Tiga Jalan yang Harus Anda tempuh untuk Mewujudkan a Dream Job

Beberapa waktu lalu, tim peneliti dari Cornell University melakukan survei terhadap responden, yang semuanya berusia diatas 70 tahun. Responden generasi tua ini dianggap telah makan asam garam kehidupan, dan karenanya layak memberikan wisdom.

Salah satu pertanyaan yang diajukan kepada mereka adalah : apa wisdom yang layak di-stabilo oleh generasi yang lebih muda?

Salah satu jawaban sentral yang berulang kali dimunculkan oleh mayoritas responden adalah ini : do not stay in a job you dislike.

Jawaban itu muncul secara mencolok, dan melampaui wisdom lain seputar soal kehidupan pernikahan, keluarga, dan tema lainnya.

Do not stay in a job you dislike. Sekeping jawab yang cukup menohok. Mungkin karena kita memang menghabiskan mayoritas waktu kita untuk bekerja. Mungkin hingga 30 tahun lamanya kita harus bekerja.

30 tahun lamanya, tiap pagi bangun untuk melakukan pekerjaan yang tidak kita cintai? Come on.

Be persistent about looking for a job that makes you happy. Ini wisdom lain yang juga menyertai hasil survei kepada 1500 respoonden generasi tua itu.

Pertanyaan yang lantas layak untuk dibungkus adalah ini : rute apa yang kudu ditemuh untuk menemukan a dream job?

Berdasar observasi dan hasil studi, berikut tiga kriteria yang layak dicatat untuk menelusuri apakah kita sudah punya a dream job atau belum.

Dream Job # 1 : Your Job Gives You a Very Handsome Income. Ini kriteria klasik dan sangat basic. Sebelum faktor ini terpenuhi, sebaiknya tidak perlu bicara muluk-muluk tentang teori motivasi, empowering, dan blah blah lainnya.

Simpel saja : bekerja untuk sebuah profesi dengan imbalan Rp 35 juta/bulan sangat berbeda “rasanya” dengan yang imbalannya (gaji/income/profit) hanya Rp 3,5 juta/bulan.

Your income defines the market value of YOU. Kalau penghasilan Anda tinggi, berarti your market value is optimal. Kalau sebaliknya, mungkin harga diri kita memang murah meriah. Di-diskon lagi. Ouchh.

Karena itu, perjalanan menemukan a dream job mesti menempatkan elemen ini sebagai salah satu kriteria kunci. Pekerjaan dengan income yang jeggeerr, niscaya akan membuat kita bisa menabung buat beli rumah sendiri. Atau bahkan bisa ikut membiayai orang tua untuk pergi umroh.

Dream Job # 2 : You Love Your Job. Dunia akan terasa lebih indah, kalau sudah gajinya tinggi, kita juga mencintai pekerjaan kita. Jika apa yang kita kerjakan di kantor selaras dengan minat dan passion kita.

Orang yang berminat menjadi guru, mungkin akan senang jika menjadi trainer (fasilitator pelatihan). Orang yang suka menggambar, mungkin akan senang jika bekerja sebagai desainer grafis. Dan orang yang suka ngobrol serta mendengarkan curhatan temannya, mungkin cocok menjadi sales produk asuransi (studi menunjukkan, sales yang lebih banyak mendengar – dan bicara lebih sedikit – lebih berhasil menjual produknya).

Banyak pekerjaan di kantor dan perusahaan yang menawarkan tantangan yang menarik. Banyak tugas kantor yang dinamis, variatif dan kadang memang berdampak positif bagi kebutuhan konsumen (ini elemen penting untuk membuat kita merasa bahwa pekerjaan kita memang bermakna. A meaningful job).

Dream job hanya akan mengejawantah, jika kriteria kedua ini bisa di-ringkus dengan sepenuh sukma. Sekeping dimensi yang akan membuat kita tak sabar menanti hari Senin pagi tiba : sebab bekerja bagi kita adalah keindahan hidup yang layak dirayakan dengan penuh selebrasi.

