Jika Anda Suka Hidup Susah dan Miskin, Tulisan ini Tidak Perlu Anda Baca

Tulisan saya minggu lalu yang berjudul : “Kenapa Saat Berusia 55 Tahun, Anda Harus Punya Tabungan Minimal 3 Milyar”, banyak di-share oleh pembaca dan mengundang banyak komentar (baik via blog, facebook ataupun Twitter).

Dulu, tulisan saya yang berjudul : “Jika Gaji Hanya 7 juta/Bulan, Kapan Anda Bisa Beli Rumah Sendiri”, juga ramai mengundang komentar.

Dari ratusan komentar yang ada, sejatinya kita bisa mengungkap salah satu misteri kunci dalam hidup : kenapa seseorang terus hidup susah dan serba kekurangan, dan kenapa yang lainnya bisa hidup berkelimpahan.

Dalam tulisan ini, saya ingin mengajak Anda semua melacak dan membongkar misteri itu.

Dari ratusan komentar yang ada, terdapat tipikal satu jenis komentar yang esensinya sama. Meski dengan berbagai kalimat yang berlainan, esensi dari komentar itu bisa disarikan sbb :

“Hidup ini tidak hanya sekedar memikirkan harta mas…..ngapain punya tabungan milyaran kalau tidak bahagia, malah membuat anak-anak saling berebut harta. Hidup itu secukupnya saja, yang penting bahagia. Toh, harta tidak akan dibawa mati…..”

Tipe komentar seperti diatas juga lazim ditemui di berbagai forum dan media lainnya saat ada tulisan dengan tema kekayaan. Tidak hanya di blog ini saja. Saya berulangkali menemui komentar seperti itu di berbagai forum dan media lain.

Dan ini yang mau saya sampaikan : ada tiga kesalahan yang amat serius dengan esensi dibalik komentar yang kelihatannya sok bijak itu. Mari coba kita bongkar satu per satu.

Error #1 : Mental Block. Komentar seperti diatas sejatinya merefleksikan “alam bawah sadar” yang bernaung dibalik pikiran sang komentator.

Dan ini yang muram, bahasa alam bawah sadar yang muncul dari kalimat itu adalah ini : kekayaan adalah sesuatu yang tabu dan layak dijauhi.

Dan persis disitu masalahnya : alam bawah sadar itu bersifat laten dan amat powerful. Dan ketika alam bawah sadar itu berisikan sikap apriori terhadap harta, maka raga hidup nyata kita benar-benar akan dijauhkan dari harta dan rezeki.

Dengan kata lain, alam bawah sadar yang laten itu diam-diam menjadi “mental block” bagi raga kita untuk “berdekatan dengan harta dan kekayaan”.

Ini soal serius. Sebab jika alam bawah sadar kita bersifat apriori terhadap harta/rezeki, maka itu yang kemungkinan besar menjadi penyebab kenapa selama ini hidup kita stuck – going nowhere.

Berkali-kali saya sudah menulis tentang the power of mindset : tentang kekuatan tersembunyi dari pikiran kita. Jika pikiran kita bersikap terbuka dan apresiatif terhadap harta dan kekayaan, akan ada kekuatan positif yang akan mendekatkan kita dengan sumber-sumber rezeki yang tak terduga.

Sebaliknya, jika pikiran – apalagi alam bawah sadar kita – bersifat apriori terhadap harta (seolah-olah harta itu sumber keburukan) dan karena itu layak dijauhi, maka pikiran negatif itu akan memberikan sinyal pada alam semesta. Sinyal kuat agar hidup nyata Anda benar-benar dijauhkan dari harta dan rezeki.

Itulah kenapa kita harus berhati-hati dengan komentar seperti diatas.

Jika Anda sering berkomentar atau setuju dengan komentar seperti diatas, mungkin itu salah satu sebab kenapa : karir Anda mentok, gaji Anda ndak naik-naik, penghasilan pas-pasan, atau mau usaha tapi ndak kunjung sukses atau ndak berani memulainya.

Sebab alam bawah sadar Anda memang tidak menghendaki Anda untuk sukses dan bisa mengumpulkan tabungan sebesar 3 milyar.

Jika Anda berniat menghilangkan mental block, maka Anda bisa download panduan tentang cara menghilangkan mental block disini.

Error #2 : Prasangka Negatif. Mari coba kita baca ulang petikan tipikal komentar tadi :

“Ngapain punya tabungan milyaran kalau tidak bahagia, malah membuat anak-anak saling berebut harta. Hidup itu secukupnya saja, yang penting bahagia. Toh, harta tidak akan dibawa mati…..”

Kalimat dalam komentar itu sungguh pekat dengan prasangka buruk dan kedengkian. Prasangka buruk bahwa seolah-olah harta hanya akan membawa ketidakbahagiaan dan masalah. Kedengkian yang amat halus : biar saya tidak sekaya mereka, tapi lihat, mereka hidupnya tidak bahagia.

Dan kalimat itu bukan saja pekat dengan prasangka buruk dan kedengkian, tapi juga ngawur : membuat generalisasi seolah-olah semua orang kaya pasti bermasalah dan tidak bahagia (jika komentatornya dulu ikut mata kuliah Statistik, pasti tidak akan lulus).

Nyatanya, puluhan riset empirik dengan ratusan ribu responden menunjukkan sebaliknya : kondisi finansial seseorang merupakan salah satu elemen paling kunci dalam menentukan kenyamanan dan kebahagiaan hidup.

Simpel saja : ke kantor dengan naik Fortuner sambil di-setir driver itu rasanya kok lebih nyaman dan happy dibanding harus pakai sepeda motor (kehujanan lagi) atau berjejalan di metro mini. Kalau ada yang bilang, berjejalan naik metro mini lebih membahagiakan, maka ada dua kemungkinan : orang itu sedang menghibur diri supaya hidup tidak makin pahit. Atau orang itu sedang halusinasi.

Tapi poin yang lebih serius adalah ini, komentar “…..ngapain hidup kaya, kalau hidupnya tidak bahagia” – menunjukkan kesombongan (seolah-olah gue pasti lebih happy dibanding mereka) dan prasangka buruk (seolah-olah banyak harta pasti akan membawa masalah – sebuah pikiran yang ajaib).

