Mengapa Hidup Saya Susah dan Pas-pasan?

Mengapa hidup saya susah dan pas-pasan?” Kalimat ini saya temukan dalam daftar kata kunci yang sering ditanyakan ke Google. Saya menemukannya dari data statistik blog saya ini.

Terus terang saya agak terkejut dan geli dengan temuan itu. Kalau hidupnya susah, ngapain harus nanya ke Google. Rupa-rupanya kini Google telah menjadi tempat curhat.

Atau mungkin orang itu memang benar-benar ingin mendapat jawaban; dan akhirnya mencurahkan isi hatinya ke Google. Siapa tahu Google – yang serba tahu itu – bisa menyodorkan sekeping jawaban yang cespleng.

Maka untuk membantu orang yang bertanya itu, saya menulis artikel ini. Ya, kenapa hidup kita bisa susah, serba kekurangan, dan pas-pasan?

Bagi sebagian orang, hidup yang relatif makmur dan berkelimpahan memang baru sebatas angan-angan. Boro-boro bisa naik haji dan memberangkatkan orang tua umroh, bayar cicilan KPR rumah saja masih belum sanggup. Belum, biaya pendidikan anak yang makin mahal.

Jadi, kenapa bisa seperti itu? Kenapa nasib hidup yang rada muram itu bisa terjadi? Ada dua kategori jawaban utama yang bisa disodorkan.

Jawaban # 1 : Terrible Salary. Jika Anda seorang karyawan atau pegawai sebuah kantor, maka financial condition Anda termehek-mehek karena karir Anda mentok. Stagnan. Berjalan di tempat. Karir mentok artinya sama dengan gaji yang hanya pas untuk hidup. Tak tersisa untuk ditabung, apalagi buat investasi.

Kenapa karir mentok? Pertama, ya karena memang kompetensi-mu pas-pasan. Ndak usah ngeles.

Ndak usah nyalahin pihak lain, atasan, manajemen atau office boy. Kompetensi yang biasa-biasa saja, plus motivasi yang redup, selalu menjadi dasar kenapa karir seseorang berjalan di tempat seperti tredmil.

Faktor lain yang membuat gaji pas-pasan bukan karena karir yang mentok, tapi karena salah masuk perusahaan. Maksudnya berkarir di perusahaan yang segitu-gitu saja gajinya.

Nasib seseorang kadang bisa ditebak dari soal yang amat sederhana : apakah ia bekerja di Bank Indonesia, Pertamina atau Astra Internationl atau di PT. Maju Mundur atau PT. Redup Rindu Order.

Pertanyaannya : kenapa tidak bisa diterima bekerja di perusaahaan bonafid dengan gaji manajer yang tembus Rp 35 juta per bulan (seperti di Unilever, Bank Danamon, atau Pertamina)?

Ya jawabannya balik lagi ke : kompetensi. Jangan bilang nasib ya le.

Nasibmu redup karena ya memang kompetensi-mu alakadarnya.

Bagaimana mengubah nasib? Ya ubah dulu kompetensimu. Bagaimana mengubah kompetensi? Hellooo. Sudah sejak tahun 2007, blog ini menyajikan ratusan kiat untuk meningkatkan kompetensi dan mengubah nasib. Selama ini hanya dibaca buat hiburan doang? Tidak pernah dipraktekkan?

Kalau begitu ngapain masih terus baca blog ini? Hanya buang waktu sodara-sodara.

Jawaban #2 : Business Disaster. Jika Anda usaha sendiri atau wiraswasta, hidup Anda pas-pasan, bahkan dikejar-kejar debt collector, ya karena bisnismu gagal. Nyungsep ke comberan. So siapa bilang jadi entrepreneur itu enak? Enak dari Hongkong?

Kenapa bisnisnya gagal? Pertama-tama karena memang produk atau layanan yang dijual abal-abal. Tidak punya konsep yang jelas. Atau bahasa kerennya, tidak punya uniqe selling propositions.

Ini problem utama bagi yang mau bikin bisnis sendiri. Produk atau layanan yang mau dijual tidak disiapkan dengan matang, dengan perencanaan konseptual yang jelas. Disinilah sejatinya ujian paling nyata bagi kemampuan KREATIVITAS calon great entrepreneurs.

