Positive Psychology dan Teori tentang Optimisme

Apakah Anda termasuk insan-insan yang penuh spirit optimisme, yang selalu memandang setiap peristiwa dari sudut pandang yang positif? Atau sebaliknya, termasuk pribadi yang acap digelayuti dengan rasa pesimisme dan melihat masa depan dan sekeliling Anda dengan sepercik pandangan yang buram?

Jika Anda termasuk kategori yang pertama, mungkin Anda termasuk insan yang beruntung. Riset demi riset yang telah dilakukan menunjukkan : pribadi yang memandang dunia sekelilingnya dengan rasa optimisme terbukti mampu menghasilkan kinerja yang jauh lebih baik dibanding rekannya yang acap dirudung oleh pesimisme. Fakta ini ditemukan baik dalam dunia kerja, dunia olahraga, dan juga dalam bangku sekolah.

Itulah sekelumit fakta yang diungkap dalam sebuah buku yang memikat bertajuk : Learned Optimism – How to Change Your Mind and Your Life. Buku ini ditulis oleh Martin Seligman, professor psikologi terkemuka dari University of Pennsylvania. Continue reading

Innovation War : Yang Terluka dan Gugur di Medan Laga

Hidup barangkali kini terasa makin nyaman, dan untuk itu kita layak memberikan kecupan hangat pada para inovator yang telah mempersembahkan aneka produk inovatif dihadapan kita.

Dulu kita mungkin tak pernah membayangkan betapa kita bisa melayangkan sederet kalimat romantis pada kekasih kita melalui medium SMS. Atau, juga melakukan chatting dengan kawan diseberang samudera melalui fasilitas internet. Karena itu, siapa tahu dua puluh lima tahun lagi kita bisa menikmati mobil terbang, melayang diatas jalanan kota Jakarta sambil menikmati pendaran emas menara Monas?

Ya kini tiap hari rasanya kita senantiasa disuguhi aneka produk yang menawarkan sejumput inovasi demi sebuah kenikmatan hidup. Mulai dari produk kamera digital, mobile banking, media televisi diatas screen telpon genggam, hingga produk celana-dalam-sekali-pakai-kemudian-dibuang. Continue reading

Merajut Etos Spiritualitas dalam Dunia Kerja

Hari-hari ini, serpihan peristiwa demi peristiwa yang melukai azas spiritualitas dan kemuliaan hidup terus bertebaran disana-sini. Padahal dunia kerja di negeri ini – tempat dimana setiap hari jutaan orang merengkuh sejumput nafkah – niscaya akan menjelma arena yang indah kala ruh spiritiualitas bisa memancar di setiap sudutnya.

Dunia kerja di negeri ini mungkin bisa terus melenting menuju kemuliaan kalau saja setiap pelakunya bisa merajut etos spiritualitas dalam sekujur raganya. Dunia kerja di negeri ini mungkin bisa terus mendaki menuju puncak keagungan kalau saja setiap pelakunya basah kuyup dengan siraman ruh spiritualitas yang terus mengalir.

Jadi ketika telah ada niatan untuk membangun dunia kerja yang penuh kemuliaan, lalu apa yang bisa disumbangkan oleh etos spiritualisme? Disini kita mencatat dua jenis kontribusi penting yang bisa disumbangkan bagi kemajuan dunia kerja dan praktek manajemen. Continue reading

Mengapa Korupsi TIDAK Seburuk yang Dibayangkan Banyak Orang

Anak muda yang wajahnya mirip-mirip Tukul itu kembali menghempaskan negeri ini dalam tragedi korupsi yang teramat memilukan. Virus korupsi dan suap mungkin telah bersetubuh dan merasuk ke dalam sekujur tubuh republik ini.

Namun yang membuat saya acap terkesima adalah ini : jika nyanyian korupsi terus menderu dan mengharu biru segenap tanah bumi pertiwi, mengapa negeri ini tak jua kunjung bangkrut? Mengapa ditengah tarian suap yang terus meliuk-liuk, pertumbuhan ekonomi negeri ini (pada tahun 2009) tertinggi nomer tiga di dunia, sebuah prestasi ekonomi yang sungguh spektakuler?

