Rencana Aliansi Alibaba – Tokopedia dan Senjakala Mall di Indonesia

Informasi yuang disajikan TechInAsia menyebut bahwa saat ini pihak Alibaba tengah berunding untuk mengucurkan dana investasi ke Tokopedia senilai Rp 6,5 triliun – sebuah jumlah investasi yang impresif.

Aliansi raksasa Alibaba dengan Tokopedia mungkin akan ikut menentukan masa depan wajah e-commerce di tanah air.

Apa implikasi dari aliansi itu terhadap lansekap bisnis retail di tanah air? Dan adakah itu juga sinyal bagi senjakala mal-mal offline di Indonesia?

Ada 3 catatan bisnis yang layak diulik dari rencana investasi masif Alibaba ke Tokopedia. Mari coba kita bedah satu demi satu.

Business Note # 1 : Winner Takes All Principle
Dalam industri e-commerce itu berlaku semacam prinsip Winner Takes All. Untuk meraih profit dan pertumbuhan eksponensial, pemenang pasar harus menguasai seluruh konsumen. Runner up dipaksa untuk jauh tertinggal dalam debu kekalahan.

Contoh ekstrem winner takes all adalah Amazon di Amerika dan Alibaba di China. Mereka adalah pemenang tunggal; dan sebagai winner, mereka takes all consumers. Akibatnya : Amazon dan Alibaba menjadi raksasa yang makin besar. The giants keep getting bigger.

(Dalam dunia medsos, prinsip winner takes all berlaku pada kemenangan fenomenal Facebook yang takes billion users around the world. Google Plus+ dilibas dalam luka bisnis yang amat menyakitkan).

Nah di arena e-commerce di Indonesia, belum ada winner that takes all markets.

Kompetisinya masih sangat ketat karena ada Lazada, Bukalapak, Elevania, dan Shopee – pemain baru yang mendadak naik daun. Juga ada MatahariMall.com (Lippo) yang sekarang entah arahnya mau kemana.

Tapi untuk menjadi winner takes all, butuh dana triliunan dan dukungan mitra strategis yang amat kuat.

Dana triliunan dibutuhkan untuk “membeli pertumbuhan pasar masa depan”. Harapannya, kelak bisa jadi pemenang tunggal, sehingga investasi triliunan itu menjadi worth it.

Nah, rencana investasi masif Alibaba ke Tokopedia ini mungkin sebuah jalan agar mereka menjadi Winners that Will Take All Customers.

Alibaba sendiri merupakan pemilik mayoritas saham Lazada Indonesia. Jika benar investasi itu terjadi, maka aliansi strategis dahsyat antara Lazada Indonesia dan Tokopedia akan terwujud. Kerjasama cross promotion dan cross selling antara Lazada dan Tokopedia akan sangat bagus bagi pertumbuhan bisnis mereka.

Aliansi Alibaba – Lazada – Tokopedia bisa membuat trio ini benar-benar menjadi winners take all yang akan menguasai pasar e-commerce Indonesia.

Bukalapak, Elevania, Shopee dan juga BliBli amat layak kuatir dengan manuver bisnis dari deal Alibaba – Tokopedia ini. Mereka harus segera melakukan antisipasi agar tak terjatuh dalam jalan kebangkrutan yang penuh duka.

Business Note # 2 : Senjakala Mall di Indonesia?
Ditengah gemuruh ledakan pertumbuhan bisnis e-commerce, diberitakan banyak pasar offline dan mall offline yang makin sepi pembeli.

Fyi, tahun ini ratusan mall di Amerika bangkrut dan tutup karena digilas oleh Amazon (pemain ecommerce terbesar di Amerika dan dunia). Kisah semacam ini mungkin kelak akan terjadi di tanah air.

Faktanya, memang makin banyak toko offline yang penjualannya menurun – terutama yang jualannya clothing, fashion, gadget dan asesorinya. Penjualan gerai Ramayana dan Matahari pada lebaran tahun ini misalnya, lebih rendah dibanding lebaran tahun lalu.

Penyebabnya sederhana : makin banyak orang yang belanja online pada ribuan toko yang ada di Tokopedia, Bukalapak atau Instagram.

Make no mistake. Mall akan tetap ramai namun mungkin hanya food court-nya. Orang ke mall hanya untuk makan. Sementara banyak gerai di mall seperti gerai fashion, arloji, kosmetik dan gadget yang makin sepi pembeli. Sebab ratusan ribu pembelinya sudah migrasi ke dunia maya.

Ke depan fenomena migrasi jutaan pembeli ke dunia maya itu akan makin banyak. Dan ini bisa membuat mal-mal di Indonesia menemui senjakala kesepian yang memilukan.

