Ilusi Motivasi : Kenapa Tekad Anda untuk Meraih Kebebasan Finansial akan Gagal?

Kenapa kekuatan tekad dalam diri kita untuk terus gigih berjuang mengubah nasib, mudah tenggelam? Atau kenapa kita mudah kehilangan ketekunan dan konsistensi, sehingga proses untuk wujudkan financial freedom menjadi makin jauh dari harapan?

Kekuatan tekad (atau willpower) tak pelak merupakan pilar kunci agar kita bisa sukses berjuang taklukkan beragam tantangan. Masa depan kita bisa suram jika kita mudah kehilangan willpower.

Lalu bagaimana solusinya agar kita sukses wujudkan impian hidup?

Willpower itu intinya adalah kekuatan tekad dalam diri kita untuk melakukan sesuatu dengan sukses dan tuntas. Willpower merupakan tenaga yang membuat kita bisa memiliki motivasi untuk terus gigih berjuang.

Tanpa kekuatan tekad yang kuat, maka kita akan mudah kehilangan motivasi. Dan saat willpower serta motivasi dalam diri kita surut, maka proses untuk jalani action secara konsisten akan gagal di tengah jalan. Otomatis impian untuk menjadi makin kaya akan lenyap ditelan fatamorgana.

Kabar buruknya adalah ini : willpower dalam tubuh kita itu memang mudah hilang.

Studi ilmiah yang dilakukan Profesor Roy Bauimester dalam bukunya yang terkenal berjudul Willpower : Rediscovering the Greatest Human Strength, menemukan fakta bahwa kekuatan willpower dalam tubuh kita itu memang mudah menguap.

Kenapa mudah menguap hilang? Sebab tiap hari pikiran kita dibebani aneka problem : problem macet di jalanan, problem kerjaan di kantor, problem biaya hidup yang makin mahal, problem merasa jenuh dengan pekerjaan di kantor, hingga problem emosi gara-gara menyimak berbagai berita hoax.

Semua problem itu ternyata membuat pikiran kita mengalami kelelahan. Istilahnya brain fatigue.

Dan saat otak kita mengalami kelehan mental karena memikirkan berbagai problem, maka willpower dalam tubuh kita pelan-pelan juga pudar. Kenapa? Sebab cadangan willpower ini sudah habis terpakai untuk memikirkan berbagai problem yang tak kunjung habis tersebut.

Akibat selanjutnya menjadi kelam : saat willpower dalam tubuh kita makin menipis, maka daya juang dalam diri kita ini juga akan makin nyungsep. Dengan kata lain, daya kegigihan dan daya ketekunan kita untuk menjalankan sebuah action dengan tekun, juga menjadi lenyap.

Segenap kegigihan, konsistensi dan ketekunan itu menjadi lenyap sebab tak ada lagi kekuatan willpower dan motivasi dalam diri kita untuk melakukan semuanya.

Itulah kenapa saat kita mau berjuang menjadi lebih sukses atau menjadi lebih kaya, kita tidak boleh semata hanya andalkan kekuatan willpower dan motivasi dalam diri kita.

Sebab sekali lagi : motivasi dan willpower dalam tubuh kita itu memang mudah menurun.

Mau berjuang menjadi kaya hanya dengan mengandalkan kekuatan motivasi adalah sebuah ilusi.

Sebab memang motivasi dan willpower dalam diri kita itu tidak pernah bisa diandalkan. Kekuatan motivasi dan willpower dalam tubuh kita mudah lenyap disergap beragam problem kehidupan.

Lalu bagaimana solusinya? Faktor lain apa yang bisa kita andalkan untuk menemani kita dalam perjalanan meraih financial freedom?

Studi-studi saintifik tentang Human Behavior menunjukkan ada faktor lain yang sejatinya bisa membantu Anda untuk lebih sukses dalam perjuangan menjadi manusia yang makmur dan tajir; dan bukan hanya andalkan kekuatan diri sendiri.

Faktor itu disebut sebagai Kekuatan Konteks Lingkungan. Dalam hal ini sebaiknya kita melakukan rekayasa konteks lingkungan di sekitar kita, agar mampu mendukung pencapaian life goals yang kita angankan.

Upaya rekayasa kekuatan konteks harus kita arahkan pada dua jenis lingkungan. Mati kita bedah satu demi satu.

