Saya Merasa Terjebak di Tempat Karir yang Salah – So What?

Dalam sajian minggu lalu, kita sudah menelisik tiga skenario kenapa nasib hidup kita terasa stagnan.

Salah satu skenario yang acap terjadi adalah : kita sudah merasa bekerja dan berjuang dengan keras, namun kenapa hasilnya tetap tidak memuaskan.

Dengankata lain,  kita sudah merasa work harder and harder, namun kenapa nasib hidup kok terasa masih stagnan.

Secara garis besar, topik tentang “sudah merasa kerja keras, namun hasil belum memuaskan”, dapat diletakkan dalam dua bidang : yakni bagi Anda yang bekerja sebagai karyawan kantoran; ataupun juga berlaku bagi Anda yang menjalankan usaha sendiri.

Dalam sajian pagi ini kita akan terlebih dahulu membahas dalam kaitannya dengan pilihan yang pertama, yakni kasus bagi Anda yang bekerja sebagai pegawai kantoran. Untuk kasus yang menjalankan usaha sendiri dengan gigih namun merasa masih stagnan, akan kita ulas minggu depan.

Dalam kaitannya dengan profesi sebagai pekerja profesional atau pekerja kantoran, saya pernah membahas sebuah paradoks karir yang kelam. Yakni betapa dua orang yang level kompetensinya sama persis, dan sama-sama kerja keras, bisa sangat beda jauh level penghasilanya.

Penyebabnya sederhana : yang satu bekerja di perusahaan bonafid (katakan di perusahan sekelas Telkomsel, atau juga multinational companies seperti Unilever dan Chevron); sedangkan yang satunya bekerja di perusahaan biasa-biasa saja atau di lembaga pemerintahan dengan gaji yang amat terbatas.

(Sebagai info gaji total level Manajer di perusahaan bonafid seperti yang saya sebut di atas adalah sekitar Rp 50 s/d 70 juta per bulan).

Perbedaan kompetensi kedua orang itu – kalaupun ada, amatlah tipis. Dan bahkan yang bekerja di perusahaan biasa-bisa saja itu acapkali jauh lebih keras bekerja dan jungkir balik (mungkin karena sistem di perusahaannnya yang masih belum solid). Namun saat melihat level gajinya, kedua ini orang amat jauh perbedaannya.

Kesimpulannya agak kelam : saat Anda bekerja dan berkarir pada tempat kerja yang salah (maksudnya level gaji dan peluang karirnya terbatas), maka seberapun Anda bekerja keras, maka perubahan nasib keuanganmu akan tetap berjalan dengan amat lamban.

So what? Apa yang harus dilakukan jika Anda merasa telah berada pada tempat karir dan kerja yang kurang ideal (atau yang level gaji dan peluang karirnya sangat jauh dari harapan?)

Pertanyaan di atas amat krusial, sebab jika Anda berkarir di tempat semacam itu, maka seberapun Anda kerja keras, maka kondisi finansialmu tetap terasa akan stagnan.

Setidaknya ada tiga pilihan yang bisa dijalani untuk merespon situasi semacam itu.

Pilihan yang pertama sangat simpel jawabannya : pindah ke tempat kerja lain yang lebih menjanjikan peluang penghasilannya.

Yang rada muram adalah sejumlah orang merasa berkarir pada sebuah pekerjaan dengan gaji yang amat minim, namun kemudian tidak pernah memiliki keberanian atau kemauan untuk mencari karir di tempat lain dengan potensi gaji yang lebih melimpah. (Dan kemudian hanya bisa ngomel, komplen dan terus menyalahkan tempat kerjanya yang sekarang. Buat apa? Hanya buang-buang waktu saja).

Dan ini dia : peluang keberhasilan untuk bisa mendapatkan pekerjaan di tempat lain dengan jabatan dan gaji yang lebih bagus, hanya bisa direbut jika Anda punya prestasi kerja yang bagus (dan ini tidak akan mungin didapat hanya dengan ngomel dan komplen).

