Solusi Ampuh untuk Mengatasi Kemiskinan Struktural

Kemiskinan struktural adalah sebuah masalah sosial yang telah lama menjadi perhatian utama dalam berbagai masyarakat di seluruh dunia.

Kemiskinan struktural terjadi ketika individu atau kelompok masyarakat mengalami kesulitan ekonomi yang berkepanjangan akibat sistem ekonomi dan sosial yang tidak merata.

Untuk mengatasi kemiskinan struktural, diperlukan pendekatan yang komprehensif dan berkelanjutan.

1.     Peningkatan Akses Pendidikan

Salah satu faktor utama yang berkontribusi terhadap kemiskinan struktural adalah kurangnya akses pendidikan yang layak. Tanpa pendidikan yang memadai, individu memiliki peluang yang sangat terbatas untuk mendapatkan pekerjaan yang layak dan berpenghasilan tinggi.

Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah dan lembaga swadaya masyarakat harus bekerja sama untuk meningkatkan akses pendidikan bagi semua lapisan masyarakat.

Continue reading

Kenapa Kita Menjadi Miskin Pelan-pelan alias Get Poor Slowly?

Ada sebuah ancaman yang kelam dan acap terjadi dalam sejarah panjang kehidupan kita ini. Yakni ketika kita makin lama merasa makin miskin. Atau sering dengan sangat perlahan dan tanpa terasa, kita tergelincir menjadi makin miskin. We get poor slowly.

Alih-alih menjadi kaya secara perlahan, yang sering terjadi adalah : kita menjadi miskin dengan pelan-pelan (getting poor slowly).

Ada tiga skenario kenapa kita bisa menjadi makin miskin secara pelan-pelan.

Dalam skenario pertama, dari tahun ke tahun aset kekayaaan bersih kita justru makin mengalami penurunan. Sebagaimana telah diulas disini, salah satu indikator kemakmuran itu adalah seberapa banyak aset kekayaan bersih yang kita miliki (bisa berupa rumah, tanah, mobil, tabungan, emas hingga reksadana atau saham bisnis yang kita miliki).

Idealnya, nilai aset kekayan bersih itu dievaluasi tiap akhir tahun, misal pada minggu terakhir bulan Desember.

Continue reading

Anda Gagal Menjadi Kaya secara Pelan-pelan Karena Attention Span Anda Makin Hancur

Salah satu bekal kunci dalam perjalanan panjang menjadi kaya secara pelan-pelan adalah kemampuan untuk membangun long and deep attention span atau kecakapan menumbuhkan rentang atensi yang panjang dan mendalam pada sebuah proses, sebuah usaha, atau sebuah topik tertentu yang ingin dipelajari.

Sayangnya, kecakapan yang amat krusial ini justru makin rapuh digilas oleh budaya smartphone yang makin memendekkan rentang atensi dengan serbuan konten yang dangkal, serba pendek, serba-permukaan dan kurang mendalam, dan terus menyerbu ke sel saraf pemirsanya setiap hari, diulang terus-menerus.

Contoh makin rapuhnya attention span ini sering terjadi. Misal, sering sekali seseorang bertanya tentang informasi sesuatu (misal tentang harga, kapan acaranya, atau bagaimana cara ordernya), padahal semua informasi ini sudah JELAS tertulis dalam poster iklan yang disajikan dalam layar HP mereka. Orang ini masih saja bertanya mengenai informasi yang sudah jelas terpampang, karena rentang atensinya amat pendek. Bahkan, untuk membaca informasi dengan tuntas saja ia enggan melakukannya.

Contoh lain lagi adalah kebiasaan untuk hanya membaca judul sebuah berita (yang juga cenderung click-bait) dan kemudian langsung mengambil kesimpulan tanpa mau bersusah-susah membaca isinya. Ini contoh buruknya attention span.

Continue reading

Hindari Jebakan Hedonic Treadmill yang Bikin Kita Jatuh Miskin

Hedonic treadmill. Tak pelak inilah salah satu sisi paling kelam dalam aspek psikologis manusia – saya dan Anda semua – saat berhubungan dengan uang.

Hedonic treadmill intinya bermakna level kepuasanmu tidak akan pernah naik-naik meski level penghasilanmu sudah naik berlipat. Kenapa begitu? Karena ekspektasi dan gaya hidupmu pasti ikut naik, sejalan dengan kenaikan penghasilanmu.

Jadi ibaratnya hedonic treadmill adalah seperti ini : saat gajimu Rp 5 juta, semuanya habis. Saat gajimu naik Rp 25  juta per bulan, eh semua habis juga.

Dengan kata lain, nafs kita untuk membeli materi/barang mewah akan terus meningkat sejalan dengan peningkatan income.

Itulah kenapa disebut hedonic treadmill : seperti berjalan diatas treadmill, kepuasanmu akan kepemilikan beragam benda dan materi tidak maju-maju – seolah hanya berjalan di tempat. Sebab ekspektasi dan nafsu-mu untuk memiliki aneka benda  itu tidak akan pernah terpuaskan.

Continue reading

Kenapa Anak Bodoh dari Keluarga Kaya akan Lebih Sukses Dibanding Anak Pintar dari Keluarga Miskin?

Lahir sebagai anak bodoh dari keluarga kaya ternyata lebih menguntungkan daripada lahir sebagai anak cerdas dan pintar tapi dari keluarga miskin. Sebuah fakta yang rada muram dan layak direnungkan.

Namun itulah fakta yang terungkap dari sebuah studi saintifik yang dilakukan oleh para peneliti pada Center on Education and Workforce, Georgetown University, USA.

Penelitian itu memang dilakukan di Amerika, namun tampaknya hasil serupa juga akan terjadi jika riset itu dilakukan di berbagai negara lainnya di dunia, termasuk di Indonesia.

Continue reading

5 Prinsip Finansial yang Kudu Anda Patuhi agar Tidak Jatuh Miskin

Kesuksesan finansial yang penuh dengan keberkahan tak pelak merupakan salah satu harapan banyak orang. Faktanya, jutaan orang tiap pagi bekerja keras hingga petang hari, ya tak lain demi pemenuhan kebutuhan dan sukses finansial ini.

Nah untuk bisa meraih sukses finansial ini terdapat 5 prinsip kunci yang kudu dipatuhi dan dijalankan. Kalau 5 prinsip ini gagal dilakukan, maka kemungkinan besar kondisi finansial Anda akan termehek-mehek. Anda bisa jatuh miskin.

Apa saja 5 prinsip tersebut? Mari kita bedah satu demi satu di pagi yang cerah ini. Continue reading

3 Skenario Kenapa Anda Gagal dan Nasib Hidup Tetap Stagnan

Mungkin Anda semua punya harapan indah tentang masa depan Anda. Atau barangkali Anda punya sekeping angan-angan untuk hidup yang lebih baik dan mengesankan.

Namun sayangnya, tak semua harapan indah itu bisa menjelma menjadi sekepal realitas. Acapkali angan-angan manis itu kudu berakhir dalam fatamorgana kosong yang terasa begitu pahit.

Nasib hidup lalu tetap seperti ini, stuck, dan entah kapan akan bisa berubah. Continue reading