Menganyam perubahan untuk menjadi insan yang lebih baik (a better person) mungkin sebuah kidung yang selalu ingin kita dendangkan dengan penuh kejernihan. Didalamnya ada berlarik tembang untuk mengajak kita menjadi insan yang lebih baik : menjadi lebih agamis, lebih sehat, lebih sejahtera, atau menjadi lebih berguna bagi sesama dan alam semesta. Siapa tidak ingin seperti itu?
Aih, aih, kalau saja langgam kehidupan bisa terus berputar indah semacam itu. Namun sialnya, syair perubahan justru sering bernada muram : kenapa kehidupan spiritual saya kok gitu-gitu saja, kenapa makin tua saya kok makin sering sakit-sakitan, dan kenapa sudah lama cari nafkah, kok tabungan saya ndak nambah-nambah, malah sering defisit?
Ya, kenapa dendang perubahan ke arah yang lebih baik acap menemui jalan yang terjal? Lalu bekal apa saja yang mesti dimasukkan dalam koper agar kita mampu melewati jalan yang berliku itu? Tulisan kali ini mau mengajak kita bertamasya dan menengok sejumlah bekal kunci yang kudu diracik kala kita mau menghidangkan sajian kehidupan yang lebih baik, yang lebih mak nyus.
Beragam studi tentang personal development menyebutkan setidaknya dua elemen kunci yang layak menjadi bekal bagi kita untuk menjadi a better person.
Elemen pertama yang amat penting jika kita bicara tentang perubahan personal ke arah yang lebih baik adalah ini : you, yourself. Pepatah bijak mengatakan perubahan paling hakiki hanya bisa terjadi jika ia dimulai dari kesadaran diri kita yang paling dalam. Perubahan hanya akan muncul kalau kita sendiri sudah punya tekad, komitmen dan merajut tindakan untuk berubah.
Sebaliknya, kalau kita punya bakat untuk menjadi orang yang ndablek, maka ribuan khotbah, nasehat dan buku-buku panduan/motivasi tak akan pernah memberikan jejak yang panjang.
Kalau begitu, apa yang bisa dianyam agar diri kita mau melentik, berubah ke arah yang lebih baik? Pertama, mungkin dengan mengingat dan menghayati benefit yang akan bisa dipetik kalau kita berhasil melakukan perubahan : benefit yang akan direngkuh kalau kita rajin berolahraga, kalau kira rajin sholat tahajud, atau kalau kita berhasil merajut perjalanan karir yang cemerlang. Fokus pada benefit biasanya akan mendorong kita lebih bersemangat untuk melakoni ritual perubahan.
Yang kedua, diri kita cenderung akan mau melakukan perubahan, jika diawali dengan hal yang kecil (start small). Sejumlah studi menunjukkan perubahan personal akan cenderung lebih berhasil jika diawali dengan sesuatu yang kecil, gradual dan manageable.
Karena itu, alih-alih berambisi melakukan olah raga setiap hari satu jam, kenapa tidak memulainya dengan cukup jalan kaki selama 5 menit saja. Alih-alih bertekad sholat tahajud setiap malam, kenapa tidak memulainya dengan hanya satu minggu sekali. Atau alih-alih bermimpi menjadi saudagar besar, kenapa tidak memulai usaha dengan hanya modal 2 juta perak misalnya.
Poinnya adalah ini : start small, gradual, dan lakukan dengan enjoy. Pelan-pelan semuanya akan melentik menjadi perubahan personal yang dramatis, dan berdampak signifikan.
Setelah elemen diri sendiri, maka elemen kedua yang berperan dalam perubahan personal adalah ini : konteks atau lingkungan dimana Anda ber-interaksi dan bekerja. Ada pepatah yang mengatakan begini : kalau Anda ingin berbau wangi, maka bergaul-lah dengan para penjual minyak wangi. Dan kalau Anda ingin berbau minyak tanah, maka bergaul-lah dengan para penjual minyak tanah.
Betapa benarnya pepatah tersebut.
Jadi, kalau Anda ingin menjadi lebih agamis, ceburkan diri Anda dalam teman-teman yang religius. Kalau ingin sehat, maka bersahabatlah dengan mereka yang cinta dengan olahraga.
Sebaliknya, jika Anda ingin berubah menjadi manusia yang disiplin, jangan biarkan diri Anda tenggelam dalam lingkungan kerja yang tidak menghargai ketepatan waktu, yang menonjolkan budaya kerja santai. Dan kalau Anda ingin menjadi pribadi yang optimis dan positive, jangan pernah biarkan Anda tergelincir dalam lingkungan toxic, yang hanya berisikan keluhan dan pola pikir negatif.
Sebab lingkungan itu menular. Sebab lingkungan itu pelan-pelan akan mengubah diri Anda.
Demikianlah, dua bekal kunci yang akan membawa kita menjelajahi perjalanan pengembangan diri (personal development). Yang pertama : start from yourself, and start small. Lalu, tenggelamkan diri Anda dalam lingkungan yang kuyup dengan tujuan hidup positif.
Jalan menuju perubahan nasib dan kehidupan yang lebih baik tetaplah terjal. Namun kita mungkin tetap harus mendedahkan ikhtiar sekuat hati.
Sebab di ujung jalan sana, terdengar syair yang rasanya elok didengar : sebab hidup kita akan berubah ke arah yang lebih agamis, lebih sehat, dan lebih sejahtera sentausa.