Artinya : meski kondisi gaji dan karir saat ini belum memuaskan, tetaplah rajut prestasi kerja yang cemerlang. Lakukan sejumlah inisiatif kerja yang solid dan mampu menghasilkan hasil kerja yang mengesankan.

Kadang ada yang nyolot : ngapain saya bikin hasil kerja yang bagus, kalau kenaikan gajinya segitu-gitu saja? Ini pernyataan yang naif, dan persis sikap seperti itu yang membuat nasib dia stagnan plus nestapa.

Alasan kenapa tetap harus bikin prestasi kerja yang gemilang, meski saat ini bekerja di kantor yang hanya bisa memberi gaji alakadarnya, adalah ini : agar CV atau resume Anda penuh dengan prestasi kerja yang mengesankan.

Dan persis CV yang mengesankan semacam itulah yang akan membuat Anda mudah mendapat pekerjaan lain dengan gaji yang lebih melimpah.

Mana ada headhunter yang mau kontak Anda, jika CV pengalaman kerja Anda isinya garing?

Atau mana ada perusahaan lain yang tertarik merekrut Anda dengan posisi dan gaji yang lebih tinggi, jika prestasi kerja dalam CV-mu isinya kosong?

Tanpa kecakapan merajut prestasi kerja yang solid, dan dibuktikan dengan hasil yang positif; dan kemudian mampu merumuskan ini semua dalam CV yang persuasif, maka Anda akan gagal mendapatkan pekerjaan lain dengan gaji yang lebih bagus.

(Yang rada kelam adalah saat gagal dapatkan pekerjaan lain dengan gaji mahal, maka responnya adalah playing victim serta menyalahkan pihak lain atas karir yang stagnan. Wah kapan uripmu maju Le, kalau kayak gini terus). 🙁 🙁

Poin pertama ini simpel : kalau Anda merasa “terjebak” pada tempat karir yang salah, maka silakan cari karir di tempat lain yang lebih menjanjikan. Namun hal ini hanya bisa dilakukan, jika memang Anda punya prestasi kerja yang mengesankan.

Maka meski sekarang merasa kantor tempat bekerjanya masih belum memuaskan gajinya; keep doing great job and keep upgrading your skills. Sebab hanya dengan cara inilah, rezeki melimpah dari arah yang tak terduga kelak akan bisa menjemput Anda dengan suka cita.

Pilihan yang kedua untuk merespon situasi berada pada pekerjaan dengan penghasilan yang stagnan, adalah mencari sumber income sampingan lain yang barokah.

Dengan cara kedua ini, maka kondisi finansial Anda diharapkan tidak lagi stagnan, namun ada sedikit tambahan income lainnya. Sukur tambahan income sampingan ini lama-lama makin besar, dan bahkan bisa di atas gaji pokok dari pekerjaan utama.

Kabar bagusnya : di era internet ini, relatif mudah untuk mencari income sampingan. Misal Anda bisa menjual jasa keahlian Anda melalui online freelancing marketplace, atau melalui personal blog yang sengaja Anda buat untuk memasarkan jasa keahlian Anda.

Contoh jasa keahlian yang mungkin Anda kuasai dan bisa Anda jual : jasa pembuatan materi presentasi powerpoint, jasa kursus cara menjalankan excel, jasa memberikan sesi training tiap akhir pekan, atau juga jasa pembuatan SOP secara online.

Saya tidak tahu apa keahlian khusus Anda sebagai pekerja kantoran. Namun rasanya Anda punya. Coba pikirkan apa keahlian khusus yang Anda miliki, dan bisa Anda jual ke pelanggan. Jangan remehkan keahlian Anda ini. Tak jarang banyak orang lain yang membutuhkan dan berani membayar Anda untuknya.

Cara lain mendapatkan income sampingan adalah dengan menjadi reseller online atau dropshipper online. Anda mencari produk yang hot, dan kemudian menjualnya kembali dengan keuntungan yang memadai. Di sini yang dibutuhkan adalah keahlian menjual dan memasarkan sebuah produk secara online.

