, tak tahu apakah uang simpanannya masih bisa diselamatkan atau lenyap tak berbekas. Continue reading “Skema Ponzi dan Masa Depan Venture Capital”

Seberapa Mahal Harga Pekerjaan Anda?

Pada akhirnya kita semua bekerja untuk merenggut sejumput nafkah. Disana yang segera terbentang adalah berapa penghasilan yang bisa kita bungkus dan bawa pulang setiap akhir bulan tiba. Receh demi receh kita dekap setelah sebulan lamanya kita memeras peluh, berjibaku menggantang pikiran dan menebarkan segenap dedikasi.

Pertanyaannya adalah : apakah gaji atau penghasilan yang kita ringkus setiap bulan demi anak dan keluarga sudah cukup memadai? Apakah jumlahnya sudah sebanding dengan pekerjaan yang hari demi hari kita lakoni dengan sepenuh asa dan pengabdian? Atau sebenarnya berapa sih harga yang paling pantas untuk pekerjaan kita?

Pertanyaan tentang harga sebuah pekerjaan dikenal pula dengan sebutan measuring job value. Inilah sebuah konsep yang hendak memberi informasi mengenai berapa harga yang paling tepat untuk sebuah jabatan. Proses untuk menelisik job value kemudian sering disebut sebagai job evaluation. Istilah ini merujuk pada sebuah ikhtiar untuk mengevaluasi segenap komponen yang melekat dalam suatu jabatan, dan kemudian menghitung berapa harga yang paling pantas untuk pekerjaan itu. Continue reading “Seberapa Mahal Harga Pekerjaan Anda?”

Berapa Besar Gaji yang Harus Anda Peroleh untuk Bisa Hidup dengan Layak?

Setiap tahun kita berharap gaji yang kita terima atau pendapatan dari usaha yang kita jalankan, bisa terus meningkat. Sebab, hey, harga barang-barang di sekitar kita terus merayap naik. Dan diam-diam tanpa kita sadari, selama ini pendapatan kita secara riil terus merosot gara-gara digerus angka inflasi yang tak kunjung henti.

Lalu, berapa penghasilan atau pendapatan minimal yang harus kita peroleh untuk bisa hidup secara layak, ditengah kepungan angka inflasi yang tak pernah kunjung berhenti menari? 10 juta per bulan? 15 juta? Atau 30 juta?

Mari kita sejenak luangkan waktu untuk dengan sungguh-sungguh menghitung berapa banyak kebutuhan hidup kita – demi meraih kehidupan yang penuh sejahtera nan bahagia…… Continue reading “Berapa Besar Gaji yang Harus Anda Peroleh untuk Bisa Hidup dengan Layak?”