3 Cara Kunci untuk Memilih Profesi Impian yang Menghasilkan Income Melimpah

Dalam sajian minggu lalu tentang GIG Economy, kita telah mengulik peluang menjadi pekerja independen (tanpa terikat jam kantor yang kaku), namun tetap bisa menghasilkan income yang maknyuss.

Pertanyaannya adalah : bagaimana cara mencapainya? Tahapan apa yang harus dilakoni agar Anda bisa menerima income hingga Rp 45 juta per bulan dari profesi yang Anda jalani dalam sebuah sistem Gig Economy? Ada tiga langkah kunci yang kudu dilakukan yakni :

  1. Tentukan Keahlian Apa yang Ingin Anda Jual
  2. Cara Berjibaku Terbaik untuk Menjadi Expert – Based on Science
  3. Membangun Personal Branding untuk Meraih Financial Freedom

Mari kita jelajahi jalannya satu demi satu. Dalam sajian minggu ini, kita hanya akan mengulas yang langkah pertama. Langkah kedua dan ketiga akan kita bahasa di minggu-minggu selanjutnya. Stay tuned.

Langkah 1 : Tentukan Keahlian Apa yang Ingin Anda Jual

Dalam sajian minggu lalu, kita sudah melihat sejumlah sampel profesi independen untuk dijalani sebagai self-employed person. Sampel itu memberikan informasi mengenai beragam pilihan profesi yang bisa dilakukan. Tentu saja mengenai profesi apa yang akan Anda jalani  tergantung dengan minat atau latar keahlian yang Anda miliki.

Langkah pertama untuk menjalani Self-Employed adalah memang menentukan profesi apa yang ingin Anda jalani. Disini ada tiga kriteria dalam menentukan pilihan profesi Gig Economy yang bisa Anda pertimbangkan :

Kriteria pertama : follow your passion.

Pada akhirnya, Anda seharusnya memilih profesi self–employed yang memang sesuai dengan minat dan passion Anda. Minat atau ketertarikan dengan dunia profesi tersebut punya peran kunci dalam membuat Anda bertahan menjalaninya.

Studi yang dilakukan Prof Angela Duckworth dalam bukunya Grit – The Power of Passion and Perseverance (2016) menulis, passion merupakan salah satu pilar kunci untuk membuat Anda sukses menekuni profesi yang Anda lakukan.

Karena itu, pilihlah profesi yang kira-kira sesuaui dengan bidang minatmu.

Dulu saya memilih menekuni dunia konsultan manajemen karena saya memang menyukai dunia ini sejak bangku kuliah. Saya juga banyak membaca buku tentang ilmu manajemen dan strategi sejak usia masih belia, dan minat saya ini memberikan acuan pada diri saya dalam menentukan profesi yang ingin saya tekuni.

Bagaimana cara menentukan apa minatmu? Sejatinya cukup mudah. Coba renungkan saja apa saja aktivitas yang membuat Anda happy. Atau mungkin pikirkan apa saja hobi yang kamu sukai? Hobi yang Anda jalani itu boleh jadi merupakan indikasi minat Anda.

Saya sejak dulu hobi membaca buku manajemen bisnis.  Saya juga sejak dulu hobi menulis. Maka dunia konsultan manajemen yang saya pilih sebagai profesi, dan saat ini saya juga menekuni profesi sebagai penulis buku bisnis.

Jika Anda hobi tentang seluk beluk dunia online marketing, maka Anda bisa menekuni profesi sebagai pakar internet marketing. Jika Anda suka main medsos, maka tak ada salahnya jika Anda menekuni keahlian sebagai social media marketing expert.

Jika Anda memilki minat dalam dunia keuangan, maka Anda bisa menjadi konsultan keuangan. Atau kalau punya passion dalam soal main game online, barangkali Anda bisa menekuni profesi sebagai youtuber gaming.

Atau jika Anda punya minat dengan dunia traveling, maka Anda bisa juga menekuni profesi sebagai penulis panduan traveling. Dan andaikata Anda punya passion dalam dunia tulis menulis seperti saya, maka Anda bisa memilih profesi sebagai penulis buku.

Selain hobi, indikator untuk memandu Anda dalam menemukan bidang yang Anda sukai adalah melalui pengalaman kerja Anda selama ini (dengan asumsi Anda selama ini juga telah bekerja).

Melalui serangkaian proses pengalaman kerja yang telah Anda jalani, Anda bisa mengidentifikasi pada bidang apa saja saya merasa lebih nyaman dan antusias.