Melalui upaya mencari income sampingan ini, Anda akan bisa mendapatkan tambahan penghasilan selain gaji dari pekerjaan utama Anda saat ini. Artinya Anda tidak harus resign. Anda bisa menjalankan usaha untuk mendapatkan income sampingan ini, di sela waktu luang Anda sebagai pekerja kantoran.

Pilihan yang ketiga saat merasa terjebak pada tempat kerja dan karir yang salah adalah menjalani proses pindah kuadran.

Dalam pilihan ketiga ini Anda melakukan langkah yang cukup radikal, yakni resign dari pekerjaan kantoran, dan secara full time menjalani usaha sendiri demi mendapatkan nafkah. Ada setidaknya tiga strategi kunci agar proses pindah kuadran ini bisa meraih hasil yang sukses. Kita akan mengulasnya secara khusus dua minggu lagi.

DEMIKIANLAH, tiga pilihan yang bisa diambil saat Anda merasa stuck pada pekerjaan yang Anda tekuni saat ini. Stuck dalam artian merasa penghasilan dan karir berjalan dengan lambat, dan relatif stagnan.

Saya tidak tahu apa pilihan yang akan atau sedang Anda jalani. Apapun pilihannya, semoga hasilnya memuaskan. Demi masa depan hidup Anda yang lebih mengesankan.

Photo Credit by : Business

18 thoughts on “Saya Merasa Terjebak di Tempat Karir yang Salah – So What?”

  1. Dalam hidup ini banyak pilihan.
    Mau masuk ke perusahaan bonafid dengan peluang diterima 5% atau masuk ke perusahaan kecil dengan peluang diterima 95%?
    Masuk ke perusahaan bonafid dengan lingkungan top performer sehingga nama anda tenggelam, atau masuk ke perusahaan kecil dimana anda berpeluang menjadi yang terbaik.
    Masuk ke perusahaan bonafid dengan KPI yang ketat dan sistem yang sudah baku sehingga anda tidak sempat belajar, atau masuk ke perusahaan kecil dengan banyak tantangan yang membuat anda berkesempatan belajar mengatasi berbagai kesulitan dan mendapatkan investasi kompetensi yang luar biasa.
    Semuanya tergantung bagaimana kita memilih pada saat awalnya, mau gaji besar atau mau investasi besar.

    1. alhamdulillah berkat baca blog ini, saya punya skill bahasa asing, melamar ke salah satu agensi terjemahan luar negeri dan jadi penerjemah freelance, gajih saya sebagai guru honorer bersertifikasi hanya 1,5 juta setelah jadi penerjemah freelance saya bisa digajih perjam itu 1 jt, tiga hari bisa sampai 11 juta….senengnya kalau lagi banyak project,….karena saya dibayar sebagai penerjemah facebook, tapi saya g resign jadi guru karena tidak mengganggu, kebanyakan project banyaknya akhir pekan, tapi akhir2 ini saya lagi bingung gimana cara untuk ningkatin skill lain karena pastinya penerjemah lambat laun akan digantikan oleh robot….sekarangpun saya kebanyakan post machine editing atau hybrid…

      1. gampang mbak aqilla, tu project dokemntasikan bikin vlog di yutub, foto2 tempel di dinding rumah/kontrakan yg mbak tinggali, buka les2an, promosiin ke anak2 orangkaya (dpt duit) atau anak pinter2 bhs asing (dpt nama di ajang lomba2),, lalu hasilnya sebagian buat amal, pasti cepet berkembangnya. mudah sekali bukan, cuma butuh banyak keringat n sedikit air mata saja. hehe 😀

        1. Dikontraknya saya tidak boleh membocorkan hal2 rahasia perusahaan, memfoto, apalagi mempublikasikan sumber….saya bisa kena banned, saya lagi kursus edubisnis dari mas yodhia tapi sayangnya saya belum action2 mas, untuk mulai belajar ngeblog….

    2. Saya setuju, sebenarnya semua tergantung kita sendiri.
      Di perusahaan lokal, jika bisa menjadi orang nomer satu dan mendapat kepercayaan dari owner, bisa jadi income yang didapat juga cukup legit, memang pekerjaannya jadi tidak spesialisasi, artinya mengerjakan hampir semuanya.
      Dan perusahaan seperti itu ada.