Dream Job # 3 : Your Job is Close to Your Home. Ini temuan riset terbaru : memiliki pekerjaan di kantor yang jauh dari rumah, memberikan dampak negatif yang cukup signifikan bagi kebahagiaan karyawan. Apalagi jika sudah jauh, macet lagi.

Di kota besar seperti Jakarta dan Surabaya, elemen terakhir ini merupakan problem yang serius : kemacetan yang kian marak membuat perjalanan pergi dan pulang dari kantor membutuhkan perjuangan yang tiada kenal letih.

Puluhan tahun menyusuri jalanan tiap pagi dan petang dalam kemacetan, sungguh berdampak serius terhadap kesehatan jiwa seseorang (begitu hasil riset yang dilakukan Gallup Well Being Index).

Itulah kenapa, untuk menemukan a dream job, riset itu memberi saran : sebisa mungkin pilihlah kantor yang dekat dengan rumah. Yang mungkin hanya perlu waktu 10 menit untuk menjangkaunya dengan sepeda. Atau 20 menit dengan jalan kaki. What a beautiful office.

DEMIKIANLAH, tiga rute yang perlu di-stabilo kala kita mau menemukan a dream job : a handsome salary, a lovely job, and jarak kantor yang dekat dengan rumah. Tidak mudah menemukan kombinasi ketiganya. Namun tiga rute itu juga bukan hal yang mustahil untuk bisa diringkus.

Sekali lagi : Be persistent about looking for a job that makes you happy. Dan seperti kata Steve Jobs : if you have not found it yet, keep looking. Don’t settle. Keep finding your dream job.

Selamat bekerja teman. Selamat berjuang menelusuri pekerjaan impianmu.

~~
Jika Anda ingin mendapatkan slide presentasi yang bagus tentang karir, strategi bisnis dan blue ocean strategy, silakan KLIK DISINI.

Author: Yodhia Antariksa

Yodhia Antariksa

23 thoughts on “Tiga Jalan yang Harus Anda tempuh untuk Mewujudkan a Dream Job”

  1. Kalau yang pernah saya alami untuk mendapatkan kriteria yang tepat sama ketiga-tiganya susah-susah gampang Pak Yod..Dan mungkin yang paling dekat adalah membahas mengenai “Make your own Job”.. 🙂

  2. luar biasa menggugah pak Yod
    Namun bagaimana kita menentukan apa yang menjadi Dream Job kita,?
    Apakah kita harus mengikuti Passion Kita.

    saat ini saya bekerja segabai staff HR. pada saat kuliah saya sangat tertarik sekali menjadi HR namun setelah saya menjalani pekerjaan ini selama kurang lebih 2 tahun saya merasa pekerjaan “seperti ini ” kurang cocok bagi saya. mohon bantuannya pak Yod.

    Saya adalah orang yang gemar kegiatan alam bebas dan sepertinya menjadi passion saya.

  3. @ Joe: saya juga seorang HR yang juga mempunyai kegemaran alam bebas, termasuk traveling ke suatu tempat yang baru.

    Kenapa anda tidak mencoba untuk menjadi seorang HR yang bersedia ditempatkan di daerah yang cukup menantang (papua misalnya), jadi antara hobby dan karir bisa bertumbuh kembang bersama.

    Sebagai catatan, saya pernah menjadi site HR pada suatu pertambangan emas di hutan di Sumsel dan sekarang bekerja di remote area di Pedalaman Riau…

    just enjoy sajaa…kecuali anda tidak punya passion lagi di dunia HR, mungkin bisa mencoba dunia marketing yang penuh petualangan…

  4. Sulit untuk yg di daerah apalagi di pedalaman ,tapi Alhamdulilah aja semuanya masi bisa tercover anak istri masi pada bisa makan ni’mat tidur nyenyak badan sehat, syukuri saja apa yg ada sambil terus berusaha mencari yg belum ada.