Bisa juga bisnisnya gagal karena promosinya buruk. Tidak ada kompetensi untuk mendesain program promosi yang keren. Produkmu mungkin bagus. Tapi kalau promosinya alakadarnya, lhah siapa yang mau beli.

Bisnis juga gagal karena mungkin financial management yang buruk. Uang masuk semua dianggap profit dan digunakan seenaknya. Tanpa sadar, pelan-pelan modal tergerus habis dan lenyap. Setelah semua uang cash lenyap baru sadar. Ke laut deh.

Dari dua jawaban tadi, entah Anda seorang karyawan atau punya usaha sendiri, penyebab utama mengapa hidupmu susah dan serba pas-pasan, ya karena KOMPETENSI. Kecakapan untuk menjadi great manager hanya fantasi. Kecakapan untuk menjadi great entrepreneurs hanya fatamorgana.

Maka yang sebaiknya dilakukan saat hidup susah dan serba terbatas, mungkin bukan bertanya ke Google seperti yang teman kita lakukan tadi. Dikira Google adalah lampu Aladin yang bisa sim salabim. Bukan seperti itu caranya Le.

Yang mungkin lebih baik dilakukan adalah berdiri di depan cermin. Lalu tatap wajahmu dalam-dalam. Tanyakan pada dirimu sendiri dengan jujur : kompetensi apa yang segera harus saya munculkan, supaya nasib hidup bisa berubah ke arah yang lebih sejahtera?

Because your create your own competencies. And you write your own future life.

Photo credit by : TMPictures

41 thoughts on “Mengapa Hidup Saya Susah dan Pas-pasan?”

  1. Saran dan ulasan yang renyah. Mangstap. To the point dan disampaikan dengan cara yang enak, jadilah artikel yang menarik. Share ke rekan-rekan ah (sambil mikir buat diri sendiri 🙂 )

  2. Gaji besar 35 juta/bulan tapi biaya operasional untuk hidup sekeluarga 75 juta/bulan, tetap saja hidup susah dan menyedihkan

  3. keren bang, nampar banget ke saya, semangat ngejar 35 jt lagi…. keenakan di angka 5 juta per bulan, ternyata zona nyaman itu penjara, bahaya tau2 ada biaya maha gede…

  4. untuk busines owner .. bussiner disaster…
    persaingan usaha yang kian keras tentu saja menuntut setiap entrepreuner mengeluarkan jurus terbaiknya… dan satu jurus yang dilatih berulang-ulang, akan lebih hebat dari pada puluhan jurus yang hanya sekedar menjadi pengetahuan..
    thanks Pak Yodh.. bacaan wajib senin pagi 🙂

  5. persis banget gan, biarpun kompetensi terus diupgrade, seiring waktu ternyata kita menemui kondisi salary yang tidak juga baik, otomatis kita harus mencari solusi yang baik bagi diri kita, berhubung kita tidak dapat berbuat banyak untuk merubah iklim perusahaan.

  6. Agan-agan sebaiknya mempertimbangkan sebelum masuk ke industri makanan terutama bumbu masak ya. Sayang jika agan merasa berkompetensi ternyata nanti malah terperdaya.

  7. Benar apa kata Pak Raden, Cuplis segera keluar saja sebelum mabok mecin. Apakah Cuplis bekerja sudah lama? saya tidak tahu berapa lama pengalaman kerja di perusahaan tersebut. Tapi saya yakin Cuplis yang merasakan.

    Mungkin sistem disana menjadi hambatan bagi orang-orang yang berkompetensi, biasanya tidak jarang perusahaan untuk mengambil keuntungan dari pasar juga dari karyawannya.

    Udah ga jaman kerja diperusahaan gituan apalagi kalau perusahaan memelihara sistem yang busuk pastinya orangnya jauh lebih busuk. hunting dong, peace la yaw..

  8. Intinya harus Naik Kelas dari waktu ke waktu……..walaupun skalanya UKM tetap harus naik kelas menjadi usaha kelas Menengah dan akhirnya harus bisa naik kelas lagi menjadi “Perusahaan” besar.