  2. Terjawab sudah pertanyaan selama ini “Aku Kudu Piye?”

    Jawabannya ternyata simple.

    Benar-benar sebuah artikel yang WOW, bernutrisi tinggi serta menggugah GHIRAH.

    so…

    Untukmu,

    karyawan yang merasa sengsara dengan pekerjaan putuskan pindah atau sengsara hingga ajal menjemput

    Terlalu sayang, hidup sekali cuma berakhir dengan kesengsaraan tak berujung di tempat kerja 🙂

    Salam sukses penuh keberkahan dan kedamaian.

  3. Pertama gagal, poin kedua sedang di perjuangan, ketiga sedang di impikan..

    Salam sukses untuk kita semua.. senin berkah ,keep doing great job and keep upgrading your skills

  4. 2 Tahun lalu saya bekerja sebagai teknisi IT dengan gaji 1,2 juta setiap bulan.

    Kemudian selalu berfikir bagiamana ya, bisa meningkatkan income. Search diinternet alhamdulillah ketemu yg namanya digital marketing.

    Dari situ belajar, terus belajar nekuni alhamdulillah kini bisa memiliki income dua digit.

    Benar, paling penting inovasi, bagaimana caranya meningkatkan income, jangan hanya rajin mengeluh diupdate lewat medsos.

  5. Saya pernah kerja 5 tahunan jaga toko. Bulan juni lalu saya memutuskan untuk resign karena pengalaman dan tantangan stag dan bosen.

    Sekarang saya memberanikan buka usaha sendiri dan sedang berjuang gimana dagangan saya bisa laku.

  6. Sedikit tambahan, pindah ke tempat kerja lain yang lebih menjanjikan dapat diartikan juga cari pekerjaan ke negara lain sebagai tenaga kerja profesional. Alhamdulillah sekarang saya sudah 7 bulan bekerja di salah satu negara terkaya di middle east, bisa mendapatkan income 5 – 6 kali lipat dari yang saya terima terakhir di Indonesia.
    Sejauh ini ada beberapa hal yang dapat saya simpulkan setelah beberapa bulan bekerja disini:
    1. Kecenderungan warga lokal untuk pilih-pilih pekerjaan yang mereka sukai sehingga banyak sektor pekerjaan yang dapat diisi oleh orang asing.
    2. Negara-negara Teluk rata-rata adalah negara muslim, sebenarnya mereka lebih nyaman menerima pekerja-pekerja dari negara-negara muslim
    3. Indonesia sebagai negara berpenduduk muslim terbesar kalah bersaing dengan negara-negara pengekspor tenaga kerja lainnya, malah Filipina yang nota bene penduduknya non muslim banyak yang menguasai sektor-sektor pekerjaan yang lower middle class
    Sayang sekali kalau peluang ini tidak kita manfaatkan. Selain dapat meningkatkan kualitas kehidupan pribadi, juga akan bertambah satu posisi pekerjaan bagi pengangguran di Indonesia untuk setiap posisi yang kita tinggalkan…

  7. saat ini saya berada di poin ke 2.

    Sebagai karyawan perusahaan berkembang bidang industri makanan di daerah Bogor dengan income ya alhamdullilah santai banget pergerakan nya. Berhubung waktu luang di pekerjaan memadai, saya upayakan waktu produktif untuk jadi belajar jadi digital marketing atau bisa disebut juga makelar for everytink hehe..

    Alhamdullilah penghasilan sampingan kadang bisa 1 – 2 kali gaji bulanan. Ya apes2nya masih ada gaji bulan depan haha..

    mantab mas Yodha ilmu nya, semoga VAROKAH

  8. Intinya, gak ada gunanya mengeluh, apalagi sampai menyalahkan pihak lain, karena apa yang terjadi adalah tanggung jawab kita sendiri, sekarang yang penting take action persis seperti yang diuraikan diatas.
    Bekerja lebih giat, ciptakan prestasi dan upgrade terus kemampuan kita.
    Buat side jobs atau kerja sendiri.

Comments are closed.