3 Pelajaran Bisnis yang Epik dari Ranking 15 Brand Paling Mahal di Dunia

Brand yang legendaris tak pelak merupakan salah satu driver utama sebuah kinerja bisnis yang gemilang.

Branding Management dengan demikian merupakan sebuah ikhtiar magis yang layak terus dikibarkan demi sukses finansial yang masif.

Lalu brand apa saja yang nilainya paling mahal di dunia?

Setiap tahun, lembaga konsultan branding terbaik di dunia bernama INTERBRAND merilis ranking brand-brand paling mahal di dunia. Firma ini secara ekstensif melakukan analisis untuk mengukur VALUE sebuah brand atau nilai finansial sebuah brand (brand value). Dengan kata lain, jika di-uang-kan berapa nilai brand tersebut. Makin mahal tentu artinya brand itu memang memiliki kekuatan yang powerful.

Kriteria yang digunakan untuk mengukur brand value antara lain adalah : kinerja penjualan brand tersebut, tingkat profitabilitas brand, serta juga elemen kunci lainnya seperti keunikan brand, originalitas, konsistensi kinerja, hingga responsiveness dan clarity sebuah penampilan brand.

Data terkini yang menunjukkan peringkat 15 BRAND PALING MAHAL SEDUNIA ada dalam daftar berikut, lengkap dengan nilai finansial brand-nya.

1. Apple (Nilai brand : Rp 3200 triliun)
2. Google (Nilai brand : Rp 2300 triliun)
3. Amazon (Rp 1750 triliun)
4. Microsoft (Rp 1500 triliun)
5. Coca Cola (Rp 880 triliun)

6. Samsung (Rp 850 triliun)
7. Toyota (Rp 780 trliun)
8. Mercedes Benz (Rp 700 triliun)
9. Mc Donalds (Rp 630 triliun)
10. DISNEY (Rp 600 triliun)

11. BMW (Rp 570 triliun)
12. IBM (Rp 560 triliun)
13. INTEL (Rp 560 triliun)
14. Facebook (Rp 540 triliun)
15. NIKE (Rp 450 triliun)

Ada tiga catatan menarik yang layak didedahkan berkaitan dengan ranking 15 brand termahal di dunia tersebut. Mari kita bedah satu demi satu sambil ditemani secangkir kopi susu gula aren.

Brand Note #1 : Consumer Technology is King

Dari daftar di atas terlihat bahwa, banyak brand termahal di dunia yang didominasi oleh consumer technology companies yang diwakili oleh 8 perusahaan yakni : Apple, Google, Amazon, Mirosoft, Samsung, Intel, dan Facebook (IBM juga perusahaan teknologi namun lebih menyasar pasar bisnis).

Apple meraih brand value tertinggi di dunia, agak jauh di atas Google di peringkat kedua. Kesuksesan masif penjualan iPhone selama ini memberikan peran bagi kekuatan brand value Apple. Namun sejumlah analis memprediksi kekuatan brand value ini akan makin menurun, sejalan dengan penjualan iPhone yang menunjukkan tanda-tanda stagnasi (di pasar hape terbesar dunia yakni di negara China, penjualan Apple makin kalah jauh dibanding Huawei, Oppo dan Redmi).

Untuk mencegah penurunan revenue, saat ini Apple juga merilis layanan baru berama Apple TV+ yang sama persis dengan layanan Netflix. Namun apakah Apple sanggup melawan dominasi Netflix di pasar premium video streaming – kita lihat saja nanti.

Lepas dari kiprah Apple, maka dominasi perusahaan consume technology ini tak pelak merupakan tanda bahwa zaman memang terus bergerak ke arah digital economy (digitalnomics).

Dominasi brand Apple, Google dan Amazon serta Micosoft menjadi penanda bahwa ke depan pasar bagi layanan berbasis digital akan terus merebak, sejalan dengan ledakan smartphone dan app economy.

Brand Note #2 : Powerful Brand Management

Jika kita telisik daftar 15 brand di atas, maka kita tahu semuanya memang merupakan brand yang sangat powerful. Dengan kata lain, semuanya memiliki brand image yang super solid.

Apa sejatinya kunci utama bagi tumbuhnya kekuatan brand yang gemilang? Yang pertama dan paling utama tentu saja adalah karena kekuatan produk yang mereka hadirkan selama ini. Dengan sangat konsisten, mereka selalu bisa menghadirkan beragam produk dan layanan yang inovatif dan karena itu selalu bisa menjaga loyalitas pelanggannya dengan efektif.

Ambil contoh Toyota dan Nike. Produk-produk yang mereka rilis selalu bisa menghadirkan kualitas yang prima, desain yang inovatif, serta didukung dengan sentuhan teknologi yang hebat.

Kita bisa mengatakan hal serupa untuk Disney (pemilik dan pengelola Marvel Cinematic Universe, Pixar dan 21st Fox). Siapa yang tak dibuat kagum dengan kreativitas dari film-film keluaran animasi Pixar?

Product Development Process yang tangguh dengan demikian selalu merupakan penopang kekuatan sejati dari sebuah brand. Maka benar sebuah pepatah yang mengatakan : sebuah produk yang bagus selalu akan bisa menjual dirinya sendiri.

Namun pada sisi lain, kekuatan magis brand juga perlu ditopang oleh kekuatan komunikasi pemasaran yang masif, konsisten dan kreatif. Dimensi komunikasi pemasaran ini bahkan kadang lebih penting daripada produk, terutama jika produk bisnis tersebut bersifat medioker atau biasa-biasa saja.