Rekayasa Kekuatan Konteks #1 : Lingkungan Sosial

Pada akhirnya, pola perilaku, habit dan juga ketekunan kita dalam menjalankan action itu akan amat dipengaruhi oleh lingkungan sosial dimana kita berinteraksi.

Perilaku kita mudah menjadi buruk jika lingkungan sosial di sekitar kita juga memiliki perilaku kolektif yang buruk. Misal banyak anak remaja menjadi perokok karena teman-teman di sekitarnya juga merokok.

Demikian juga, sebuah studi menunjukkan : Anda akan cenderung ikut menjadi gemuk, jika teman-teman Anda banyak yang gendut tubuhnya.

Jadi kegemukan itu menular. Pola perilaku makan teman-teman di sekitar Anda amat menentukan pola makan Anda juga.

Hal yang sama juga terjadi jika teman-teman Anda merupakan orang yang konsumtif. Perilaku Anda akan ketularan menjadi konsumtif pula.

Sebaliknya, studi juga menunjukkan Anda akan menjadi lebih rajin olahraga jika sering bergaul dengan orang-orang yang juga aktif melakukan olahraga.

Demikian juga, Anda akan cenderung menjadi orang yang lebih produktif, optimis, dan punya disiplin tepat waktu, jika rekan-rekan di sekitar Anda semuanya mempraktekkan sikap-sikap positif tersebut.

Perilaku orang di sekitar kita itu mudah menular pada diri kita. Efek ini acap disebut sebagai Behavior Contagion Effect.

Pelajarannya adalah : kita selayaknya lebih cermat dalam memilih lingkungan sosial di mana kita berinteraksi. Bijaklah dalam memilih lingkaran pergaulan sosial.

Kalau Anda ingin lebih sukses meraih kebebasan finansial, maka sering-seringlah berinteraksi dengan orang yang sudah berhasil meraihnya. Lakukan ATM : amati, tiru dan modifikasi perilaku yang terbukti sudah berhasil membuat seseorang meraih financial freedom.

Sebaliknya, jauhi atau hindari orang yang pesimis, terlalu mudah nyinyir, dan punya mentalitas miskin dalam dirinya.

Sebab ingat : perilaku sosial itu amat mudah menular.

Rekayasa Kekuatan Konteks #2 : Lingkungan Fisik

Lingkungan fisik dimana kita berada ternyata juga amat mempengaruhi pola perilaku kita.

Saya mau cerita : saat libur lebaran kemarin di kampung halaman selama 12 hari, pola makan saya menjadi berantakan. Semua kuliner lokal saya santap, tak peduli banyak lemak atau tidak. Tak lupa juga ngemil aneka kue lebaran seperti nastar dan biskuit Khong Guan. Berat badan saya mendadak naik kembali.

Padahal kalau tinggal di Bekasi, saya sangat disiplin menjalankan pola makan yang relatif sehat. Namun kebiasaan ini berubah total saya saya melakukan “perpindahan geografis” ke kampung halaman saya di Pekalongan.

Demikian juga saat tinggal di Bekasi, saya rajin olahraga sebab lokasi gym sangat dekat dengan rumah saya. Namun saat pulang ke kampung halaman, saya mendadak tidak pernah lagi bisa olahraga. Alasannya bukan karena malas, namun lokasi gym di kampung saya amat jauh lokasinya.

Poinnya adalah ini : lingkungan fisik di sekitar kita itu ternyata juga amat mempengaruhi pola perilaku kita.

Kita akan menjadi lebih disiplin berolahraga, atau disiplin menjalani pola makan sehat, jika lingkungan fisik di sekitar kita mendukung tumbuhnya habit itu.

Apa implikasinya? Kita selayaknya lebih jeli mendesain atau merekayasa lingkungan fisik di sekitar kita agar lebih kondusif bagi tumbuhnya good habits.

Misal untuk bisa meraih financial freedom, maka salah satu caranya adalah bisa mendapatkan income sampingan yang melimpah. Atau punya skills yang makin meningkat agar earning power menjadi lebih bagus. Nah, lingkungan fisik seperti apa yang harus kita desain, agar mendukung langkah kita melakukan semua hal tersebut.

Atau contoh lain : saya tahu agar bisnis online saya makin sukses dan mendatangkan banyak uang, maka saya harus lebih banyak belajar tentang ilmu bisnis. Nah lingkungan fisik seperti apa yang harus saya tata, agar saya menjadi lebih terdorong untuk rajin belajar tentang ilmu tersebut.