Photo Credit by : Lucie @flickr.com
Mulai minggu ini, Anda bisa men-share semua artikel di Blog Strategi + Manajemen melalui ikon dibawah ini. Can you please share this inspiring article to your friends. Thanks !!
Wah terima kasih pak…kemarin saya juga sempat membaca di zenhabits.net bagaimana merubah kebiasaan diri pribadi kita menuju lebih baik..ditambah postingan bapak pagi ini, jadi semakin semangat untuk menjalani sisa 15 hari ramadhan untuk berubah menjadi insan yg lebih baik lagi.
sekali lagi terima kasih pak π
Hal yang sulit terkadang memang mendisiplinkan diri , π
kalau boleh di bilang lingkungan juga bisa membentuk karakter kita..
dan saya katakan dengan membekali diri dengan ilmu, dan bergaul dengan blog ini semoga saya jadi lebih baik.. hehehehe
Jika seseorang di cap “ndablek”,menurut saya itu bukanlah bakat,tp.berawal dr apa yg dia fikirkan,kemudian sikap dia thd yg dia pikirkan td,dan tanpa sadar dilakukan dlm.perilakunya.
perilaku yg menjadi kebiasaan sehari-hari akan tumbuh menjadi kharakter.
proses menjadi karakter akan lbh cepat jika lingkunagn mendukung.maka ada baiknya kita amati kebiasaan kita sehari2,apakah akan menjadi karakter yg baik atau yg jelek.
Salam,
Wahyudi
http://www.whjobs.info
ada tambahan lagi..
CINTAI orang tua ANDA…terutama IBU anda sendiri….
seberhasil apapun ANDA jika hubungan antara anda dan IBU anda sepertinya
selalu mencari kesempatan untuk MENYIKSA secara batin atau lahir
niscaya personality Anda akan terjerumus dalam KEGELAPAN tuk selamanya…
Terima kasih atas inspirasi paginya, Pak. Saya sangat tertarik dan terinspirasi dengan konsep βstart smallβ. Akan saya coba π
Pak Yodhia dan rekan peningmat blog ini !
1. Jika suatu lingkungan kerja telah berjalan dengan budaya santai cukup lama, mungkin juga sudah “telelap dalam mimpi” supaya ada perubahan idealnya diawali dari mana? Top management atau dari karyawan yang ada dibawah?
2. Bagaimana baiknya terhdap mereka yang seakan-akan mempertahankan status quo-nya, yang notabene-nya berada diatas kita?
setuju dengan pak Yod, kalau perubahan dimulai dari dalam diri sendiri akan sangat membantu membentengi diri ketika berada di lingkungan yang kurang kondusif…
alhamdulillah dengan start small yang saya aplikasikan setahun belakangan, banyak perubahan besar yang terjadi. π
sukses selalu untuk pak Yod,
Ramadhan ini memang momentum perubahan, tidak hanya harus lebih agamis, tapi bisnis juga harus berubah…saatnya naik ke level yang lebih tinggi…sementara ratusan juta dulu saja…
Luar biasa pencerahannya pak yodhia. Sejalan dgn ajaran islam; Allah SWT tdk akan merubah nasib suatu kaum sehingga mreka merubah nasibnya sendiri. Subhanallah.
wahh.. terima kasih infonya pak.. dahsyat sekali!!
niat hati ingin disiplin, namun apa daya rekan kerja senior lebih mempengaruhi diri ini. mudah-mudahan cepat dimutasikan.
“Ada pepatah yang mengatakan begini : kalau Anda ingin berbau wangi, maka bergaul-lah dengan para penjual minyak wangi. Dan kalau Anda ingin berbau minyak tanah, maka bergaul-lah dengan para penjual minyak tanah”
Yup q setuju dengan pepatah ini, kalau mau lebih sukses belajarlah sama orang yang yang sudah sukses.
Yes….start small….rasanya semuanya jadi mudah dan sederhana….bukankah kita juga awalnya dari “small”. Sip…salam pindangtetel Bro.
start small, gradual, dan lakukan dengan enjoy. Pelan-pelan semuanya akan melentik menjadi perubahan personal yang dramatis, dan berdampak signifikan
Siip..insyaAllah Pak Yodhia..saya tau blog Anda dari ebook yg dberikan rekan saya..very inspiring π
Saya tadi exicite banget sama judulnya “story”, “story”nya di sebelah mana ya?
Betul banget Pak Yodhia, dulunya memulai yang kecil itu sangat berat. Tapi lama-kelamaan kalo nggak mengerjakan, rasanya kok ada yang aneh. he..he..
senang bisa mendapat inspirasi baru,,,terima kasih pak yod. semoga saya bisa menularkan ini kepada rekan-rekan saya.
Alhamdullillah setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangan dan patut disyukuri karunia illahi thank’s
Terima kasih Pak Yodhia,
Sangat menginspirasi…. memang benar pendapat yang mengatakan “Perubahan haruslah dimulai dari diri sendiri , maka lambat laun dampaknya akan keluar ke sekitar kita “
saya sangat setuju sekali pak.. Lakukan dulu mulai dari yang kecil. Yang penting rutin dan kalau bisa ada temennya jadi bisa saling menyemangati kalau udah ada yang menurun semangatnya
semangat dan terus berkembang adalah cita luhur manusia diciptakan oleh sang Khalik… terima kasih pak atas artikel yang sangat baik dan bermanfaat.
bener banget Pak, lingkungan memang berpengaruh banget buat kita menjadi sukses atau ngga..belajar dari hal kecil, step by step, untuk menjadi lebih baik..pencerahan yang luar biasa