Dan kita tahu : kesombongan dan prasangka buruk (apalagi yang dibungkus dalam kalimat yang sok suci dan bijak) adalah resep yang akan kian menjauhkan kita dari rezeki yang berlimpah.

Error # 3 : False Assumption. Kesalahan yang terakhir ini adalah error yang paling serius. Coba simak kembali petikan komentarnya : “Hidup ini tidak hanya sekedar memikirkan harta mas. Toh, harta tidak akan dibawa mati…..”

Mengatakan “harta tidak akan dibawa mati” adalah kesalahan serius yang berangkat dari prasangka negatif tentang harta kekayaan.

Harta insya Allah akan kita bawa mati jika harta itu kita belanjakan untuk menyekolahkan 1000 anak yatim, membangun mesjid, memberangkatkan haji orang tua, sedekah untuk orang tidak mampu, membantu korban banjir, membeli 10.000 buku untuk perpustakaan, dst, dst.

You get my point, right?

Mengatakan “harta tidak akan dibawa mati” adalah salah kaprah yang berangkat dari asumsi negatif : bahwa harta hanya melulu akan dipakai foya-foya dan hura-hura. Betapa salahnya. Betapa naifnya asumsi itu.

Komentar : “toh harta tidak akan dibawa mati” sudah terlalu sering kita dengar. Sebuah kalimat, yang kembali, secara implisit berangkat dari premis bahwa harta itu penuh dengan evil (keburukan), dan karena itu layak dijauhi.

Sayangnya, premis itu tidak sesuai dengan fakta. Sejumlah riset empirik membuktikan : semakin kaya Anda, maka semakin Anda rajin dan banyak bersedekah pada orang lain.

Penelitian itu berimpitan dengan studi lainnya yang menyebut : semakin kaya Anda, maka Anda akan cenderung makin banyak bersyukur. Penelitinya menulis : kemungkinan besar, orang yang makin kaya itu makin banyak bersedekah sebagai wujud rasa syukur mereka yang makin besar (Sonya, 2007).

Demikianlah tiga jenis error yang layak dicermati dari tipikal komentar yang sudah saya sebut diatas. Apa kaitannya dengan alam bawah sadar, mindset dan sumber rezeki juga sudah di-ulik.

Pertanyaannya : bagaimana kiat ampuh dan praktikal untuk menumbuhkan mentalitas keberlimpahan? Bagaimana strategi untuk meraih razeki yang masif dan barokah?

Saya mengulasnya dalam sebuah ebook mencekam tentang FINANCIAL FREEDOM. Anda bisa download gratis disini.

Baca dan PRAKTEKKAN ISINYA demi masa depan Anda yang lebih sumringah. Amin.

74 thoughts on “Jika Anda Suka Hidup Susah dan Miskin, Tulisan ini Tidak Perlu Anda Baca”

  1. Jika bisa bahagia dengan keberlimpahan harta, why not? mungkin saya setuju dengan statement Pak Yodhia saat ini, melihat banyaknya komentar artikel minggu kemarin yang pro dan kontra.

    Tapi terlepas dari itu, apa yang bisa ditangkap adalah harapan dan keinginan untuk selalu positif dan menerapkan afirmasi untuk selalu hidup ‘berkelimpahan’ dan ‘berkecukupan’ karena berimplikasi pada kebahagiaan immateriil.

    Nominal 3.1M tentunya relatif bagi tiap orang, tapi bukan tidak mungkin untuk bisa memiliki uang senilai itu sebagai simpanan di masa depan (dunia dan akhirat).

    Jika boleh merasakan, mendapatkan 100 ribu rupiah dengan memberi 100 ribu rupiah kepada yang membutuhkan ternyata hati dan raga lebih ‘happy’ bila kita memberikan yang 100 ribu rupiah tadi.

    Jadi pada sudut pandang dimanakah kita mengartikan dan memposisikan harta tadi…yaitu pada sudut pandang bila bisa memberikan manfaat harta yang didapat kepada sesama (tentunya semakin banyak mendapat, semakin banyak pula memberi).

  2. 100% saya setuju dengan uraian Pak Yodhia.

    “The Power of Mindset”
    Dengan kita yakin, maka kita sudah berhasil 50%, sisanya dilanjutkan dengan usaha dan do’a.
    Mengenai setuju/tdk setuju kembali kepada pribadi masing2.
    Apabila kita mau berfikiran positif, saya yakin uraian Pak Yod akan bermanfaat untuk kita.
    #gelas kosong tidak akan terisi apabila tutupnya tidak di buka.

    Terima kasih Pak Yodhia atas inspirasinya.

    Salam,

  3. Setuju pak yod, bagaimana qt bisa memberi kalau qt selalu mengharapkan menerima, tangan diatas lebih baik dari yang dibawah….

  4. sy sangat terinspirasi dengan tulisan pak yodhia sejak 4 tahun terakhir, sy koleksi tulisan anda

    Saat ini perlahan tapi pasti 2 thn terakhir menjalankan pelatihan bagi kawan-kawan pekerja pabrik dan komunitas marginal tentang bisnis plan dan e-bisnis serta persiapan pensiun untuk mereka yang sudah tua.

    saya berharap 3 thn ke depan akan lebih berkembang dan mulai meninggalkan dunia konsultan pemerintahan yang penuh dengan kolusi, gratifikasi dan korupsi….

    saya selalu ingin berada di posisi Tangan Diatas…setiap tips dari pak yodha, saya jalankan….

    alhamdulillah sudah ada 2 bisnis running : supplai chain dan distributor bahan makanan, dan Studio BisnisUKM..

    berbisnis mencerdaskan ummat sambil berbagi banyak hal…

    Thank you pak Yodhia.

  5. Guru ngaji saya pernah berpesan “carilah harta sebanyak-banyaknya, genggamlah dunia ditanganmu, berzikirlah sebanyak-banyaknya, masukan Allah dihatimu”.

    Harta hanyalah sarana bagi kita untuk lebih mendekatkan diri kepadaNya.

    Jangan mencari kelimpahan harta menjadi tujuan utama hidup ini. Karena jika mindset kita hidup ini untuk mencari kelimpahan harta bagi kebahagiaan sendiri dan keluarga maka kecenderungan untuk menghalalkan segala cara dalam mencapai hal tsb akan terbuka.

