How to Win Friends and Influence People

Salah satu buku legendaris yang perlu dibaca secara berulang itu judulnya How to Win Friends and Influence People.

Jika Anda belum membacanya, buku itu sangat saya rekomendasikan untuk disimak dengan tuntas. Jika Anda sudah membacanya, maka sesekali perlu dibaca ulang sebagai reminder.

Dalam artikel ini, saya akan mencoba mendedahkan poin-poin kunci yang ada dalam buku itu. Silakan luangkan waktu sejenak untuk membaca poin-poin kunci ini, dan lalu renungkan serta praktekkan dalam keseharian Anda.

Buku How to Win Friends terbit pertama kali tahun 1920an. Jadi sudah lama banget. Namun isinya tetap relevan di jaman sekarang; bahkan mungkin makin relevan di era medsos seperti sekarang ini.

Buku ini sendiri sudah terjual lebih dari 100 juta copy di seluruh dunia; dan masih terus dijual hingga hari ini. Anda dengan mudah bisa membeli versi terbaru buku ini di Gramedia atau Tokopedia dan Shopee.

Berikut sejumlah poin kunci yang diulas dalam buku How to Win Friends. Poin-poin kunci ini sejatinya sebuah prinsip yang amat bersahaja namun bersifat mendasar, dan amat sering dilupakan orang.

Mari kita bedah satu demi satu.

Usahakan jangan pernah menjelekkan orang lain

Dale Carnegie menulis : usahakan agar kita jangan pernah mengkritik orang atau apalagi menjelekkan orang lain. Kata-kata negatif Anda akan selalu dikenang orang itu, dan akan membuat orang itu sakit hati – dan ini sungguh ndak ada manfaatnya bagi sesama. Sekali lagi : jangan pernah mengkritik dan menjelekkan orang lain dalam lingkaran pergaulan atau dalam lingkungan kerja yang kita jalani.

Sayangnya, di era medsos ini, begitu banyak orang yang mudah melontarkan komentar kasar, tidak sopan dan amat negatif pada orang lain. Sebuah akhlak yang sesungguhnya kurang beradab, dan jauh dari ajaran mulia yang digaungkan oleh agama yang kita anut.

Pada sisi lain, ada orang yang kadang mengucapkan kalimat negatif pada saudara kandung, kerabat, atau rekan dekatnya, sering tanpa merasa bersalah. Padahal ucapan negatif ini bisa membuat yang menerimanya menjadi sedih, mungkin sakit hatinya, dan kalimat negartif itu lama membekas dalam benak mereka.

(Mungkin Anda sendiri pernah merasakan dikritik, disepelekan, dijelekkan oleh orang yang Anda kenal; dan meski itu sudah lama, kalimat itu tetap terngiang dalam hati Anda).

Kalaupun kita ingin memberikan masukan pada orang lain, lakukan itu dengan konstruktif, dan fokus pada yang sudah baik dalam diri orang itu. Lalu sarankan “area pengembangan positif” yang diperlukan. Jadi semangat sarannya adalah positif, menuju perbaikan. Bukan mengkritik secara pedas atau bahkan menjelekkannya.

Berikan apresiasi yg tulus pada pencapaian positif rekan kerja

Dale Carnegie juga menulis : rajin-rajinlah memberikan apresiasi yang jujur dan tulus pada orang lain. Pujian dan apresiasi akan sangat membekas dalam hari orang lain itu. Dia akan mengenang Anda selamanya, jika Anda bisa memberikan pujian dan apresiasi yang tulus.

Apresiasi pada apa yang sudah bagus pada orang lain, ternyata terbukti juga akan membuat kinerja orang itu makin mengembang positif.

Karena itu, saat di kantor atau dalam pekerjaan, usahakan agar Anda rutin memberikan apresiasi pada rekan kerja dengan tulus; terutama saat rekan Anda itu memang meraih pencapaian yang layak disyukuri.

