3 Life Skills dari Laskar Pelangi

Kisah dalam novel realis Laskar Pelangi itu memang sungguh inspiratif. Sederet kisah penuh semangat dari sukumpulan anak-anak Belitong, Bangka yang tak ingin pernah menyerah dalam meraih sejumput impian. Sederet narasi tentang apa itu makna keteguhan, keyakinan dan hasrat untuk meraih kemajuan. Kini novel legendaris itu diangkat dalam sebuah film yang juga tak kalah menawannya. Dalam film besutan sineas muda Riri Reza dan Mira Lesmana ini, spirit inspiratif itu kian tergambarkan dengan indah dan kian hidup.

Pada akhirnya kisah realis Laskar Pelangi itu memang mendedahkan begitu banyak pelajaran tentang life skills. Disini kita mencoba secara ringkas menelisik tiga diantaranya. Life skills yang pertama adalah apa yang sudah lama dibuktikan melalui serangkaian riset merupakan elemen kunci dalam mengarungi keberhasilan hidup, yakni: persistensi. Continue reading “3 Life Skills dari Laskar Pelangi”

In Pursuit of Happiness

Happiness. Kebahagiaan. Inilah mungkin sebuah kata kunci yang ingin direngkuh oleh setiap insan di muka bumi ini. Ya, sebab buat apa kita menjalani hidup – yang hanya sekali ini — jika setiap saat selalu dihimpit oleh kenestapaan demi kenestapaan. Namun sebelum berbincang lebih jauh tentang upaya merengkuh kebahagiaan, ada baiknya kita menyimak dulu hasil survei tentang indeks kebahagiaan warga di berbagai negara.

Setiap tahun World Values Survey melakukan riset untuk menelisik indeks kebahagiaan negara-negara di dunia. Di tahun 2008, negara yang warganya merasa paling bahagia di dunia adalah Denmark. Lalu dimana peringkat negeri kita tercinta? Ternyata tak jelek-jelek amat. Indonesia berada pada peringkat 40 dari 99 negara yang disurvei. Ini artinya penduduk bumi Nusantara secara rata-rata merasa lebih happy dibanding warga negara Jepang (peringkat 43), warga China (peringkat 54) dan warga India (peringkat 69). Continue reading “In Pursuit of Happiness”

Greed is Good (Serakah itu Baik)

Greed is good, serakah itu baik….inilah sebuah testamen kunci yang pernah disuarakan oleh Gordon Gekko – tokoh antagonis yang diperankan dengan sangat sempurna oleh aktor Michael Douglas dalam sebuah film mempesona bertajuk Wall Street. Film besutan sutradara kondang Oliver Stone ini dirilis pada tahun 1987, berkisah tentang ambisi dan drama keserakahan para investor dan pialang saham di bursa Wall Street.

Film indah itu kembali menyeruak dalam memori ingatan saya, ketika minggu-minggu ini kembali tampil eposide tragis tentang kejatuhan Lehman Brothers, sebuah firma investasi raksasa terbesar ke-4 didunia. Episode ini merupakan rangkaian dari kejatuhan banyak firma investasi sebelumnya seperti kebangkrutan Bear Stearns, kehancuran Merril Lynch dan robohnya Citibank. Continue reading “Greed is Good (Serakah itu Baik)”

Kapan Sebaiknya Pindah Kuadran : Dari Karyawan Menjadi Juragan ?

Pindah kuadran adalah sebuah istilah yang menjadi sangat populer lantaran buku best seller bertajuk Rich Dad, Poor Dad karangan Robert T. Kiyosaki. Isitilah ini merujuk pada perpindahan dari kuadran seorang pekerja (employee) bergerak menuju kuadran business owner atau entrepreneuer. Dari seseorang yang tiap bulan menerima gaji secara konstan, bergerak menjadi manusia mandiri yang create their own wealth.