    Dari mindset inilah para koruptor bertindak dan tumbuh subur. Namun jika niat kita mencari kelimpahan harta untuk beribadah.

    Dengan kelimpahan harta kita bisa membantu orang yg terkena musibah, dengan harta kita dapat menyekolahkan anak yatim yg miskin, dgn kekayaan kita memberi sedekah para fakir miskin, sehingga dengan kelimpahan harta kita membantu mengangkat derajat hidup org lain maka disitulah hakekat sebenarnya kita ini kaya.

    Dan uang, harta berlimpah hanyalah satu dari sekian banyak macam rejeki.

    Rejeki yg lain adalah kesehatan, kebahagiaan hidup, ketenangan hati, anak-anak yg saleh.

    Di Blog Mas Yodhya ini salah satu tempat yg bagus untuk melecut semangat berkarir mencari harta dan kekayaan yg melimpah.

    Mungkin ditempat lain ada tempat yg bagus untuk memupuk ketenangan rohani jiwa kita. Dan ditempat ibadah bisa kita temukan ketenangan jiwa. Sehingga jika kita mau dan ingin maju dan bahagia dalam hidup ini.

    Carilah tempat-tempat yg dapat mendukung tujuan tsb. Jangan hanya bertumpu di satu tempat untuk mendapatkan semuanya.

    Nanti jadinya seperti kita ketemu tukang obat pinggir jalan yg menawarkan solusi semua penyakit dari panu kurap sampai stroke darah tinggi hanyan dengan minum satu obat saja.

    Carilah ilmu sampai negeri cina.

    Selamat beraktifitas, semoga hidup kita dapat berguna bagi kebahagiaan orang lain.

  6. Xixixi…sudah bergeser dari portal manajemen menjadi perencana keuangan. Memang sulit jadi konsisten ya…pantas banyak yg idealis akhirnya meleset jadi korup…isi perut juga masalahnya. Peace…

  7. Kalau 3 point diatas di rangkum semuanya ada di dalam hati, jadi bersihkan lah hati dari dengki, iri, buruk sangka ….. semuanya penyakit hati

    Gimana mau kaya kalau mental nya sakit, padahal kekayaan itu titipan yang perlu management dan mental yang sehat

    Jadi, kalau mau kaya …. bersihkan dulu hatinya, luar biasa mas Yodia

  8. kekuatan berfikir adalah anugerah luar biasa yang di berikan oleh Nya dan salah satu bentuk khusnudzon nya adalah mengarahkan kekuatan berfikir untuk hal-hal yang dapat menghantarkan kita pada kebaikan dan kesejahteraan dunia dan akhirat.

    I do agree…Mas Yodhia

  9. Salam,
    Penjelasan Mas Yodhya mengingatkan saya pada salah satu tafsir al-Quran surat Al-Baqarah: 19 yg bicara mengenai ciri2 orang Munafik.

    “atau seperti (orang-orang yang ditimpa) hujan lebat dari langit disertai gelap gulita, guruh dan kilat; mereka menyumbat telinganya dengan anak jarinya, karena (mendengar suara) petir,sebab takut akan mati. Dan Allah berkuasa orang-orang yang kafir.”

    Ayat tsb merupakan salah satu ayat yg menjelaskan karakteristik orang2 munafik.

    Menarik penjelasan Ibnu Mas’ud ketika mengupas ayat ini. Salah satu makna ayat ini menurut beliau adalah bahwa kalau orang lain melihat hujan sbg pembawa rahmat, yg menghidupkan tanah yg mati/tandus, mereka (orang2 munafik) itu hanya melihat guruh, petir dan kilatnya saja.

    Dalam kebenaran orang munafik hanya melihat hal2 yg dapat menyusahkan mereka saja. Shg mereka kemudian menutup telinganya rapat2.

    Menurut saya ini adalah salah satu penjelasan al-Quran mengenai the power of mindset. Saya tdk sedang menuduh siapapun sbg munafik lho, saya hanya melihat dari sisi bagaimana cara kita memandang terhadap sesuatu.

    You got the point?

  10. membaca artikel ini saya jadi teringat dgn “BILL GATES”.

    Orang Paling Kaya no 1 di dunia dengan kekayaan 1.000 Triliun

    Bill Gates orangnya kaya raya, baik hati karena dermawan menolong orang di Afrika sana dan menyumbangkan uangnya untuk air dan darah, dan tentu saja hidupnya bahagia karena berdua selalu bersama Istrinya yg Tercinta.

    ada benarnya juga artikel ini
    dan bill gates adalah salah satu orang kaya yg pak yodia tuliskan diartikel ini

  11. Tidak semua yang mas yodhia tuliskan itu benar.

    Kata2 harta tidak dibawa mati itu sesuatu yang positif. Kalau kita mengartikannya positif.kan tidak semua orang ditakdirkan kaya…

    Allah tidak menjamin semua orang menjadi kaya walau berusaha sekuat tenaga untuk menjadi kaya.

    Allah hanya menjanjikan kebahagian dunia dan akhirat bagi yang takwa. Kebahagiaan tidak identik dg kekayaan. Itu betul…sy rasakan kok.

    Sy pernah naik fortuner dg driver yang membukakkan pintu. Juga pernah naik metromini yang kl turun harus loncat.

    Rasanya…saat berada di fortuner dg segala kenyamanannya…sy pernah lupa, siapa yang memberikan pinjaman ini.

    Saya merasa lebih dari orang lain. Ada terselip rasa sombong…saat sy mengikuti, dunia dan harta adalah kebahagiaan…kita lebih sering terjebak ke jalan yang salah.

    Itu susahnya jadi orang yang serba kelimpahan…sering lupa…siapa yang pinjamkan dan bagaimana menjaga agar kelimpahan itu tetap jadi jalan yang mendekaktkan diri kita pada Allah. Kita lihat di TV, banyak orang kaya sumbang sana sini…tp hati2…adakah terselip riya, sombong…dll?

    Adakah dlam hatinya rasa syukur yang tiada henti atau seringnya lupa?