Inilah rekayas konteks yang saya lakukan : tiap malam saya memilih untuk mematikan hape, dan kemudian mendekatkan buku-buku bisnis di dekat meja kamar saya. Apa tujuannya? Agar saya menjadi lebih mudah membaca dan mempelajari buku bisnis yang relevan. Buku yang bermanfaat saya dekatkan dengan jangkauan mata. Lalu hape yang distraktif saya matikan dan jauhkan dari jangkauan tangan.

Itu semua adalah contoh tentang rekayasa konteks lingkungan fisik. Yakni apa yang harus saya lakukan agar konteks lingkungan fisik di sekitar saya mampu mendorong saya untuk melakukan perilaku yang kompatibel dengan percepatan rezeki.

DEMIKIANLAH, dua kekuatan konteks di sekitar kita yang ternyata amat menentukan pola perilaku kita, termasuk perilaku untuk menjadi makin kaya dan sukses meraih kebebasan finansial. Kedua kekuatan konteks ini adalah lingkungan sosial dan lingkungan fisik di sekitar kita.

Jika Anda ingin sukses mengubah perilaku agar makin sukses, jangan hanya andalkan kekuatan tekad dan motivasi. Anda juga harus mendesain agar kedua jenis lingkungan tersebut mendukung proses perjuangan Anda meraih impian hidup.

Selamat berjuang. Semoga sukses.

Untuk melengkapi tulisan di atas, saya juga sudah siapkan sajian video pendek yang sangat inspiring tentang kenapa willpower does not work.

Simak video ringkas nan renyah ini demi masa depan yang lebih gemilang 🙂 🙂
.

13 thoughts on “Ilusi Motivasi : Kenapa Tekad Anda untuk Meraih Kebebasan Finansial akan Gagal?”

  1. Tidak rugi Senin pagi sering mampir ke sini.
    sejenak membaca artikel=artikel mencerahkan dan WOW dari blog legendari sini.

    satu kalimat yang cukup menggelitik:
    “ika Anda ingin sukses mengubah perilaku agar makin sukses, jangan hanya andalkan kekuatan tekad dan motivasi. ”

    setuju, makanya para motivator yang dulu pernah berjaya dengan joke-joke MENGGELAR bak halilintar sekarang sudah tidak diminati lagi.
    “lah piye maneh Mas, kemarin ikut seminar, workshop, outbound, camp motivasi, hari ini hilang musnah tak berbekas di telan kesunyian” 🙂

    Salam sukses penuh keberkahan

  2. Always mencerahkan dg tips2 ringan namun mencetarkan..

    Seseorang akan kadarluarsa kalau dia berhenti untuk percaya pada diri nya sendiri..

    Happy monday

  3. Saya suka banget tulisan bang Yodh kali ini. Bukan karena kontennya. Tapi karena bang Yodh ternyata orang Pekalongan.
    Salam sakpore lur.
    Mantap sama-sama orang Pekalongan.

  4. Point no. 2 sepertinya yang terutama harus saya praktekkan secepatnya. Terima kasih mas Yodhia, artikel yg sangat bermanfaat.

  5. Benar sekali, tekad mau merubah nasib ini mudah menguap…
    1-2 Minggu akan kembali ke Zona nyaman…
    Itu sebabnya banyak orang yang stagnan ……

  6. Saya setuju, bahwa lingkungan sosial dan lingkungan phisik sangat berpengaruh terhadap tekad atau will power kita.

    Itulah sebabnya dengan siapa kita bergaul, sangat menentukan seperti apa diri kita jadinya.

    Demikian juga, dimana kita berada atau sering berada, juga akan menentukan, akan menjadi seperti apa diri kita.

    Jadi kita harus pandai memilih dengan siapa kita bergaul, dan dimana kita seringkali berada.

    Thanks Bang Yodhia.

    https://distribusipemasaran.com/

  7. Di tengah lalu lintas informasi dan berita, dari WA, blog, youtube, tv, dll lama kelamaan bisa menurunkan motivasi awal untuk berbuat sesuatu.

    Lalu, cara termudah untuk memilih dan memilah hal penting bagi diri sendiri, caranya gimana pak?

  8. “Pada akhirnya, pola perilaku, habit dan juga ketekunan kita dalam menjalankan action itu akan amat dipengaruhi oleh lingkungan sosial dimana kita berinteraksi.”

    Setuju sekali. Lingkungan memang mempengaruhi dan berdampak besar.

Comments are closed.