Jadilah pendengar yang baik saat orang lain bercerita.

Nah ini juga kecakapan kunci yang banyak dilupakan orang. Dale Carnegie menulis, Anda akan mudah membujuk orang lain JUSTRU kalau Anda bisa menjadi pendengar yang baik (dan bukan yang mendominasi pembicaraan).

Karena itu, saat ada rekan bercerita, dengarakan apa yang dia sampaikan dengan penuh perhatian. Tunjukkan minat Anda atas apa yang dia ceritakan. Ungkapkan antusiasme Anda atas apa saja yang dia sampaikan kepada Anda. Hargai dan apresiasi pandangan dia dan apa yang dia sampaikan.

Dalam buku itu dikisahkan sebuah cerita menarik. Ada orang tua yang sudah pensiun, dan merasa kesepian. Lalu di suatu pagi, datang anak muda bertamu ke rumahnya. Lalu orang tua itu bercerita banyak tentang pengalamannya, dan juga tentang pekerjaannya dulu. Sang anak muda dengan tekun menyimaknya sambil terus menunjukkan atensi dengan tulus, hingga siang menjelang (artinya lebih dari dua jam bapak tua ini bercerita).

Saat mau pulang, sang bapak tua bilang : hei anak muda, kamu adalah teman bicara yang sangat menyenangkan. Kapan-kapan datang lagi berkunjung ya.

Anak muda itu telah sukses menjadi “teman bicara yang menyenangkan”, padahal selama dua jam lebih dia hanya menjadi pendengar yang tekun dan tulus.

Pelajarannya : orang lain pasti akan menyukai Anda jika Anda mampu menjadi pendengar yang baik dan antusias.

Jangan pernah terlibat adu argumentasi yang berkepanjangan.

Dale Carnegie menulis kalimat yang layak dikenang : semakin banyak argumentasi yang Anda menangkan, akan makin sedikit teman Anda.

Alasannya sederhana : sebab orang lain akan menganggap Anda adalah orang yang kaku dan selalu ingin menang argumentasi demi menunjukkan ego Anda.

Semakin banyak debat yang dimenangkan, semakin orang ini ingin selalu merasa paling benar. Orang seperti ini tidak akan banyak disukai orang lain.

Jangan jadi orang seperti itu dalam dunia kerja dan dunia bisnis. Karir dan bisnis Anda bisa stagnan karenanya.

Sebaliknya : tumbuhkan sikap untuk mau menghargai pendapat orang lain, dan bikin orang lain merasa bahwa dirinya penting dan berharga.  Tunjukkan respek pada dirinya.

Tunjukkan respek pada opini dan pendapat orang lain. Jangan pernah bilang : “Anda salah. Yang benar seperti ini”. Sikap seperti ini bukan sikap yang elegan. Jika tidak sepakat dengan pandanga orang lain, sampaikan pandangan Anda dengan sopan seraya tetap menghargai opini orang lain tersebut.

Poin terakhir yang diulas Dale Carnegie adalah sebuah kecakapan yang penting meski acap sulit dilakukan oleh kebanyakan orang. Yakni : jika diri kita salah, akui dengan terbuka dan segera minta maaf – seraya berjanji akan memperbaiki diri di kemudian hari.

Jangan pernah ngeles kalau kita salah, dan enggan mengakui kesalahan, sambil terus menyalahkan orang lain. Sikap enggan mengakui kesalahan, dan keukeuh merasa paling benar, adalah sikap yang tidak bijak dan layak dihindari.

DEMIKIANLAH beberapa poin kunci yang simpel namun powerful dari buku How to Win Friends and Influence People.

Silakan PRAKTEKKAN poin-poin kunci di atas, demi sukses hubungan Anda dengan orang lain.

Ingat, hubungan Anda dengan orang lain di sekitar Anda itu amat menentukan jalan keberhasilan masa depan Anda.

One thought on “How to Win Friends and Influence People”

Comments are closed.