  9. Bahasa dan ulasan yang renyah…Mantabb Pak Yodh..semoga rejeki juga makin renyah dan berkah 🙂

  10. Sipp banget tulisannya Kang.

    Nambahin aja, kadang-kadang ada hal yang diluar KOMPETENSI yang menyebabkan hal itu terjadi.
    Memang tidak abadi, tapi hanya beberapa saat, setahun, dua tahun, atau tiga tahun.
    Dan bila bisa bersabar&terus berusaha, kondisinya akan naik.

    *pengalaman dari beberapa teman.

  11. Sbnrnya sih yg dibutuh kalian sobat blogger cm baca bukunya Robert T. Kiyosaki yg ud neliti 4 kuadran kehidupan yaitu Employee ,Self Employed, Business Owner, n Investor. Dr 2 kuadran yg prtama itu kt bkerja untuk uang, sedangkan yg 2 kuadran akhir itu uang bkrja utk kt.

    Bagaimana uang bs bkrja utk kt, itu krna jaringan lah yg membuat semuanya bs membantu kt dlm mengembangkan bisnis kt sndiri.

    Layaknya perusahaan Microsoft yg merupakan perusahaan trbesar di dunia yg mengubah dunia, itu disebabkan krna dia mengembangkan jaringan yg saat ini bs kt gunakan. Seperti halnya jg Mc Donalds yg merupakan prusahaan fast food terbesar dengan profit yg luar biasa.

    Perusahaan ini jg berkembang pesat karna dia ad dimana”, dan dia menggunakan cara unik untuk memberikan iklan”nya yg mengundang tmn” utk slalu membeli disana.

    Untuk itulah, kehidupan mengapa begitu sulit.

    Kuadran yg di capai oleh perusahaan Microsoft n perusahaan Mc Donalds dn jg perusahaan” terkenal lainnya seperti Apple, Samsung, dsb berada di kuadran Business Owner.

    Dn mengapa org” yg mengetahui kuadran ini jg msih blm sukses, karna modal yg dibutuhkan untuk masuk ke kuadran ini sgt besar, jdi ketimbang untuk masuk ke kuadran ini, org” lebih memilih untuk msk di 2 kuadran pertama karna mereka ingin segera memenuhi kebutuhan hidupnya secara lgsung.

    Dn di kuadran business owner ini org” yg sukses bukanlah org yg sukses dlm skali percobaan, tp hingga berkali kali.

    Jdi yg diperlukan, kalian mmbntuk jaringan agar usaha smakin sukses

  12. setuju sekali pak yodhia . kompetensi itu penting ditambah cerdas finansial itu penting . memisahkan mana asset dan beban dan juga perencanaan keuangan masa depan.

    Hoki = Persiapan x Kesempatan. 😀

  13. Utk kang Hary, mungkin saudara perlu meng-upgrade kompetensi, biar bisa melihat permasalahan lebih komprehensif dan jernih 🙂

  14. Sebenarnya, ada hal penting agar hidup kita menjadi lebih hidup, diantaranya memanfaatkan waktu luang sekecil apapun dengan hal-hal yang produktif dan menyenangi pekerjaannya tersebut layaknya hobby.

    Hidup bahagia itu tidak harus punya banyak duit.

    Asal tidak susah, dengan hidup pas-pasan pun bagi saya tidak jadi soal. Pas buat beli rumah, pas buat beli mobil, pas buat liburan, pas buat memenuhi kebutuhan hidup, dll.

  15. Tetap bersyukur aja, biar gak hidupnya susah berkelanjutan, tapi bagus kok pertamyaannya,….alias wajar2 aja…

  16. Mungkin ane salah ambil perusahaan kali ya, udah 4 thn kerja gaji segitu2 saja.

    Sedih..

    pdhal ane udah kerja keras..

  17. kompetensi hanyalah akibat, penyebab utamanya adalah: mayoritas dari kita belum menemukan “apa yang kumau.”

    Kalau ini sudah ketemu, kompetensi, hanyalah efek samping aja,, 😉

Comments are closed.