Jawabannya mungkin agak mengejutkan : jangan-jangan korupsi itu memang tidak seburuk yang diduga banyak orang? Jangan-jangan korupsi justru membawa berkah terselubung bagi pertumbuhan bisnis dan ekonomi di negeri ini? Continue reading

3 Kompetensi untuk Para Profesional Sejati

Roda waktu terus bergerak, dan hidup terus menggelinding. Dalam perjalanan panjang itu kita terus menerus diminta untuk merekahkan segenap potensi dan kapabilitas. Kita terus ditagih untuk membentangkan ruang pertumbuhan agar self-competency bisa selalu bermekaran. Sebab, tanpa spirit untuk melakukan never ending self-improvement, tidakkah itu berarti kita telah membunuh asa untuk menjadi insan yang lebih sempurna?

Dan persis disitulah kita kemudian digedor pertanyaan yang bunyinya begini : adakah kompetensi kita hari ini lebih baik dibanding sebulan atau setahun silam? Adakah kompetensi kita selama ini bisa terus dibentangkan menuju titik-titik kesempurnaan? Atau sebaliknya : selama ini kompetensi kita going nowhere – redup dan kian terkoyak ditengah roda waktu yang terus bergerak?

Namun pertanyaan lain yang mungkin tak kalah penting adalah ini : kalaulah kita masih punya spirit untuk terus bergerak, untuk terus melenting, untuk terus menemukan ruang dimana kompetensi kita bisa menemukan tempat terindah agar tumbuh bermekaran; maka jenis kompetensi apa yang layak dikuasai? Kepingan kompetensi seperti apa yang mesti didekap erat agar kita bisa menjadi insan yang lebih sempurna, insan yang lebih paripurna? Continue reading

Silicon Valley, Angel Investor dan Perayaan Inovasi

Silicon Valley, kita tahu, merupakan salah satu lokasi paling legendaris dalam jagat bisnis dan inovasi teknologi. Dari tempat inilah tanpa henti lahir satu demi satu perusahaan inovatif yang kelak selalu dikenang oleh dunia. Di tempat inilah, perusahaan Apple berdiri dan mengibarkan bendera untuk pertama kalinya. Ditempat ini pula Google lahir dan kemudian menjadi dewa. Intel, raksasa prosesor dan Hewlett Packard, raja printer sejagat juga melepaskan nafas pertamanya di kota itu. Tak terkecuali Twitter, media sosial yang kini tengah meledak dimana-mana itu.

Silicon Valley sendiri sejatinya sebuah tempat di pinggiran kota San Fransisco, California sana. Lokasinya berdekatan dengan salah satu kampus terkemuka di Amerika, yakni Stanford University (di kampus inilah, duet Brin dan Page bertemu dan kemudian menemukan algoritma mesin pencarian yang kelak dikenal dengan nama Google). Continue reading

Industri Rokok Indonesia Sedang Menjemput Kematian?

Dalam wacana manajemen strategi, kita pernah mengenal apa yang disebut sebagai industry competitive analysis. Analisa yang dikenalkan oleh guru strategi Michael Porter ini sejatinya ingin melihat apakah sebuah industri merupakan arena bisnis yang atraktif, atau sebaliknya selalu digelayuti dengan harapan yang tergores, dan karenanya tak layak untuk digumuli.

Industri rokok ditanah air mungkin tengah berada dalam harapan yang tercabik itu : dibalik kepulan asap yang demikian memabukkan, terbentang jalan terjal yang pelan-pelan bisa membuatnya terkapar mati. Seperti nikmatnya asap tembakau yang secara pelahan akan membunuh penghisapnya, para produsen rokok ditanah air mungkin juga tengah meretas jalan yang sama : pelan-pelan mereka akan tersedot dalam asap yang membuat mereka bangkrut dan terbaring tewas.

Make no mistake. Industri rokok di tanah air tetap merupakan sebuah industri yang eksotis dengan jumlah perokok terbesar nomer tiga di dunia (setelah China dan India). Kian tahun juga makin banyak perokok belia yang dengan mudah terseret dalam pusaran asap yang terus menari-nari. Continue reading