Hidup ini mungkin akan berjalan dengan lebih semarak kalau saja kualitas keunggulan para great performers bisa dengan mudah di-replikasi ke banyak orang. Tidakkah sebuah kenyataan yang indah jika saja misalnya, kita bisa mengkloning Bill Gates menjadi 10, atau mengkloning seorang Rudy Hartono menjadi 100?
Meski tidak sama persis dengan proses kloning, dalam ilmu perilaku manusia (human behavior) sesungguhnya telah lama dikenal teknik untuk melakukan proses replikasi atau duplikasi atas keunggulan semacam itu. Para pakar human behavior menyebutnya sebagai proses modeling. Esensi modeling ini mungkin mirip-mirip dengan kloning : yakni bagaimana kita mengekstrak benih-benih keunggulan dari seorang manusia (yang dianggap hebat), untuk kemudian mencangkokkan benih itu kepada manusia lainnya.
Dari sejumlah riset mengenai perilaku manusia, teknik modeling ini merupakan salah satu pilihan metode ampuh untuk memodifikasi perilaku manusia menuju keunggulan (excellence). Lalu apa saja yang kudu dilakukan untuk melakukan proses modeling itu? Berikut lima langkah praktikal yang barangkali bisa dilakoni untuk melakukannya.
Langkah yang pertama adalah menanyakan pada diri Anda sendiri : What do you want to excel in? Dalam area atau bidang apa Anda ingin menjadi hebat? Contohnya saja Anda benar-benar ingin menjadi seorang entrepreneur yang sukses. Atau mungkin hendak menjadi leader-manager yang tangguh dan berprestasi. Kalau mengambil contoh dari saya sendiri, maka saya berhasrat menjadi penulis blog yang bagus.
Langkah kedua adalah mencari dua atau tiga orang yang sudah terbukti sukses dalam area yang Anda inginkan tersebut. Jika ingin menjadi wirausahawan, carilah tiga sosok yang menurut kita sudah benar-benar terbukti sukses. Tiga sosok ini bisa kita cari melalui lingkungan sekitar kita, kerabat, atau juga dari beragam cerita yang ada di media. Demikian juga dalam contoh leader-manager yang sukses. Kita mesti mencari tiga role model yang bisa kita teladani. Kalau kembali dengan contoh saya, maka salah satu sosok penulis yang ingin saya teladani adalah Goenawan Mohamad, penyair unggul yang juga salah satu pendiri majalah Tempo.
Langkah ketiga, adalah mengidentifikasi common practice yang telah dipraktekkan oleh ketiga role model itu. Apa saja key succes factors yang secara umum dipraktekkan oleh ketiga figur teladan itu? Teknik dan strategi apa yang menjadikan ketiganya menjadi entrepreneur sukses misalnya? Apakah model bisnisnya, apakah strategi pemasarannya, atau apakah faktor sikap mentalnya? Demikian juga dalam dalam kasus leader-manager, kita mesti mencari faktor dibalik kehebatan prestasi mereka. Kualitas dan perilaku spesifik seperti apa yang telah sama-sama dipraktekkan oleh ketiga model tersebut sehingga membuat mereka menjadi hebat?
Dalam kasus saya misalnya, saya melihat faktor kekuatan menulis Goenawan Mohamad terletak pada serangkaian kualitas berikut ini : ketajaman memilih diksi (pilihan kata), kepiawaian merangkai kalimat secara prosais nan puitis, penguasaan yang amat kaya terhadap beragam literatur dunia, dan hampir selalu mengakhiri setiap tulisannya dengan kalimat yang menggugah dan membius.
Langkah keempat dan paling penting : praktekkan semua yang telah Anda pelajari dalam langkah ketiga. Take real action adalah kata kunci disini. Secara bertahap, lakukan tindakan sesuai dengan resep jitu yang telah Anda ekstrak dari para role model Anda tersebut. Dua tulisan saya (bisa Anda baca disini dan disini) merupakan contoh spesifik dimana saya mencoba mempraktekkan resep kekuatan menulis dari sang teladan : yakni bagaimana merangkai sebuah tulisan yang indah, puitis dan sekaligus diakhiri dengan kalimat yang membius dan menggugah.
