Cara Mengembangkan Skills melalui Google University dan Youtube Academy

Sajian kali ini merupakan sambungan dari sajian minggu lalu tentang langkah kunci untuk menguasai skills yang paling menghasilkan income.

Setelah Anda sukses menentukan jenis profesi yang akan dijalani, dan sekaligus secara otomatis juga mengetahui jenis skills apa saja yang harus dikuasai, maka  proses selanjutnya adalah ini : berjibaku mempelajari dan menguasai skills tersebut.

Kabar baiknya adalah : di era digital ini, hampir semua ilmu dan skills yang ingin Anda pelajari kemungkinan besar telah tersedia di Google University atau Youtube Academy – dan kebanyakan gratis alias free.

Video-video edukasi di Youtube saya kira mampu menyajikan konten penguasaan skills yang sangat praktikal, sebab melalui video kita bisa melihat narasi dengan kombinasi visual yang  mudah dipahami. 

Selain Youtube dan Google, kini juga banyak pihak yang menawarkan kursus online berbayar. Materi kursus online ini biasanya lebih lengkap dan komprehensif dibanding yang gratisan, dan disajikan secara sistematis. Dengan mudah Anda bisa mendaftar dan mengikutinya. Beberapa penyedia kursus online berbayar yang bagus antara lain : udemy.com, masterclass.com dan EDUBISNIS.

Selain melalui Google, Youtube atau kursus online, tentu saja kita bisa belajar dari sumber yang konvensional namun tetap powerful, yakni membaca buku-buku berkualitas yang relevan dengan bidang profesi yang ingin kita tekuni.

Disini saya ingat cerita teman kita kembali, yakni si Darmanto. Dia dulu hanyalah bekerja sebagai tukang sablon di sebuah lokasi di Jakarta Barat. Darmanto ini juga hanya lulusan SMP, berasal dari kampung Randudongkal di Pemalang.

Saat bekerja sebagai buruh sablon, ia tertarik mempelajari tentang internet dan seluk beluknya, termasuk tentang cara membuat website. Lalu tiap malam selepas kerja, dia datang ke toko buku Gramedia yang dekat dengan kos-kosan di perkampungan kaum kelas bawah di daerah Grogol. 

Begitulah, tiap malam di salah satu sudut toko Gramedia, dia menghabiskan waktu berjam-jam untuk membaca berbagai buku tentang internet. Dia hanya sanggup membaca di tempat, karena dia tidak punya bayak uang untuk membelinya. Setelah membaca berbagai buku lalu ia mempraktekkan apa isinya melalui warnet yang juga dekat dengan kos-kosannya.

Melalui proses pembelajaran secara otodidak itu, Darmanto kemudian mahir membuat website dan lalu menawarkan keahliannya ini kepada khalayak ramai melalui media online miliknya (dengan alamat www.Darmanto.com). Singkat cerita, kini ia bisa mendulang income hingga puluhan juta dari skills yang ia pelajari secara otodidak dengan membaca aneka buku secara gratis di Gramedia. 

Poinnya adalah : membaca buku yang relevan dengan bidang yang ingin kita tekuni tetap masih merupakan media yang ampuh untuk penguasaan skills menjadi expert. Bahkan Darmanto yang hanya lulusan SMP berhasil membuktikan bahwa membaca buku merupakan sarana pembelajaran secara mandiri yang cetar membahana.

Dari uraian diatas terbaca bahwa sarana pembelajaran secara mandiri di era digital ini, sejatinya sangat melimpah. Ada Google, Youtube, beragam kursus online, dan juga beragam buku praktikal yang bisa kita baca kapan saja.  Semuanya memberikan impak positif bagi pengembangan skills Anda dalam bidang yang hendak Anda jalani.

Namun demikian kadangkala sejumlah orang lebih banyak menghabiskan waktu scroll-scroll, klik-klik layar hape-nya untuk konten yang sama sekali tidak berdampak bagi peningkatan skills dirinya. Bukan untuk mempelajari konten online yang relevan dengan peningkatan skills untuk menjadi expert.

Acapkali sejumlah orang menghabiskan waktu berjam-jam untuk mengkonsumsi aneka informasi online, cek status social media, lalu cek aneka olshop untuk belanja online, lalu cek media online kembali. Semuanya tenggelam dalam gelombang informasi yang tiada henti (overload information).

Lalu pelan-pelan terjadi paradoks yang kelam : informasi online yang masuk ke otak kita makin masif, namun skills rasanya tetap stagnan. Kenapa skills tetap stagnan? Ya karena ribuan informasi online yang kita nikmati via layar hape itu acapkali memang tidak berdampak sama sekali terhadap peningkatan skills.

Kalau sehari kita habiskan 2 jam saja untuk konsumsi aneka informasi online yang tidak begitu relevan, ini artinya 14 jam dalam seminggu. Kalau saja kita bisa mengalokasikan waktu 14 jam ini untuk tekun belajar meningkatkan skills, sudah barang tentu faedahnya akan lebih cetar membahana.

Harapan ke depannya Anda bisa lebih banyak menyediakan waktu dan pikiran untuk mulai melakukan proses self-learning secara konstan dan kontinual. 

Komitmen melakukan self-learning bisa dilakukan dengan cara yang sederhana dan praktikal : misal mulai besok, alih-alih menghabiskan waktu berjam-jam untuk menikmati konten online yang tidak relevan, Anda alokasikan waktu yang berharga itu untuk misal : menyimak video youtube yang isinya sangat erat dengan bidang keahlianmu; atau membaca panduan online via Google tentang cara menguasai skills yang Anda ingin kembangkan; atau membaca buku yang isinya berkaitan dengan bidang keahlianmu.

Tetapkan target bahwa setiap hari atau setiap minggu, minimal dalam beberapa jam Anda mengalokasikan waktu Anda didepan hape untuk melakukan “self learning”. Gunakan layar hape Anda sebagai media “digital learning yang powerful”, bukan sekedar sebagi media hiburan yang tidak berdampak pada perubahan skills dan income.

Sebagai misal Anda punya target setiap hari akan mengalokasikan waktu minimal satu jam untuk mempelajari aneka skills yang relevan bagi profesi Anda. Lalu di akhir pekan, alokasinya bertambah menjadi tiga jam.  Bisa juga Anda menetapkan tema-tema skills apa yang akan Anda pelajari tiap hari, sehingga setiap minggu Anda punya topik tertentu yang ingin Anda pertajam.

Dengan komitmen pembelajaran secara mandiri yang solid, maka basis pengetahuanmu akan bertambah, dan itu akan membuat proses penajaman skills bisa berlangsung dengan optimal. Dan hasilnya benar-benar akan fenomenal jika juga disertai dengan prinsip berikutnya ini, yakni : Metode Pembelajaran Terbaik adalah Learning by Doing (kita akan mengulasnya dalam sajian minggu depan).

Keep learning. Keep reading. Apply what you learn. Practice what you read.