Pilihan menjadi entrepreneur kini tampaknya memang tengah digandrungi banyak orang; dan ini tentu saja merupakan sebuah hal yang layak disukuri. Sebab seperti yang pernah saya tulis disini, negeri tercinta ini masih sangat membutuhkan barisan manusia mandiri yang berani mengambil resiko menjadi wirausahawan/wati. Sebuah keberanian untuk meretas jalan panjang demi meraih apa yang acap disebut sebagai financial freedom. Continue reading “Kapan Sebaiknya Pindah Kuadran : Dari Karyawan Menjadi Juragan ?”

Pelajaran Public Speaking dari Hillary Clinton dan Barack Obama

Minggu lalu saya menghabiskan banyak waktu untuk menonton InternetTV. Acara yang saya tonton adalah sebuah event historis konvensi Partai Demokrat AS yang berlangsung di Denver, Colorado, dan berpuncak pada pengukuhan Barack Obama, sebagai calon presiden kulit hitam pertama dalam sejarah panjang politik Amerika. Saya menyaksikan acara ini bukan saja karena aspek politik-nya, namun terutama karena ingin belajar mengenai ketrampilan public speaking kelas dunia.

Tak pelak dalam acara yang berlangsung selama 4 hari itu, telah tampil puluhan tokoh dengan beragam pidato yang memukau. Namun dua bintang menyeruak, menampilkan parade publick speaking yang sangat mengesankan. Yang pertama, tentu saja Barack Obama sendiri. Dan yang kedua adalah Hillary Clinton. Kedua ikon Amerika ini, dengan gayanya masing-masing, telah memberikan sebuah pelajaran yang sungguh sangat berharga mengenai apa itu makna world-class public speaking. Continue reading “Pelajaran Public Speaking dari Hillary Clinton dan Barack Obama”

Cara Mengembangkan Entrepreneur Mindset

Negeri ini masih sangat kekurangan entrepreneur. Dibalik beragam liputan tentang seribu satu sosok enterpreneur, negeri ini ternyata masih sangat sedikit memiliki kaum wirausaha. Data terkini menunjukkan angka populasi entreprenuer di negeri ini hanya 0,18 % dari total penduduk, atau hanya sekitar 400,000 orang. Sebuah jumlah yang terlalu sedikit untuk sebuah negara dengan penduduk lebih dari 200 juta jiwa.

Padahal, kisah kemonceran sebuah bangsa selalu dilentikkan oleh kisah heroisme para entrepreneurnya. Mereka membangun bisnis dari nol, mendedahkan cerita legendaris, dan kemudian menancapkan jejak yang amat kokoh dalam sejarah ekonomi dunia. Amerika akan selalu dikenang karena mereka memiliki Henry Ford, Bill Gates, ataupun Lary Page & Sergei Brin (pendiri Google). Jepang menjadi legenda lantaran kisah Akio Morita (pendiri Sony), Soichiro Honda dan Konosuke Matshushita (Panasonic). Continue reading “Cara Mengembangkan Entrepreneur Mindset”

Seberapa Bagus Kecerdasan Emosional Anda?

Semenjak Daniel Golemen menggagasnya dalam karya fenomenal bertajuk Emotional Intelligence, kini makin diyakini pentingnya makna kecerdasan emosional dalam merajut kanvas kehidupan yang dilimpahi oleh kesuksesan dan kebahagiaan. Kecerdasan intelektual ternyata hanya separo dari sebuah perjalanan. Ia mesti juga dilengkapi dengan kecerdasan emosional (dan juga kecerdasan spiritual) agar kita semua bisa menggapai hidup yang penuh arti kemuliaan.

Secara eksploratif, kecerdasan emosional sendiri pada dasarnya merujuk pada dua dimensi kunci yang mesti kita praktekkan dengan penuh kesempurnaan. Dimensi yang pertama adalah tentang dunia intra-personal – atau sebuah dunia sunyi untuk melihat dengan penuh kebeningan relung diri kita sendiri. Dimensi yang kedua adalah tentang dunia inter-personal – atau sebuah dunia dengan mana kita menghamparkan berderet perjumpaan dengan orang lain. Continue reading “Seberapa Bagus Kecerdasan Emosional Anda?”