    Sementara orang dg keterbatasan harta, jika disikapi positif, akan positif juga….orang susah, tdk pernah lepas berdoa, memohon pada Allah…juga akan bisa menikmati setiap rejeki yang hadir, sebagai kenikmatan yang tiada dua…menurut saya yang sudah merasakan kedua keadaan itu.

    Dua2nya bisa membuat kita bahagia dan susah…jadi yang penting itu bukan kelimpahan hartanya, tp bagaimana menyikapi, setiap keadaan yang kita hadapi saat ini dg positif…krn arti rejeki sesungguhnya pertama keimanan, kedua kesehatan, ketiga…harta benda…(Jd hanya nomer 3, yang mas yodhia maksud)…

  12. Beberapa hari ini kita merayakan tahun baru imlek. Biasanya kita mengucapkan “gong xi fat chai”, yang artinya semoga rezekinya berkelimpahan.

    Apa yang menjadi ucapan dan pikiran kita akan menjadi kenyataan. Kekayaan bisa membahagiakan, juga bisa membuat menderita.

    Untuk itu kita perlu optimis dalam berpikir dan bertindak, dan sekaligus kita juga perlu membentuk hati (membekali dengan spiritual).

    Sehingga kekayaan itu baru benar2 memberi kebahagiaan.

  13. mencerahkan… Bismillah.. Insya Allah berniat berusaha mewujudkan impian menjadi seorang hartawan yang mendapatkan dengan cara yang berkah… karena kelak setiap rupiah harta kita akan di audit oleh ALLAH, dari mana kita dapatkan dan untuk apa harta itu kita gunakan… selamat pagi semua..

  14. Tulisan in di perlu dishare sebanyak mungkin, karena kita terlalu banyak dapat dogma yg sesat selama ini, dan tulisan ini dapat meluruskan kesalahan selama ini

    siapapun anda harus baca !!!!!!!!

  15. Bahwa benar kalau dengan harta kita bisa bahagia, apalagi kalau harta itu di pakai untuk hal-hal yang baik misalnya sedekah, nyumbang fakir miskin, nyekolahin anak yatimm dll.

    Namun perlu digaris bawahi bahwa tidak mutlak kebahagian seseorang dapat diukur dengan kekayaan (lihat saja Koruptor) yang terpersona dengan ilusi harta hingga terjebak dan akhirnya kebahagiaan berubah jadi penderitaan.

    Menurut saya, kekayaan itu perlu kita kejar tapi kekayaan seperti apa?. yaitu kekayaan Hati, Kekayaan Ibadah, Kekayaan Akhlak, Kekayaan Iman, Kekayaan Akidah yang saya lebih suka menyebutkan nya dengan kekayaan Rohani. Nah apabila kekayaan ini sudah kita lakukan dengan ikhlas dan sungguh2 niscaya Kekayaan Harta (Kekayaan Jasmani ) akan dapat dengan sendirinya.

    Karena dengan kekayaan Jasmani yang dilandaskan Kekayaan Rohani, Insya Allah barulah saya yakin PRemis ini akan berlaku..
    ” semakin kaya Anda, maka semakin Anda rajin dan banyak bersedekah pada orang lain ”

    Trims,
    Salam

  16. Mencuplik dari buku Aa Gym “Saya Tidak Ingin Kaya Tapi Harus Kaya” bahwa Kaya adalah sebuah Keharusan bukan sekedar Keinginan.

    Namun kaya tidak berdimensi tunggal, tapi merupakan sigma dari berbagai komponen: Kaya Ghirah (semangat), Kaya Input (ilmu, wawasan dan pengalaman), Kaya Gagasan (Ide dan Kreativitas), Kaya Ibadah dan Amal,Kaya Hati (bebas iri, dengki, ria, ujub, takabur, prasangka buruk), serta bonusnya Kaya Harta.

    Kekayaan Nurani lebih hakiki daripada kekayaan materi semata.

    Tolok ukur kekayaan adalah keberkahan dan kemaslahatan, artinya halal, thoyib dan bermanfaat tidak saja bagi diri sendiri tapi juga orang lain, dunia dan akhirat.

  17. Orang yang punya kelimpahan harta karena atas usaha sendiri dengan jalan yang halal disertai doa trus dia menyalurkan harta di jalan yang benar pula insya allah mendapatkan nilai lebih disisi Allah.

    Bila ada orang sudah berusaha untuk mendaptkan kelimpahan harta tapi Allah belum memberikan maka, bersyukurlah dengan yang ada dan tetap optimis.

    BIla ingin hidup kita “berkelimpahan harta” maka berusaha dan berdoa.

    Ajaran islam tidak melarang ummatnya untuk mengejar “dunia”bahkan wajib. Karena banyak hal yang bisa dilakukan bila kita “berkelimpahan harta”, misal membantu korban bencana dll.

    Bila kita belum “berkelimpahan harta” maka bersabar dan bersyukurlah. Dan tetap berusaha.

  18. inspiring … hidup untuk kebajikan.
    kekayaan adalah pelengkap dan penyempurnanya …
    bagaimana bisa haji, bagaimana bisa jihad?
    dan akhirnya .. surga bisa dibeli dengan kekayaan … 🙂

  19. Mas yod

    mnrt saya jangan dikomentari mindset yang negativ,itu hak mereka memilih
    tugas kita memberikan pengarahan sesuai point of view dan kacamata mas yod

    justru yang negativ memberikan warna..ternyata masih ada manusia yg seperti ini atau itu…let them choices

    Lanjut terus mas yod…give us your lesson learn

  20. Pagi Pak Yodhia,

    Saya setuju dengan kalimat-kalimat dalam tulisan ini, bahwa pikiran kita harus dengan perkataan yang memberi kekuatan sehingga aliran yang positif itu akan datang pula dan kita akan menjadi tambah heppy.

    Setujuuuuuuuuuuuu banget

    Saya salah satu yang sampai umur menjelang 49 tahun anak masih smp 2 dan 1 kelas 5 SD; baru punya rumah dan motor, makanya saya tetap kekeh bahwa saya harus mempunyai sesuatu yang berlimpah untuk masa depan anak2 dan hidup saya tentunya.

    Tidak perlu takut dengan umur. Bukan begitu?

