Sensitivitas emosional pada individu dengan keterbatasan keuangan telah menjadi topik yang menarik untuk dipelajari dalam bidang psikologi. Orang-orang dengan keterbatasan keuangan cenderung lebih mudah tersinggung atau sensitif terhadap peristiwa sehari-hari.
Faktor-faktor sosial, psikologis, dan budaya memainkan peran penting dalam fenomena ini. Artikel ini akan membahas mengapa orang yang keuangannya terbatas memiliki tingkat sensitivitas emosional yang lebih tinggi dan dampaknya dalam kehidupan sehari-hari.
Investasi keuangan adalah salah satu cara untuk mencapai kesejahteraan finansial di masa depan. Dengan berinvestasi, Anda dapat mengembangkan uang Anda dan mencapai tujuan keuangan jangka panjang.
Namun, seperti halnya dalam segala hal, kesuksesan dalam investasi tidak datang dengan sendirinya. Dibutuhkan pemahaman, penelitian, dan disiplin untuk mencapai hasil yang menguntungkan.
Berikut adalah lima prinsip kunci investasi keuangan yang sukses:
Prinsip 1 : Tentukan Tujuan Investasi Anda
Pertama-tama tentukan tujuan investasi Anda dengan jelas. Pelajari dan jawab beragam pertanyaan seperti apa yang ingin Anda capai dengan investasi ini? Apakah tujuan jangka pendek, menengah, atau jangka panjang?
Tujuan Anda akan mempengaruhi strategi investasi yang Anda pilih. Jika tujuan Anda adalah untuk membeli rumah dalam lima tahun, mungkin strategi yang berbeda dibutuhkan dibandingkan jika Anda berinvestasi untuk pensiun dalam tiga puluh tahun.
Prinsip 2 : Jalani Riset dan Upgrade Investing Skills Anda
Investasi yang cerdas memerlukan pengetahuan yang cukup. Lakukan riset tentang berbagai jenis investasi yang tersedia, seperti saham, obligasi, properti, dan reksa dana.
Pahami bagaimana pasar beroperasi dan apa faktor-faktor yang mempengaruhi fluktuasi harga. Mengembangkan pemahaman yang kuat tentang investasi akan membantu Anda membuat keputusan yang lebih baik dan mengurangi risiko kesalahan.
Selain itu, teruslah belajar tentang perkembangan ekonomi dan industri terkait dengan investasi Anda. Ikuti berita keuangan, baca buku, atau ikuti seminar investasi untuk terus meningkatkan pemahaman Anda.
Prinsip 3 : Diversify
Prinsip diversifikasi adalah kunci penting dalam mengurangi risiko investasi. Jangan meletakkan semua telur dalam satu keranjang. Alih-alih, sebarkan investasi Anda di berbagai aset yang berbeda.
Misalnya, bukannya menginvestasikan seluruh uang Anda dalam satu saham, alokasikan dana Anda untuk saham dari berbagai sektor industri. Ketika Anda mendiversifikasi portofolio Anda, potensi kerugian dari satu investasi dapat dikompensasi oleh kinerja positif investasi lainnya.
Prinsip 4 : Disiplin dan Jaga Emosi
Investasi seringkali menghadirkan fluktuasi nilai. Harga aset bisa naik dan turun dalam waktu singkat, terutama dalam pasar yang bergejolak. Oleh karena itu, dibutuhkan disiplin dan ketahanan emosi yang kuat dalam menghadapi perubahan pasar.
Jangan terbawa oleh euforia ketika investasi Anda mengalami kenaikan nilai yang besar, atau jangan panik saat mengalami penurunan sementara. Tetaplah berpegang pada strategi investasi yang telah Anda tetapkan dan buat keputusan berdasarkan analisis yang obyektif.
Prinsip 5 : Pantau Kinerja Investasi Anda
Terakhir, tetaplah aktif dalam mengukur kinerja portofolio Anda dan secara berkala melakukan evaluasi ulang atas tujuan investasi Anda. Periksa apakah investasi Anda sesuai dengan tujuan awal dan apakah ada penyesuaian yang perlu dilakukan.
Lakukan perubahan jika diperlukan, misalnya menyesuaikan alokasi aset jika ada perubahan dalam situasi keuangan atau pasar. Ingatlah bahwa investasi adalah perjalanan yang berkelanjutan, dan kesuksesan jangka panjang memerlukan kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan dan belajar dari pengalaman.
Kesimpulannya, investasi keuangan yang sukses membutuhkan perencanaan yang matang, pengetahuan, dan disiplin.
Tetapkan tujuan investasi Anda, lakukan riset, diversifikasikan portofolio, pertahankan disiplin, dan selalu pantau kinerja investasi Anda secara berkala. Dengan menerapkan prinsip-prinsip ini, Anda dapat meningkatkan peluang mencapai keberhasilan finansial jangka panjang.