Data menunjukkan data total penjualan retail di Indonesia adalah Rp 4500 triliun. Sementara total penjualan retail dari online tahun lalu diperkirakan masih hanya sekitar Rp 65 triliun saja. Artinya belum ada 2%-nya. Sementara di China angkanya sudah tembus 20% dari total perdagangan.

Apa artinya? Maknanya potensi pertumbuhan online retail sales akan makin menanjak. Masih ada ruang yang amat masif untuk tumbuh. Kalau saja porsi penjualan online naik jadi 20% (10 kali lebih dari porsi saat ini), maka masih ada kue ratusan triliunan yang layak dikejar.

Nah, kalau porsi penjualan online naik jadi 20% saja, maka masa depan pasar-pasar offline dan mal di tanah air bisa makin muram.

Pasar dan gerai offline akan makin banyak yang bertumbangan. Namun di sisi lain, tumbuh ribuan gerai baru di Tokopedia, Bukalapak dan Shopee.

Patah tumbuh, hilang berganti. Esa hilang, dua terbilang.

Business Note # 3 : Tumbuhnya Ribuan Onlinepreneur Baru
Melesatnya marketplace seperti Tokopedia dan Lazada, dan juga Instagram Olshop, tak pelak telah melahirkan ribuan onlinepreneur baru yang mampu meraih profit masif.

Nilai transaksi di Tokopedia sendiri mencapai angka Rp 1 triliun per bulan atau Rp 33 milyar per hari (!).

Namun angka itupun tetap akan tumbuh terus. Seperti saya tulis diatas, potensi pertumbuhan penjualan online masih bisa naik hingga 10 kali (dari porsi 2% menjadi 20%).

Artinya penjualan harian di Tokopedia kelak akan bisa mencapi Rp 330 milyar per hari. Tinggal tunggu waktu saja. Niscaya akan terjadi.

Apa makna dari angka-angka penjualan yang amazing itu? Simpel : peluang bisnis online masih amat terbuka lebar.

Kini mungkin saatnya untuk juga ikut aktif menjemput peluang online business yang masif itu. Dan bukan hanya sekedar menjadi penonton yang pasif. Siapa tahu, profit puluhan juta bisa diraih.

Pertanyaannya : mau jualan online apa? Dan siapa supplier yang andal untuk kulakan barang dengan harga paling murah?

Faktanya, banyak pelapak di Tokopedia yang sukses raup omzet masif dengan berbekal informasi krusial tentang siapa saja supplier yang mampu sediakan produk andal dengan harga murah – untuk kemudian bisa dijual kembali di online marketpkace dengan margin keuntungan yang yang lumayan maknyuss.

24 thoughts on “Rencana Aliansi Alibaba – Tokopedia dan Senjakala Mall di Indonesia”

  1. Artikelnya menarik Mas Yodhia, tapi judulnya typo ya seharusnya rencana bukan recana.

    Di kuartal kedua tahun ini startup dipenuhi oleh eCommerce dan Fintech. Sayangnya, pertumbuhan startup tahun ini belum sebaik tahun kemarin.

    Artikell startup lainnya bisa dilihati di blog startup blogmanajemen.net

    Terima Kasih

  2. Budaya masyarakat Indonesia makin kesini lebih senang belanja online, dibandingkan pergi ke mall yang harus menerjang kemacetan di jalan.

    Menurut saya ini adalah sebuah keniscayaan. Oleh karena itu langkah cerdas yang bisa kita ambil adalah dengan ikut berpartisipasi dalam era transisi budaya berbelanja negeri ini.

    Jadi pelaku, jangan jadi objek terus. Menjual jangan dijuali terus. ~ sekedar untuk memotivasi diri sendiri.

  3. Selalu mencerahkan dan membuka wawasan baru saat Senin pagi membuka blog strategi manajemen, benar-benar menu Sarapan pagi yang maknyuss dan joz markojozz tenan 🙂

    Satu satu memberikan peluang yang bagus bagi TUMBUHnya ribuan enterpreneur baru dan di sisi lain mematikan mall konvensial.

    Bagaimana dengan gaya hidupj jalan-jalan dan nongkrong di mall? mungkin akan mati juga ya.
    dan akan berganti nongkrongin HP 🙂

    So…
    Peluang yang bagus tumbuhnya ribuan pengusaha baru KUDU diambil dan dimanfaatkan sebesar-besarnya bagi pengusaha.

    Semua aspek kudu dipersiapkan secara baik dan TEPAT termasuk manajemen keuangannya, SOPnya dan semua terkait dengan bisnis.

    Jangan sampai peluang yang sudah ada di depan mata tersebut terabaikan atau malah diambil alih pihak lain.