  21. mas yod

    Semangat Pagi

    mindset yg negativ nggak usah dikomen,itu pilihan mereka.tugas kita dan anda untuk memberikan pencerahan dan memberikan lesson learn..terus konsisten

    tetap semangat..and thanks atas tulisan nya sangat inspiratif…….

    setyo
    (miners)

  22. setuju (positif thinking), saya ingin/rindu melihat orang islam banyak yg kaya. apalagi bisa memberi peran/warna perekonomian disuatu negara atau dunia.

    krn semakin banyak orang islam yg kaya tentu semakin banyak zakat atau infaqnya (ZIS).

    hal ini diperoleh dari 2,5% yg dikalikan dengan labanya/penghasilannya yg berjumlah wooww tentu akan menghasilkan nilai infaq/zakat yg besar.

    sehingga jika orang islam banyak yg kaya tentu potensi zakat/infaq akan semakin besar.

    jika dana ZIS tsb dikelola dgn amanah tentu banyak pihak/orang yg terbantu 🙂

  23. Tulisan tentang mengejar kekayaan dengan jendela positif dan penuh optimisme adalah seperti pepatah ‘Man jada wa jada” bersunguh dan berseriuslah maka akan ada jalan keberhasilan” untuk apapun

    karena alloh sudah menakar semua rejeki pada umatnya dalam bentuk Qadha dan qadar yang sesuai namun semua itu harus diikhtiarkan….

    dan saya percaya bahwa mindset positif dabarengi dengan Upaya maksimal akan menghasilkan hasil dalam bentuk kekayaaan/rejeki yang cukup yg diperoleh melalui cara dan proses yang halal…

    Sahabat2 rasul Muhammad Saw banyak yang kaya utk perjuangan islam…

  24. Saya kira tulisan Mas Yodhia ini perlu didudukkan secara arif dan bijaksana.

    Jika Mas yodhia membicarakan tentang kekayaan [harta dunia] tentu bagi kita para pembaca sudah seyogyanya memaknai kekayaan di sini adalah [kekayaan] yang membawa kita pada kesuksesan dunia dan akhirat, bukan sebaliknya.

    Jika ada saudara kita yang mengajak kita bersedekah, tentu bagi kita para pendengarnya sudah seyogyanya memaknai ajakan [sedekah] tersebut adalah ibadah yang ikhlas, bukan sebaliknya, sehingga kita tak berkata nyinyir kepada saudara kita yang bersedekah banyak dengan bergumam,”mending sedekah sedikit, yang penting ikhlas. daripada banyak tapi riya”.

    Toh urusan riya adalah urusan Allah dan si pemberi, kita tak akan mampu serta-merta menghakimi, karena urusan hati adalah perkara ghaib bagi kita.

    So, mari jadikan saja harta kekayaan [yang masih terus kita usahakan itu] sebagai kendaraan untuk membuat kita makin cepat meraih Ridho Sang Maha Pemberi Keridhoan, karena hanya mati saja yang bisa menjadi pembenar kita untuk tidak berusaha keras dalam menjalani kehidupan ini.

  25. Pak Yodhia, komen tulisan Anda belum sampai ratusan kalo dari 2 thread Anda Pak, tepatnya 78 komentar hehehe….

    Tapi saya setuju banget sama 2 thread Pak Yodhia akhir2 ini yg menurut saya saling berkaitan.

    Dmn respon dari sebelumnya yg menurut saya agak berpikir negatif dari berlimpah harta…

    lebih baik kita jujur pada diri sendiri…mau berlari untuk kaya atau tertawa sambil tiduran dalam kekurangan

  26. Sepuluh sahabat nabi yang dijamin masuk syurga, 9 sahabat berprofesi sebagai pengusaha. Mereka mempunyai “kelimpahan harta”, namun digunakan untuk jalan dakwah. Bagi yang belum “berkelimpahan harta” maka bersyukur dan bersabarlah, tetap optimis berusaha.

  27. Setuju Pak Yod,
    Carilah dunia sebanyak-banyaknya seolah engkau akan hidup (1000) seribu tahun lagi, dan Carilah Akhirat sebanyak-banyaknya seolah engkau esok akan mati. Rasulullah SAW lebih suka kepada ummat yang kuat, dan kaya.

  28. Tulisan diatas dapat dibenarkan atau disalahkan tergantung dari persepsi orang yang menyerapnya, tp semua itu hanya titipan Allah termasuk tulisan ini.

    Pak Yodhia, numpang nitip website bagi wirausaha atau UKM yang ingin mengembangkan bisnis:
    https://portal.co.id

    Terima kasih

  29. Gampang saja pak…ada org2 yg smp meninggalnya hanya bermanfaat untuk dirinya sendiri, hanya bermanfaat untuk keluarga nya saja tp ada pula org2 yg dengan kekayaannya memberikan manfaat membantu org lain….

    tidak banyak org seperti itu tp semoga kita semua termasuk org yg bermanfaat bagi sebanyak banyaknya manusia …

    Untuk apa kita diciptakan kedunia ini ? Jadi pertanyaan mendasar…mas yodya sudah memberikan manfaat ilmu nya ke kita semua….

    sekarang kita pikirkan manfaat apa lagi yg akan kita bagi kan untuk kehidupan ini (para negative komentator jg telah memberikan manfaat dengan memberikan contoh…agar kita bs belajar dr org2 yg hanya berbahagia untuk dirinya sendiri)

    Salam Manfaat….

    Esr

  30. Just My Opinion:

    inilah mas yg namanya penyakit mental “komentar2 yg seolah2 postif padahal jelas2 negatif dan memiliki efek lebih buruk”

    So, i agree with you mas 😉 Artikel anda bisa sangat2 bermanfaat bagi mereka yg mau berpikir dan intropeksi..

  31. Setahu saya sih orang macam bill gates, zuckerberg, n orang2 tajir lain justru tdk pernah punya target2 financial tertentu pak.

    Mereka mengejar passion, sementara kekayaan financial jadi reward yg jumlahnya mungkin diluar prediksi. Mengejar kekayaan dan mengejar hasrat yg akhirnya berbuah kekayaan itu berbeda.

    Menjadi kaya itu tidak salah, tapi jika itu jadi nafsu dan target untuk dicapai, saya pikir itu salah.