Omong-omong berapa nilai investasi Anda saat ini? 100 juta? 500 juta? Atau 1M? Semoga rezeki Anda makin melimpah dan barokah 🙂
Ya kenapa kita semua mudah terjebak dalam mentalitas Instan dan keinginan mendapatkan hasil secara cepat? Jawabannya adalah karena hadirnya cognitive errors bernama PRESENT BIAS.
Present bias adalah jenis kesalahan kognitif manusia yang banyak diteliti dalam ilmu behavioral economics. Present bias tak pelak merupakan salah satu dimensi psikologis manusia yang acap membuat kehidupan finansial masa depan menjadi suram dan berantakan.
Present biasa pada dasarnya merupakan kecenderungan kita sebagai manusia (yang lemah dan banyak khilaf ini) untuk lebih menghargai imbalan (reward) yang langsung bisa dinikmati saat ini juga, dibanding harus menunggu imbalan positif di masa depan.
Beberapa waktu lalu, dua affiliator trading berbasis binary option yakni Doni King Salmanan dan Indra Kenz ditangkap polisi, karena kegiatan investasi ilegal yang mereka lakukan. Dalam prosesnya, mereka sukses meraup ratusan milyar uang dari para korban investor bodong yang mereka promosikan.
Dengan uang ratusan milyar inilah, kemudian dua orang itu menjadi kaya mendadak, dan sering memamerkan kekayaannya demi menjerat para korban baru.
Doni Salmanan dan Indra Kenz mungkin amat paham, alat pemasaran yang paling ampuh untuk menjerat calon pelanggannya adalah dengan memamerkan harta dan koleksi mobilnya yang mewah dan melimpah.
Terbukti metode pemasaran tersebut sangat efektif untuk menjerat ribuan korban, dan menyedot ratusan milyar dari mereka. Uang ratusan miliar ini mungkin merupakan tabungan atau dana dari hasil jual rumah para korbannya, yang kini hanya bisa menangis meratapi kerugiannya.
Dalam sajian pagi ini saya akan menyajikan video ringkas yang saya upload di Youtube. Isi video saya ini membahas sebuah buku bagus berjudul Scarcity : Why Having Too Little Means So Much.
Buku tersebut ditulis oleh dua profesor ekonomi dari Yale dan Harvard University. Isi buku itu mengulas tentang berbagai dampak kekurangan (bisa kekurangan uang, kekurangan waktu, atau kekurangan keahlian) pada kehidupan kebanyakan orang.
Salah satu kesimpulan dalam buku itu kelam, utamanya tentang dampak kekurangan uang bagi kehidupan seseorang.
Dari riset yang dilakukan oleh kedua penulisnya terungkap : orang yang penghasilannya pas-pasan, maka pelan-pelan daya kognisi atau kecakapan otak orang ini akan makin nyungsep. Dengan kata lain, orang yang kondisi keuangannya serba kekurangan, maka kecerdasan otaknya lama-lama akan makin tulalit.
Salah satu cara untuk melipatgandakan aset kekayaan Anda adalah melalui kegiatan investasi finansial. Melalui kegiatan inilah, sejatinya Anda bisa mendapatkan apa yang disebut sebagai passive income : atau pendapatan yang terus mengalir ke rekening Anda tanpa harus aktif bekerja.
Dengan kata lain, Anda pasif dan tak perlu ngapa-ngapain, namun pendapatan investasi bisa terus datang. Bayangkan jika saat Anda aktif bekerja (entah sebagai manajer, reseller bisnis atau self-employed), namun pada sisi lain Anda bisa menghasilkan passive income ini. Maka hidup Anda tentu akan bisa makin maknyuss. Bukan manyun.
Inti dari investasi itu adalah membiarkan uang yang bekerja keras untuk Anda. Bukan Anda yang kerja keras untuk menghasilkan uang (dan hasilnya sedikit lagi. Capek deh).
Lalu bagaimana menjalankan strategi investasi yang menguntungkan? Di sini ada 3 prinsip investasi yang sebaiknya layak Anda kenang.
Dalam membangun usaha, salah satu yang paling penting yaitu cara mengelola keuangan bisnis. Sebab, pengelolaan keuangan bisnis yang tepat akan memudahkan Kamu meraih kesuksesan bisnis.
Pada pembahasan kali ini akan dibahas terkait strategi/cara mengelola keuangan bisnis untuk pemula, berikut beberapa caranya:
Memisahkan Keuangan Pribadi dan Keuangan Bisnis
Strategi pertama untuk mengelola keuangan bisnis yaitu memisahkan uang pribadi dan uang bisnis. Kesalahan yang banyak dilakukan pebisnis pemula yaitu menggunakan uang bisnis untuk memenuhi kebutuhan pribadi. Hal tersebut membuat modal usaha semakin berkurang, bahkan laba/untung juga tidak dapat terlihat. Selain itu, mencampurkan uang pribadi dengan uang bisnis dapat membuat bisnis sulit berkembang loh.