Langkah kelima atau terakhir adalah : refine dan improve. Apa yang bisa Anda pelajari dari langkah 4? Strategi dan tindakan apa yang telah dapat Anda lakukan dengan berhasil, dan apa yang belum? Dan apa yang mesti harus diperbaiki dari tindakan Anda ini? Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan ini akan membantu Anda untuk terus melakukan continous improvement dalam proses mencapai keunggulan.
Demikianlah lima langkah untuk melakukan proses modeling. Dalam proses pelaksanannya kita pasti akan menemui jalan terjal nan berliku. Namun jika kita mampu melakoninya dengan tekun dan konsisten, jalan setapak menuju kesuksesan mungkin pada akhirnya bisa kita singgahi.
Note : Jika Anda ingin mendapatkan file powerpoint presentation mengenai management skills, strategy, marketing dan HR management, silakan datang KESINI.
good tips, pak. kayak step2 dalam sebuah pm ya…
*kayak strategi bangsa jepang yah mulai meniru kemudian memperbaiki dan terakhir membuat sesuatu yang baru sama sekali yang jauh dari kualitas sebelumnya yang ditiru dan diperbaiki sedikit demi sediki*
refine & improve. ini point paling penting menurut saya. menurut saya harus terjadi sebuah “aku-fikasi” or “saya-fikasi” dalam memahami sesuatu.
saya kagum dengan steve job, bill gates, dan pasangan pendiri google. masalahnya apakah pendekatan mereka tepat dengan budaya kita?
proses “menangkap esensi pendekatan sang role model” dengan “kesesuaian dengan kultur, budaya, masyarakat, pola, etc yang berlaku di area bermain kita sangat penting saya fikir.
keep lightning sir 🙂
Sejak semula saya kagum akan pilihan kata dan rangkaian kalaimat dalam semua posting tulisan-tulisan di blog ini. Mungkin seperti semua pembaca blog ini yang telah membaca banyak buku-buku yang bermutu dengan topik yang sama dengan blog ini, tetapi tetap saja tulisan-tulisan Mr. Yodia terasa lain dan berbeda. Bagi saya sendiri selain memang renyah, tetapi “hidup dan terus menari-nari” di benak saya. Rahasianya telah diungkapkan oleh Mr. Yodia, meneladani Goenawan Mohamad. Pantes aja.
saya jadi ingat perkataan orang tua saya dulu, kalo orang jawa punya semboyan kalo pingin sukses lihatlah orang yang sukses itu sembari lakukan 3N (niteni = mencermati / menandai, niroake = meniru & nambahi = memberi nilai tambah )
sukses terus buat blognya pak….
Kalo saya pengen jadi seperti mas Yodia… 🙂
saya juga menjadikan bang Yod sebagai role model, baik dalam menulis maupun pengetahuannya ttg SDM. Dan saat ini saya sudah satu langkah menuju impian saya. mohon doanya bang Yod aja 😀
Tips yang bagus untuk diterapkan.
Mengkloning fisik mungkin lebih mudah dibandingkan mengkloning perilaku atau kemampuan. Domba Dolly bisa dibuat dengan teknologi genetika terkini, namun apakah ada teknologi untuk mengkloning perilaku? Kitalah yang menentukan, bukan teknologi bila kita ingin berubah.
Pingback: Bagaimana Cara Mengkloning Barisan High Performers? Behavior Modeling | blog strategi + manajemen
Pingback: Bagaimana Cara Mengkloning High Performers?
cloning ada persamaan dengan duplikasi mau panadi seperti orang pintar kita cloning cara dan riwayat hidupnya
tulisan yang begitu menginspirasi!
saya korban peretasan dan saya ingin mengambil kerugian yang saya derita selama ini
aku copy ya kak ke blog aku, aku lagi ada tugas ini 🙂 makasi ya ak ilmu nya
kelihatannya hasrat Pak Yodhia sudah tercapai 😀