    35 juta memang gaji yg wow tapi liat tuch si Aqil M sdh 40 juta masi kurang aja apa itu yg di sebut dream job.

    Kesejahtraan memang dream semua orang tapi apabila semuanya sdh diraih segalanay terasa biasa saja.

    qona’ah kunci kebahagiaan hidup.

    wallahua’alam

  5. Joe (4) : mungkin kamu lebih cocok bekerja sebagai outbound training facilitator. Kegiatan ini banyak melakukan aktivitas di alam terbuka. Ada unsur pengembangan SDM juga. Barangkali pas dengan passion kamu.

  6. Kemarin gak masuk bekerja karena sakait, hari ini masuk bekerja hal yang pertama ingin saya baca adalah artikel pak Yodhia yang sangat berharga untuk dilewatkan. Terima kasih untuk artikel minggu ini yg sangat joss

  7. Tulisan yang keren Bang Yodh.

    Tapi saya kurang sependapat kalau Income menjadi parameter apalagi ditempatkan di urutan pertama.

    Visi akhirat dan dunia plus Kecintaan kita kepada pekerjaan yang akan membuat pekerjaan kita menjadi dream job. Kalau sudah mencintai pekerjaan, maka kita akan mampu memberikan yang terbaik.

    Penghasilan? yakinlah setelah itu, Tuhan akan memberikan kita penghasilan yang berkah dan melimpah.

    Salam.

  8. “if you have not found it yet, keep looking. Don’t settle. Keep finding your dream job”
    Maksudnya gimana finding nya ya? Kl looking” sih sudah, tp sptnya semuanya ada plus minusnya. Dan better settle, pdhl sudah bbrp kali ada tawaran untuk pindah posisi.
    Jd masih bingung jg sebenarnya maunya saya itu apa.

    Any advice pak?

    thanks

  9. Tommy (15) : mungkin bisa dimulai dengan perenungan tentang misi/visi hidupmu secara personal (baik aspek finansial, spiritual dan kesehatan, serta masa depan keluarga).

    Dari visi/misi hidup Anda itu (personal mission statement), baru bisa ketemu apakah jalur Anda sekarang sudah benar atau tidak.

    Bagaimana menemukan personal mission statement (tujuan hidup)….nah kamu sendiri yang paling tahu. Listen to your inner voice. Diskusi dengan teman dekat/partner.

    Mungkin juga perlu mentor yang senior untuk membimbing Anda menemukan tujuan hidup yang paling pas buat kamu.

  10. artikel yang keren pak…. tempat kerja dekat, saya sangat menyukai pekerjaan saya namun belum bisa mencapai 35 juta per bulan. tapi Insya Allah saya akan sampai ke angka itu bahkan mungkin lebih. amiiiin.

  11. Sy fresh graduate dan punya passion untuk jadi trainer… Minta tips dari Pak Yodhia, bagaimana memulai karir sebagai trainer 😀

  12. Persis seperti apa yang Guru jaman sekolah saya dulu bilang.
    1. Kecintaan pada pekerjaan.
    2. Gaji yang OKE.
    3. Dekat dengan keluarga.

    Hanya ada satu yang belum disebut, yaitu : Karier yang menjanjikan.
    ada lho kerjaan yang Gajinya oke tapi karier stagnan alias mentok di posisi itu saja.

    keep inspiring us pak Yodh..

  13. Ibarat sebuah pilihan, alangkah indahnya jika kita bisa memilih yang indah-indah saja, seperti kerja dari rumah, gaji lumayan, posisi atau status sosial juga ok di mata masyarakat. Tentu hal tsb menjadi real dream job bagi semua orang. Hal tsb bukan tak mungkin di raih, kadang kita harus mengalah di awal baru nanti bisa mendapatkan semua yg diinginkan di akhir karir kita.

    Salam,
    wahyudi

    http://www.administraweb.com
    http://www.morricecontractors.com
    http://www.kanyuguan.com
    http://www.jongkilove.com

Comments are closed.