    Apakah dgn termotivasi utk kaya lantas berakhir kaya? Belum tentu. Bisa saja masuk penjara. Lebih baik memotivasi diri utk lebih produktif, lebih punya nilai tambah n manfaat. Itu lebih mendekatkan kita pada kekayaan.

  32. jika anda berpikir bisa itu benar, tapi jika anda berpikir tidak bisa itu benar.

    pilih yang mana?

  33. Dan Yang paling Penting ” jalan Yang Kita Tempuh Jalan Yang Halal ” Bukan mEnghalalkan Segala jalan 🙂

  34. Subhanallah. Luar biasa. Semoga kita selalu dalam pancuran rezekiNYA, keberkahanNYA, kesehatanNYA, selamat dunia dan akhirat. AMIN YRA.

    Allah SWT Maha Maha Maha Kaya, sebaik-baiknya pemberi rezeki, sebaik-baiknya pemberi upah (QS Al-Mu’minun Ayat 72), rezeki yang melimpah ruah, rezeki dari langit dan bumi NYA, rezeki dari arah yang tdk terduga-duga. Yang perlu kita lakukan adalah meyakininya, berdoa, bersyukur, dan berusaha.

    Ya Allah paringono rejeki ingkang katah lan barokah, go mangkat reng mekah medinah, mulehe tumbas omah lan sawah, gadah deposito katah teng bank syariah, mboten lali maring sedekah.AMIN YRA.

  35. Keadaan kita tergantung pada Mindset dan Keyakinan kita seperti apa. kalau kita ingin bahagia maka tanamkan Mindset dan Keyakinan untuk itu.. 😉

  36. Dari komentar – komentar diatas baik yang pro ataupun kontra, keduanya saya pernah mengalaminya.

    Harta itu tidak penting :
    4 tahun yang lalu, Hidup saya sangat bahagia dengan pendapatan saya hanya cukup untuk hidup pas – pasan untuk kebutuhan keluarga saya dengan 2 orang anak. Prinsip harta tidak penting ini berubah sewaktu orang tua saya sakit dan harus dioperasi, saya tidak bisa membantu biaya pengobatan orang tua saya.

    Disaat itulah saya merasa betapa tidak bergunanya hidup saya karena tidak bisa membantu orang lain.

    Kemudian di lain waktu saya juga memikirkan bagaimana nasib anak saya kelak sepeninggal saya karena mungkin saya hanya akan mewariskan ilmu (pendidikan) untuk anak saya, tetapi tidak ada asset yang akan saya wariskan.

    Saya makin merasa tidak berguna. Sejak saat itu saya berusaha agar penghasilan saya bisa untuk membantu orang lain diluar keluarga saya.

    Harta itu penting :
    Sejak saat itu saya bertekat untuk merubah mindset saya dari berpendapatan secukupnya dan bahagia menjadi berpendapatan melimpah dan bahagia.

    Kedua – duanya sama bahagianya, tetapi mindset yang terakhir pendapatan saya adalah berkelimpahan sehingga bisa membantu orang tua, meninggalkan asset untuk anak saya, dan membantu orang lain.

    Keajaiban terjadi setelah saya merubah mindset dari mental pas – pasan menjadi mental kaya.

    Sejak dua tahun lalu memang pendapatan saya naik 2x lipat, saya bisa membantu biaya kesehatan orang tua saya dan menabung untuk masa depan anak saya.

  37. Sesungguhnya dunia itu tak lebih dari genggaman air dalam tangan dilautan. Yang artinya, dunia(kekayaan dunia) itu menyesatkan/semu.

    Kebanyakan lupa setelah diberi harta yang lebih daripada yang sadar bahwa semua itu titipan.

    Seperti mobil baru yang bila terkena lecet sedikit pasti marah2, merendahkan orang lain(sombong). Jika punya 1 mobil pasti pengen punya 2 mobil, alhasil manusia yang cinta dunia dan lupa akan akherat.

    Sudah banyak kisah-kisah seperti ini didalam Al-Quran. Jumlah umat islam banyak, tapi mereka seperti buih dilautan karena ditanamkan Wahn(cinta dunia) dihati mereka.

    Kebanyakan orang kaya mendapatkan hartanya dengan cara yang tidak halal. Terutama uang riba.

  38. Melihat komentar2nya, benar bahwa pendapat dan cara pandang orang itu beda-beda ya.

    Saya sih ngambil manfaat dari tulisan yang dasyat ini, adapun pandangan lainnya, ya saya aplikasikan juga untuk diri saya sendiri, karena itu tadi, banyak relatif-relatif di setiap orang yang beda semuanya.

    Intinya sih, kalo kata ane, KAYA itu jangan dikejar, tapi kita HARUS kaya 😀 Beda kan kalo kita mengejar-ngejar kekayaan (kesan negatif) dengan kita HARUS kaya lho, buat kita, keluarga, dan ummat untuk berbagi. Untuk dunia, dan akhirat.

  39. Selamat Pagi Pak Yodhia…

    saya sangat terkesan dan terima kasih banget atas semua sajian2 yang telah bapak kirimkan ke alamat email saya.
    betapa nyaman rasanya ya pak,,jika hidup kita sudah makmur n berkecukupan seperti yang selalu bapak bilang.

    tapi sayang pak….
    saya belum bisa menemukan kondisi seperti itu dan jujur selama ini hidup saya masih selalu tidak cukup (bukannya saya tidak bersyukur dgn rezeki yang telah Tuhan kasi kepada sy dan keluarga)
    karena selama ini yang saya alami, selalu lebih besar pasak daripada tiang…..
    saya ingin banget membantu perekonomian keluarga saya, dengan menjalani usaha sampingan…
    tapi saya tidak tahu harus usaha apa dan mulai dari mana????
    apakah pak Yodia bisa membantu saya dalam hal ini????

    terima kasih sebelumnya dan salam dari saya di BALI

  40. saat kita kekurangan uang, sebagian besar waktu kita akan dipakai untuk mencari dan memikirkan uang.
    .
    saat kita kelebihan uang, kita justru perpeluang untuk hanya fokus pada peluang yang lebih besar

  41. Manusia memiliki kekuatan yang luar biasa untuk menciptakan mahakarya. Kekuatan terbesar dalam diri manusia itu terdapat pada pikiran. Tetapi kita jarang membuktikan kekuatan pikiran tersebut, kita sering terjebak dalam zona nyaman atau kebiasaan tertentu. Sehingga selamanya tidak dapat mencari kemungkinan yang lebih baik atau perubahan nasib yang berarti. Oleh karena itu milikilah target lebih tinggi untuk merangsang kekuatan dalam pikiran tersebut.
    otak Sebab target atau sasaran baru yang dipikirkan itu akan menggerakkan diri kita untuk melaksanakan tindakan. Apalagi jika diyakini target tersebut bakal tercapai, maka diri kita akan lebih siap menghadapi tantangan yang ada.