Misal dari pengalaman kerja selama ini, Anda merasa memiliki minat dalam dunia training dan public speaking; atau mungkin dalam bidang Quality Management; atau barangkali dalam dunia Marketing. Semua ini bisa menjadi basis untuk menentukan pilihan profesi yang hendak Anda tekuni sebagai self-employed person.

Poin yang ingin disampaikan adalah ini : tetapkan pilihan profesi untuk menjadi self-employed dalam Gig Economy, yang sesuai dengan minat dan ketertarikanmu.

Sebab menjalani proses pembelajaran dan perjuangan untuk mampu menjadi penyedia jasa yang cetar membahan atau menjadi master/expert dalam bidang yang Anda tekuni bukan soal mudah. Butuh perjalanan yang panjang nan melelahkan. Jika Anda tidak punya passion atau minat yang mendalam dengan bidangmu itu, maka Anda bisa dengan mudah terpelanting dalam rasa bosan dan kemudian menyerah ditengah jalan.

Kriteria Kedua : Pilihan Profesi Anda Memiliki Bayaran yang Mahal

Kriteria yang kedua ini menilik prospek pasar dari profesi yang hendak Anda pilih. Apakah profesi yang Anda minati dan akan Anda tekuni memang memiliki potensi untuk menghasilkan income yang melimpah? Lalu bagaimana juga iklim kompetisinya?

Faktor tentang potensi income merupakan elemen yang krusial, sebab kita memang tengah berbicara tentang meraih impian financial freedom. Kalau profesi yang Anda tekuni bayarannya kurang maknyus, ya agak berat juga jadinya.

Tugas Anda adalah menganalisis apakah profesi self-employed yang akan Anda tekuni (atau yang sekarang sudah dijalani) memang memiliki potensi income yang bagus, dan kemudian bagaimana level persaingannya.

Kriteria Ketiga : Anda Memiliki Latar Pengalaman yang Relevan dengan Pilihan Profesi Anda

Kriteria yang ketiga atau yang terakhir dalam menentukan pilihan profesi yang hendak Anda jalani adalah ini : apakah memang Anda pernah punya pengalaman atau latar pendidikan yang relevan dengan bidang tersebut.

Idealnya adalah Anda memang pernah punya pengalaman dan juga latar pendidikan yang relevan dengan bidang profesi yang ingin Anda tekuni. (Pun demikian kriteria ketiga ini bukan sesuatu yang mutlak. Sebab seperti yang nanti akan kita pelajari juga, semua skills untuk menjadi master dalam Gig Economy bisa dipelajari secara otodidak atau praktek secara mandiri).

Sebagai misal jika Anda ingin menekuni profesi sebagai trainer bisnis, maka idealnya Anda pernah punya pengalaman kerja di bagian Training saat bekerja di kantor lama Anda.

Demikian juga jika ingin menjadi konsultan manajemen maka idealnya Anda pernah punya pengalaman kerja di bidang itu, atau setidaknya pernah menjadi internal consultant di perusahaan tempat Anda dulu bekerja. Akan lebih bagus jika Anda juga pernah menjalani pendidikan Master dalam bidang Manajemen Bisnis.

Pengalaman dalam bidang yang relevan bukan saja akan membantu kita memahami jenis skills apa yang perlu diasah dan diterapkan, namun juga bisa belajar tentang aspek networking dalam bidang itu – sebuah aspek yang cukup penting untuk mendapatkan pelanggan.

Sebagai misal, sebelum menjadi self-employed dalam bidang konsultan manajemen SDM, saya memang pernah bekerja di perusahaan konsultan SDM. Melalui pengalaman ini saya banyak belalar secara nyata (learning by doing) tentang skills apa yang perlu saya kembangkan untuk menjadi expert dalam bidang tersebut.

Namun tidak hanya itu. Pengalaman tersebut membuat saya bisa membangun networking dengan para klien, dan dan ini sangat membantu ketika kelak saya memutuskan resign dan mencari klien sendiri. Setidaknya saya sudah mengenal peta pasarnya seperti apa. Tidak buta sama sekali.

Demikianlah tiga kriteria yang layak diperhatikan saat hendak memutuskan bidang profesi apa yang akan menjadi andalan dalam sebuah sistem Gig Economy.  Tiga keriteria itu adalah :

  1. Bidang profesinya sesuai dengan minat Anda
  2. Bidang profesi itu menawarkan income yang tinggi
  3. Bidang profesi itu relevan dengan pengalaman dan latar pendidikan Anda

Berdasar tiga kriteria itu, Anda kemudian bisa memutuskan bidang profesi apa yang akan Anda asah skills, sehingga kelak Anda bisa menjadi master atau expert dalam bidang itu, dan kemudian bisa menghasilkan income yang gurih dan terus mengalir.