Dari daftar di atas mungkin ada dua brand yang masuk kategori menjadi brand legendaris bukan karena kekuatan produknya, namun lebih karena kedahsyatan mesin pemasarannya yang “sukses menghipnotis jutaan konsumennya di seluruh dunia”. Dua brand ini adalah Coca Cola dan McD.

Dari sisi produk, sama sekali tidak ada yang istimewa dari Coke dan McD (bahkan produk-produk mereka bisa dikategorikan sebagai “junk products” karena berdampak buruk bagi kesehatan konsumennya). Sukses dua brand global ini lebih terletak pada keahlian branding management dan komunikasi pemasaran yang repetitif dan berskala global.

Kedua brand itu masuk dalam istilah : “produk yang biasa saja, namun jika dipasarkan dengan terus menerus secara masif, maka pelan-pelan akan dianggap sebagai produk yang istimewa”.

Brand Note #3 : Tua Muda Sama Hebatnya

Dari daftar 15 brand termahal di dunia di atas, ada sejumlah brand yang usianya sudah di atas 100 tahun, di antaranya Coca Cola (usianya 127 tahun), IBM (108 tahun) dan BMW (usianya 103 tahun). Sementara Disney sudah berusia 96 tahun, dan brand Mercedes Benz berusia 93 tahun.

Pada sisi lain ada brand yang masih muda seperti Amazon (usia 25 tahun) dan yang masuk kategori ABG yakni Facebook (baru berusia 15 tahun).

Apa pelajarannnya? Bagi brand-brand yang sudah tua usianya, maka kita dibuat terkesima dengan pencapaian epik mereka yang terus mampu bertahan dalam usia yang sedemikian panjang. Jangan lupa : ribuan brand mati dalam periode 100 tahun terakhir ini.

Artinya jika ada sebuah brand yang usianya bisa melebihi 75 atau bahkan 100 tahun, maka ini menunjukkan KONSISTENSI mereka dalam menjaga kualitas dan inovasi produk-produknya; serta juga ketekunan melakukan komunikasi pemasaran yang kreatif dalam periode yang sangat panjang.

Pada sisi lain, brand-brand yang muda usianya juga ternyata bisa menjadi brand termahal di dunia – jika memang produknya sesuai dengan tren ledakan digital.

Kelahiran internet komersial di awal tahun 1990-an, ternyata memang membawa perubahan revolusioner atau “disruptive change” yang amat masif, dan akhirnya bisa melambungkan sejumlah brand dengan valuasi ribuan triliun (Google, Facebook dan Amazon adalah contoh anak kandung dan sekaligus anak emas yang lahir dari Revolusi Digital ini).

DEMIKIANLAH tiga brand notes yang layak ditabalkan dari data tentang peringkat 15 Brand Paling Mahal di Dunia.

Pada ilustrasi berikut ini, kita bisa menyaksikan bagaimana brand-brand legendaris dunia itu hadir dalam kehidupan kita sehari-hari…..

Di sebuah pagi, terlihat seorang anak muda dengan sepatu Nike baru saja turun dari mobil Toyota Rush. Ia lalu berjalan menuju ke McD untuk sarapan pagi. Tak lupa ia memesan secangkir Coca Cola.

Sambil sarapan pagi, ia membuka Samsung S9, lalu cek email melalui Gmail, dan mengirimkan dokumen Excel Microsoft ke rekan kerjanya. Setelah itu ia membuka status FB-nya, cek sebentar, dan kemudian browsing buku-buku terbaru di Amazon.

Oh ia juga tak lupa kirim chat ke pacarnya, mengingatkan nanti malam mereka akan nonton film keluaran Disney terbaru……

Photo credit by : Wallpaper

16 thoughts on “3 Pelajaran Bisnis yang Epik dari Ranking 15 Brand Paling Mahal di Dunia”

  1. Terima kasih atas sajian pagi yang mengingatkan kita untuk terus berkarya, disamping juga untuk lebih perhatian lagi dengan urusan BRAND.

    PR kita untuk BRAND dari Indonesia agar menjadi 1 dari 15 daftar diatas.

    1. Pertanyaan bagus….kriteria INTERBRAND memang memasukkan komponen global….jadi penjualan harus datang juga dari pasar global…

      Alibaba dab Tencent sebenarnya sangat tinggi nilai perusahaannya,namun mayoritas penjualan hanya dari negara China sendiri; sedikit yang berasal dari pasar global….

  2. Di sebuah pagi, terlihat seorang anak muda dengan sepatu Nike baru saja turun dari mobil Toyota Rush. Ia lalu berjalan menuju ke McD untuk sarapan pagi. Tak lupa ia memesan secangkir Coca Cola.

    Sambil sarapan pagi, ia membuka Samsung S9, lalu cek email melalui Gmail, dan mengirimkan dokumen Excel Microsoft ke rekan kerjanya. Setelah itu ia membuka status FB-nya, cek sebentar, dan kemudian browsing buku-buku terbaru di Amazon.

    Oh ia juga tak lupa kirim chat ke pacarnya, mengingatkan nanti malam mereka akan nonton film keluaran Disney terbaru……

  3. Membaca “Tua Muda Sama Hebatnya” jadi nambah semangat untuk terus berusaha, dan melakukan yang terbaik di setiap harinya. Terima kasih atas sharingnya, sangat bermanfaat

  4. kuncinya konsistensi ya Mas?

    tanya mas : misal brand sanyo atau odol dimana merupakan merk yang sangat melegenda sampai kini, apakah merknya secara valuasi nilainya turun, sebab produknya sendiri nggak ada/ atau sulit ditemukan kembali

Comments are closed.