    Untuk membekali dan melakukan tata kelola keuangan secara sistemik dan berdampak untuk BISNIS. anda bisa belajar dari berbagai sumber baik yang berbayar maupun gratis.

    Yang berbayar misalnya dengan ikut seminar, workshop atau sekolah lagi. Sedangkan yang gratis alias FREE, anda bisa belajar materi manajemen keuangan dan SOP di https://manajemenkeuangan.net/. selain materi ada Anda juga bisa download template laporan keuangan, template analisa laporan keuangan, template perhitungan depresiasi dan 10 contoh sop untuk bisnis Anda serta banyak lagi…

    Cepetan persiapkan BISNIS anda untuk menghadapi SENJAKALA mall di Indonesia dan tumbuhnya RIBUAN pengusaha baru atau bisnis anda sendiri akan ikut tergilas dan tamat juga 🙂

    Terima kasih Kang Yodh.

    Salam SUKSES penuh KEBERKAHAN.

  4. Aliansi Alibaba-Tokopedia akan menjadi ancaman serius bagi pelaku bisnis ecommerce lain.

    Apa yang akan dilakukan Bukalapak, Shopee, Elevania, Mataharimall, blibli.com? Akankah ikut latah melakukan aliansi?

    Jawabannya akan menjadi tontonan yang menarik, pertarungan sengit di panggung bisnis ecommerce di Indonesia

    Artikel manajemen SDM
    https://manajemen-sdm.com

  5. Mas yodhia,
    You are my inspiration all time.

    Tolong diangkat juga mengenai usaha kuliner yg naek signifikan omzetnya gara2 layanan Go-Food. Sepertinya 11-12 dengan artikel di atas namun dengan spesifikasi yang berbeda.

    Terima kasih.
    Matur nuwuun.

    Nouval.
    Tahu petis asli semarang pak Noto.

  6. Tontonan yang sangat menarik. Permainnya belum selesai, mari kita lihat siapa yang akan menjadi raksa marketplace, tokopedia dengan dana triliunan atau bukalapak dengan COO kelas dunia.

    hmmm, mari kita simak.

    Blog belajar website dan desain
    pindexain.com

  7. Artinya saat ini yang terjadi adalah pergeseran pola konsumsi y om? bukan penurunan daya beli yang signifikan.

    Dari yang sebelumnya banyak belanja di offline store macam toko di Mall, sekarang bergeser ke online store yang banyak bermunculan.

    Omzet toko offline menurun, namun omzet toko online melesat tinggi y berarti?.

    Salam.


    Free Puluhan Ebook HR disini https://www.manajemensdm.net/ebook-hrd/

  8. Mungkin dalam waktu 5-10 tahun toko offline di Indonesia masih okelah. Penduduk Indonesia sebagian besar masih belum terbiasa belanja online.

  9. Aliansi Alibaba – Lazada – Tokopedia bisa membuat trio ini benar-benar menjadi winners take all yang akan menguasai pasar e-commerce Indonesia.

    Bikin kegundahan luar biasa lalu bagaimana dengan penjual kecil bisabertahan, seperti di Instagram.
    Saya sudah menulis tool serba automatic dan 100 % aman u/ Instagram.

  10. Jika sampai winner takes all di Indonesia terjadi, maka seharusnya ecommerce lain harus cari tempat atau kue lain. Kalau rebutan kue yang sama bisa dipastikan akan kalah saing.

  11. Info yang mencerahkan dan narasi yang ciamik, mas Yod.

    Fenomena kekuatan marketplace ini bisa dianggap sebagai disruptive economy juga ya, yang bisa merevolusi cara hidup dan cara berbelanja masyarakat. Apalagi disokong kekuatan modal/kapital yang sangat besar, masyarakat bisa dibuai dengan berbagai nilai tambah dibandingkan dengan berbelanja offline.

    Pertanyaannya, bagaimana bisnis-bisnis offline bisa memanfaatkan dan bersinergi dengan kekuatan marketplace ini, agar tidak mati tergilas dalam persaingan retail di masa mendatang.

    Salam sukses.

  12. Hmmm…renyah sekali informasinya. Jika memang pergeseran dari mall offline ke online itu terjadi bagaimana dengan nasib para pekerja dan karyawan di mall offline, tentu akan jadi PR pemerintah kita lagi ujung2nya karena akan banyak pertumbuhan pengangguran.

  13. Waaaduh mas!

    Gara2 baca ini, aku rombak semua model bisnisku. Wow banget efeknya. Sampai2 tersentak betaoa pentingnya online business dan digital marketing.

    Terima kasih buat ulasan renyahnya

  14. Sangat menanti Database Supllier nya nih..
    Ibarat ladang Minyak baru, semua serba deg2an penuh harapan

    Ledakan Era Digital memang begitu mengharu biru..

Comments are closed.