Minggu lalu, kita telah menjelajah tentang pilihan profesi yang akan kita jalani demi memasuki dunia Gig Economy.
Selanjutnya dalam langkah berikutnya, kita akan mengulik tiga prinsip yang perlu dilakukan agar menjadi pakar atau ahli dalam bidang profesi tersebut.
Sebab dalam dunia Gig Economy mungkin berlaku prinsip ini : Your Skills Level Will Mostly Determine Your Income Levels.
Pada akhirnya level skills Anda dalam bidang profesi yang Anda jual itu memang akan amat menentukan seberapa besar income yang akan Anda terima. Semakin tinggi level keahlian Anda, maka bisanya income juga akan makin tinggi. (Meski juga harus segera ditambahkan, asal disertai dengan cara personal branding dan strategi promosi yang cerdik. Skills tinggi namun tidak paham cara mempromosikannya, hanya akan membuat dirimu jadi Sang Pujangga yang kelaparan. Strategi personal branding akan diulas dalam bagian berikutnya).
Keberanian untuk menjadi self-employed dan menjual jasa keahlian yang kita punya diawali dengan kegigihan kita untuk menjadi expert dalam bidang itu. Tentu saja proses untuk menjadi expert ini kudu melalui proses penguasaan skills yang panjang dan acap melelahkan.
Dalam konteks penguasaan skills, ini terdapat tiga prinsip kunci yang layak dikenang. Kita bisa menyebutnya sebagai Three Principles of Learning Mastery. Mari kita bedah satu demi satu.
Klik gambar untuk akses free KPI software.
Learning Mastery Principle 1 : Fokus pada Skills yang Menghasilkan Uang
Di era Gig Economy dan ledakan internet ini, ada sebuah prinsip kunci dalam dunia edukasi dan penguasaan skills, yakni : sebaiknya fokus pada skills praktikal yang memang bisa menghasilkan income melimpah.
Sebab acapkali dalam dunia pendidikan kuliah yang pernah kita jalani selama 3 hingga 5 tahun, prinsip itu sering terlupakan dan terpelanting dalam kesunyian yang pedih.
Tak jarang sarjana yang telah kuliah 4 tahun lamanya dan lulus, merasa sama sekali tidak punya skills yang marketable dan layak dijual – padahal di era ledakan internet ini peluang begitu banyak bertebaran.
Ambil contoh skills tentang SEO (Search Engine Optimization). Atau skills tentang Facebook Advertising. Atau skills tentang Dropshipping Business atau Social Media Marketing yang aplikatif. Atau skills menjadi Profitable Youtubers. Semua skills ini adalah high-income skills yang semestinya bisa dipelajari dengan sukses hanya dalam satu tahun, disertai dengan praktek yang konstan. Namun sayangnya, jarang ada materi skills aplikatif semacam itu selama 4 tahun kuliah.
Karena itu jika ada lulusan SMA yang bertanya : mas saya lebih baik kuliah S1 selama 4 tahun atau cukup ikut kursus aplikatif tentang dunia Facebook Marketing?
Jika dia tidak punya banyak uang untuk bayar kuliah, maka pilihan ikut kursus Facebook Marketing secara intensif selama hanya 6 bulan (bukan 4 tahun lamanya), adalah pilihan yang lebih rasional.
Jika dia benar-benar mempraktekkan skills FB Marketing yang aplikatif, kemungkinan besar income dia akan juah lebih tinggi dibanding lulusan S1 yang kuliah selama 4 tahun pada jurusan yang tidak jelas isinya.
Dengan kata lain, skills aplikatif yang mampu hasilkan income masif seperti FB Marketing bisa jadi jauh lebih efektif untuk membuat Anda menjadi kaya, dibanding ilmu selama 4 tahun kuliah S1 yang acap isinya sangat mengawang-awang dan sama sekali tidak membumi.
Poinnya adalah : proses akuisisi ilmu pengetahuan yang selama ini kita jalani (termasuk saat kuliah) boleh jadi kurang optimal impaknya, sebab tidak menukik pada penerapan yang praktikal dan bisa menghasilkan.
Kalau saja proses kuliah di banyak kampus selama 4 tahun, lebih difokuskan pada high-paid skills yang akan terus booming di era internet, kemungkinan besar akan lahir begitu banyak sarjana Indonesia yang bisa menguasai panggung Gig Economy skala global.
Karena itu, proses akuisisi skills dan pengetahuan yang harus Anda jalani saat ini harus diubah menjadi lebih fokus pada penguasaan skills yang segera bisa menghasilkan uang.
Sebab dalam Gig Economy, selembar ijasah S1 dan nilai IP acapkali sama sekali tidak relevan. Yang lebih penting adalah sejauh mana Anda punya skills yang bisa dijual ke pasar dan mampu memuaskan pelanggan sehingga mereka mau membayar Anda dengan mahal.
Pada langkah sebelumnya, Anda telah menentukan bidang profesi apa yang akan Anda jadikan andalan untuk meraih income yang melimpah. Dalam langkah itu, secara implisit Anda juga telah mengidentifikasi jenis skills apa yang harus Anda kuasai. Dan hampir pasti, beragam skills ini adalah skills yang bisa menghasilkan uang.
Misal jika Anda mau menekuni profesi menjadi fotografer pernikahan yang laris, maka skills wedding photography adalah kunci. Atau kalau Anda mau menjual layanan pembuatan materi presentasi, tentu skills Anda dalam pembuat powerpoint presentation harus sudah juga piawai. Demikian juga jika Anda mau menjual jasa keahlian social media marketing, maka skills tentang bidang itu harus Anda kuasai.
Artinya, proses saat Anda memilih jenis profesi apa yang akan Anda jalani, maka dalam proses itu pula, Anda sejatinya telah memetakan beragam jenis skills yang harus Anda kuasai, dan beragam skills ini adalah skills yang memang langsung bisa berdampak pada kemampuan Anda untuk menghasilkan uang.
Demikianlah, prinsip pertama yang layak kita kenang dan jalani saat berjuang menguasai skills yang paling menghasilkan cuan. Prinsip kedua dan ketiga akan kita ulas dalam sajian minggu depan ya. Stay tuned. Cek DISINI sambungannya ya.
Keep learning. Apply what you read. Practice what you learn.