  42. Kekayaan membuat kita lupa dari Sang Pencipta itu juga bukan komentar yg pas.

    Kemiskinan juga tidak menjamin kita tidak melupakan Nya. Terkadang saking putus asa banyak orang yang merasa marah kepada Nya dan merasa ragu akan keberadaan Dia.

    Dalam keadaan berkecukupan akan lebih mudah untuk kita melakukan amal dan ibadah.

    Masalah iman taqwa dan moral itu menurut saya tergantung dari quality time yang kita miliki bersama keluarga, dimana di waktu tersebut kita bisa berbincang dan menasihati keluarga tentang akhlak dan moral baik yang harus kita pegang.

  43. Bagi saya, segala sesuatu mempunyai sisi baik dan sisi buruk, seperti selayaknya sebuah koin.

    Kekayaan bisa bermakna buruk apabila dimanfaatkan untuk hal yang tidak-tidak, alasan untuk menjadi malas dan manja, dan dipakai untuk menyombongkan diri.

    Namun kekayaan bisa menjadi berkah bila dipakai untuk hal yang baik-baik dengan ikhlas dan penuh syukur.

    Kemiskinan juga sama saja. Kemiskinan bisa menjadi penggerak dan motivasi besar untuk selalu maju dan untuk selalu bersyukur atas rahmat-Nya, sekecil apapun itu, namun, kemiskinan juga bisa dijadikan alasan untuk membangkang pada Tuhan atas perlakuan yg tidak adil.

    Bagi saya, kekayaan itu baik atau tidak, itu semua tergantung sudut pandang kita dan bagaimana kita memanfaatkannya.

    Layaknya sebuah pedang. Dengan sebuah pedang, kita memiliki alat untuk membela diri, kebenaran, dan menjadi seorang pendekar sejati.

    Namun, pedang yg sama juga dapat membuat kita mati konyol mengenaskan apabila dipakai dengan tidak hati-hati, bahkan dapat membuat kita menjadi pembunuh psikopat apabila pedang dan keahliannya dipakai untuk hal yang nggak benar. Jadi, intinya ada pada kita semua kan?

    Saya ingin menjadi kaya secara harta, bukan karena saya materialistis, tapi saya melihat kekayaan sebagai “opportunity” untuk berkarya lebih baik dalam hidup.

    Manusia akan bisa lebih berkarya dengan bagus apabila merasa hidupnya sudah “safe”. Kita takkan bisa all out berkarya sesuai passion dan minat kalau masih kelimpungan memikirkan uang untuk makan besok bukan? Itu yg saya maksud.

    Tetap berkarya ya, Pak. Saya suka sekali tulisan-tulisan Bapak.

    Keep sharing!

  44. well, saya sangat setuju bahwa keinginan untuk kaya harus berawal dari settingan alam bawah sadar kita, jika kepengen tambah kaya harus ngeluarin sedekah lebih banyak. Soal bagaimana dampak kekayaan itu sendiri tergantung pribadi masing2. Bagi saya jadi kaya itu merupakan kesempatan untuk lebih memperbanyak pahala.

  45. semua orang di dunia akan rugi,kecuali;orang2 yang beriman,beramal soleh,dan saling menasehati dalam hal kebenaran dan kesabaran.intinya mas yod ,dunia ini sarana bagi kita untuk mencapai tujuan sebenarnya .cari dan gunakan sarana terbaik untuk tujuan terbaik.kaya, harus.tapi jangan lupa siapkan hati kita ,mental kita supaya tidak lalai dengan niat dan tujuan kita.

  46. betul2 sajian artikel yang renyah Pak Yodhia. Inspiratif sekali. Mudah2an bisa membuat kita termotivasi untuk mengeluarkan effort lebih banyak dalam bekerja dan selalu bersyukur atas apa yang telah kita miliki.

  47. lakukanlah apa yang ingin kita lakukan, sejauh itu adalah hal yang positif dan bisa dipertanggungjawabkan, dan tentunya bisa membawa manfaat bagi orang-orang di sekitar kita. Fokus terhadap tujuan kita, selalu berdoa, serta menjaga agar setiap aspek kehidupan kita berjalan seimbang.

  48. Tidak semua yang kaya itu baik.. dan tidak semua yang miskin jelek atau sebaliknya.

    Dalam islam harta tahta wanita adalah godaan dan sumber fitnah terbesar karena ketiganya berhubungan dengan nafsu. Dan menurut rasulullah bahwa bliau lebih takut ujian umatnya kekayaan drpd kemiskinan. Meskipun kaya dan taqwa itu mempunyai derajat lbh tinggi dibanding miskin dan taqwa.
    Banyak sahabat nabi yg kaya raya tp lihatlah bahwa semua hartanya digunakan untuk umat dan perjuangan. Bahaimana dg kehidupan sekarang ?

    Intinya, sebagai motivasi pelecut usaha saya setuju. Namun bukan berarti menilai yg miskin itu buruk.

  49. Saya salut dengan pemikiran bapak yang sejauh itu, yang jarang orang memikirkannya. good bpk, di tunggu artikel lainnya :D.

  50. Setuju ama pendapat diatas..
    Cuman satu yang kurang.. kalo aku sih setuju kalo harta itu secukupnya aja mas..
    mau beli mobil cukup
    Mau naik haji cukup
    Mau nyekolahin anak terlantar cukup
    Pokoknya cukup terus…

  51. sangat sangat setuju.. memang kita itu harus bermental positif dan pemenang. jangan sekali – kali kita berpikiran negatif, karena tanpa sadar apa yang kita pikirkan biasana bisa terjadi.

