Cara Mudah Membangun Loyalitas Karyawan dengan Apresiasi dan Afirmasi

1654239Artikel ini merupakan kontribusi dari guest blogger bernama Daniel Rajagukguk.

Istri saya pernah bercerita tentang satu training yang dia pimpin. Sebelum memulai ke sesi utama, dia memulai dengan 10 menit sesi santai.

Dia meminta para peserta untuk berdiri, jika pertanyaan-pertanyaan berikut sesuai dengan situasi mereka.

“Siapa yang berusia lebih dari 30 tahun?” setengah peserta berdiri.

“Siapa yang belum menikah?” seperempat peserta berdiri.

“Siapa yang sudah menikah namun belum dikaruniai anak?” satu orang berdiri.

“Siapa yang berasal dari Jakarta?” lebih dari setengah peserta berdiri.

“Siapa yang berasal dari luar Jawa? satu orang berdiri. Continue reading “Cara Mudah Membangun Loyalitas Karyawan dengan Apresiasi dan Afirmasi”

3 Alasan Fundamental Kenapa Anda Gagal Membangun Bisnis yang Profitabel

Innovation-and-Creativity-in-Asia-1200x1200Dibalik ingar bingar tentang kisah sukses para pebisnis muda atau young entrepreneur, sejatinya ada sebuah fakta kelam : lebih dari 50% bisnis baru tidak bisa bertahan lebih dari 5 tahun.

Hasrat untuk membangun usaha sendiri, atau usaha sampingan sembari tetap bekerja dari kantor, mungkin sebuah harapan yang layak diperjuangkan.

Namun 3 kesalahan fatal berikut ini acap membuat harapan itu segera jatuh berkeping ditelan fatamorgana.

Impian untuk punya bisnis yang profitabel lalu menguap ditelan sepotong fantasi. Continue reading “3 Alasan Fundamental Kenapa Anda Gagal Membangun Bisnis yang Profitabel”

Gerakan Membangun Kampung Halaman

Setiap tahun menjelang hari lebaran, sekitar 8 juta penduduk Jabodetabek (dan kota-kota besar lainnya) melakukan ritual tahunan yang penuh gemuruh : pulang mudik, pulang ke kampung halamannya. Dan setiap tahun pula, mendadak kota Jakarta menjadi lebih senyap, menjadi lebih longgar.

Kalau saja para pemudik itu tetap tinggal di kampung halaman selamanya, kota Jakarta (dan kota-kota besar lainnya) mungkin tidak terlalu letih menanggung beban. Sementara ribuan kampung halaman akan tetap semarak sepanjang tahun, memantulkan geliat ekonomi yang sumringah.

Namun sayang itu belum terjadi. Jutaan kaum urban itu – seperti syair dalam lagu Koes Plus – akan segera kembali ke ibukota Jakarta. Sebab disanalah mungkin harapan terus berkibar-kibar. Sebab disanalah, patung Selamat Datang di Bundaran HI terus melambai-lambai : menyambut sang pemudik untuk datang kembali.

Dan Jakarta kembali seperti semula : kian lelah menanggung beban, kian termehek-mehek menopang jutaan warganya. Continue reading “Gerakan Membangun Kampung Halaman”