    Soo positif thinking selalu..

  52. ya memang, komentar yang dituliskan oleh komentator diatas adalah komentar orang yang tidak layak atau tidak pantas jadi seorang pemimpin…!!!

    baik sebagai pemimpin di perusahaan, pemimpin ormas, ataupun jadi pemimpin di rumah tangga nya sekalipun, kenapa?

    karena tidak adanya target maupun mimpi dihidupnya untuk memberikan beragam kebahagiaan yang terkadang hanya bisa di bayarkan dengan uang, kepada keluarga nya bahkan dirinya sendiri untuk dapat menikmati hidup..

    di usia 55 thn memang alangkah senangnya jika memiliki tabungan sebesar itu, karena bisa memberikan bantuan untuk sodara2 kita yang tidak mampu, bahkan bisa menabung untuk di akhirat dengan cara menyumbang bagi para korban bencana alam dan membangun tempat ibadah

    mengenai pembagian harta,agar tidak terjadi perselisihan di anak anak nanti, adalah tergantung dari pembelajaran yang diberikan si orang tua tersebut, bisa atau tidaknya mendidik anak untuk saling mengerti, menerima dan BERSYUKUR….!!!

    komentator tersebut adalah orang yang tidak BERSYUKUR, dan dipastikan orang tersebut NEGATIF terhadap tuhan, orang lain, keluarganya, bahkan dirinya sendiri…

    dan dia adalah salah satu orang munafik.

    coba berpikir anda adalah manusia beruntung yang masih diberikan nikmat sehat wal’afiat, dibanding sodara2 kita yg sedang diberi sakit oleh tuhan…
    pesan buat si komentator tersebut :

    HIDUP ADALAH PERJUANGAN gak usah hidup kalau gak mau berjuang, satu lagi..

    HIDUP BERAWAL DARI MIMPI….

  53. Biasanya orang yg sudah berhasil atau kaya tingkat ibadah dan bersyukurnya naik dan rajin….betul kata om..1000%….tp itu lah kalau susah banyak juga menyalahkan tuhan itu tak adil “astafirullah”….

  54. Di kurikulum sekolah kita tidak pernah diajarkan tentang: kewiraswastaan, financial freedom, dan the power of money.
    Kita sekolah dicetak untuk menjadi buruh, mesin ekonomi kapitalis dan pegawai.

    Sudah saatnya anak-anak kita dididik untuk membuat peta jalan sukses bagi dirinya sendiri. Memiliki kemampuan mengadded value suatu nilai baik barang, jasa maupun ide.

  55. Dg harta orang bisa tambah ibadahnya, juga banyak juga dg harta orang banyak melakukan maksiat, juga dg cara maksiat utk mendapatkannya seperti korupsi, jual narkoba dll

    pendapat saya hidup harus dijadikan amal ibadah, apapun bentuknya, menulis buku, jadi pengusaha, dll

    dg cara yg baik dan tujuan memberi banyak manfaat utk diri sendiri dan orang banyak, dg cara itu semua akan bernilai ibadah

    insya Allah harta yg berkah akan menghampirinya, tapi kalau tujuannya cari harta saja…

    tanpa niat yg mulya dibalik itu, kayaknya harta yg didapat akan membawanya ke arah keburukan….

  56. Saya setuju, bahwa sebenarnya Allah ingin kita kaya. Kita hidup di dunia materi, maka sewajarnyalah kita membutuhkan materi yang cukup untuk hidup kita.

    Orang miskin dikatakan menderita, karena mereka kekurangan materi untuk mencukupi hidup mereka. Cuma, yang menjadi pertanyaan adalah :

    Bagaimana orang yang kekurangan itu mencari kesempatan untuk mendapatkan kekayaan materi bukan dengan hal yang negatif (misalnya mencuri, merampok)?

    Misalnya, orang yang pekerjaannya menyapu jalan tol? Orang yang menjadi pengemis? Orang yang berjualan makanan kecil di terminal bus?

    Orang yang cacat pekerjaannya menjahit pakaian, sangat sepi pengunjung? Kalau pendapatan sehari 50 ribu (kadang kurang), mau jadi kaya darimana?

    Tentunya tidak mudah, mau usaha besar harus ada modal besar, mau kerja yang gajinya besar harus ada gelar dan kemampuan, mau jadi PNS harus ada cokolan uang ratusan juta 🙂

    mau kerja di pelayaran harus ada uang muka puluhan juta (minimal 40-50 juta)? L

    ha terus kepiye …? Sekarang ini untuk bisa kerja (mendapat uang) harus memakai uang. Walau tidak semuanya, kadang ada yang beruntung, tetapi tidak semua orang beruntung …

    Teman saya saja yang seorang sarjana S1 menjadi guru honorer di sebuah SD sesudah 11 tahun dengan total gaji 700-800 ribu saja sudah tidak kuat, apalagi mencukupi kebutuhan anak istri, akhirnya keluar hanya jadi satpam (pekerjaan sudah tidak sesuai gelar).

    Sebenarnya yang sulit ditemui/dicari adalah WAKTU dan KESEMPATAN untuk menjadi kaya.

    Hanya 1 hal yang saya yakini :

    Rahasia sukses yaitu dengan MEMBERI, tanpa pamrih mendapatkan imbalan.

    Jika kita meminta, ingin menerima, maka kita harus MEMBERI. Itu sudah hukum Tuhan dan Alam Semesta. Dengan memberi, kita menunjukkan syukur kita kepada Tuhan dan menyatakan diri kita sudah kaya dihadapanNya.

    Jika kita memberi, apalagi dalam kekurangan kita, Tuhan dan Alam Semesta akan melipatgandakan kekayaan kita.

    Memberi harus tanpa pamrih mendapatkan imbalan/pahala, karena jika kita memberi untuk mendapatkan imbalan/pahala, maka ada unsur paksaan dan bersifat egois mementingkan diri, tidak ada ikhlas.

    Baik MISKIN atau KAYA, marilah jika ada kesempatan kita MEMBERI secara terus menerus, maka kita juga akan MENERIMA terus menerus.

Comments are closed.