Standard Gaji Karyawan Indonesia – 2017

Memberi nafkah pada anak dan keluarga secara layak saya kira merupakan salah satu ikhtiar penting yang mesti kita lakoni dengan sepenuh hati. Bekerja dengan ikhlas dan penuh dedikasi demi mendapat penghasilan atau income yang memadai tentu juga merupakan sebuah rangkaian ibadah yang mesti kita rawat dengan penuh keteguhan.

Dalam daftar berikut ini, disajikan gambaran yang lengkap mengenai standard gaji untuk beragam level — mulai dari level karyawan fresh graduate, level asisten manajer, level manajer, hingga standard gaji level direktur.

Informasi standard gaji ini akan sangat berguna sebagai bahan pembanding, apakah kira-kira gaji yang Anda terima sekarang sudah layak atau masih dibawah rata-rata standar gaji yang ada.

Jika Anda ingin meningkatkan skala gaji Anda, informasi berikut ini akan sangat bermanfaat sebagai bahan referensi.

Data standard gaji yang komprehensif ini ada dalam file PDF. Anda bisa mendapatkan dokumen ini secara gratis via email Anda.

Selain data standar gaji, Anda juga akan mendapatkan secara gratis 4 ebook bagus tentang Strategi Karir dan Kiat Pengembangan Diri (Personal Development).

SILAKAN DOWNLOAD DISINI.

Kenapa Akses Internet Sebaiknya Dilarang di Ruang Kerja dan Perkantoran?

Ya, sebab diam-diam kegiatan mengakses internet ternyata telah “merampas” ribuan jam waktu produktif para karyawan di segenap penjuru dunia. Berapa jam waktu di kantor yang Anda habiskan untuk surfing beragam situs yang tak ada hubungannya sama sekali dengan pekerjaan? Dan kini, ketika setiap orang sepertinya tengah tergelincir dalam Facebook euphoria, maka makin banyak waktu dan energi yang terbuang untuk kegiatan yang hanya membuang waktu belaka.

Tengoklah hasil survei berikut, yang di lakukan di Inggris. Workers who spend time on sites such as Facebook could be costing firms over £130 M (atau lebih dari Rp 2 trilyun!!) a day, a study has calculated. According to employment law firm Peninsula, 233 million hours are lost every month as a result of employees “wasting time” on social networking sites. Continue reading “Kenapa Akses Internet Sebaiknya Dilarang di Ruang Kerja dan Perkantoran?”

I Play Violin Like I Make Love

I play violin like I make love, demikian salah satu judul lagu dalam album musik gubahan pemain violis cantik rupawan bernama Maylaffayza. Sebuah judul yang provokatif dan sekaligus menggetarkan sukma. Namun kalimat itu sendiri sesungguhnya dengan tepat menggambarkan prinsip kunci dalam kinerja insani. Sebuah prinsip yang menyebutkan bahwa untuk meraih sebuah penampilan puncak (peak performance), kita memang harus menghampiri setiap panggilan tugas dengan penuh letupan gairah yang membuncah dan dengan lenguhan rasa passion yang meluruh.

Sebab hanya dengan itulah, dengan antusiasme yang menggelora dan passion yang menghujam, kita kemudian baru bisa mereguk sebuah puncak prestasi. Pakar kinerja insani, Mihaly Csikszen menyebut momen orgasmik semacam itu sebagai “flow” atau sebuah situasi dimana tak ada lagi “batas” antara insan dengan tugas yang tengah dilakoni; sebuah momen dimana seorang insan “mengalir bersama” dan “bersetubuh-menyatu” dengan pekerjaannya. Dalam momen yang mengalir penuh nikmat dan joyful itu, lalu akan terbentang puncak produktivitas dan prestasi kerja yang istimewa dari seorang individu. Continue reading “I Play Violin Like I Make Love”

Dua Jurus Ampuh untuk Mengarungi Great Career Journey

Minggu lalu saya berjumpa dengan seorang teman lama semasa kuliah dulu. Sudah bertahun-tahun lamanya saya tidak bersua dengan dirinya. Nama perempuan muda teman saya yang cantik, brilian nan cerdas itu adalah Ria Reni. Kini ia bekerja sebagai salah satu petinggi dalam area marketing and sales pada perusahaan Shell – sebuah perusahaan yang kini tenar dengan produk oli Shell Helix dan desain pom bensinnya yang molek dan rancak.

Dalam perjumpaan yang pendek itu, sambil ditemani dua cangkir cappucino yang hangat, ia berkisah dan berceloteh tentang bagaimana ia merajut perjalanan karir di perusahaan itu. Kisahnya dengan jelas mengilustrasikan dua pelajaran penting bagaimana seharusnya sebuah perusahaan melakukan kolaborasi dengan para pegawainya untuk membangun an exciting career journey. Continue reading “Dua Jurus Ampuh untuk Mengarungi Great Career Journey”

Strategi Jitu Mengantisipasi PHK

Dalam himpitan krisis global yang kian mencekam, terdengar kabar pahit yang mesti terus kita telan. Baru saja Citibank mengabarkan akan mem-PHK 50,000 karyawannya di seluruh dunia (termasuk di Indonesia tentunya). Sementara dalam skala domestik, kita mendengar ratusan perusahaan siap mem-PHK puluhan ribu karyawannya, lantaran order dari luar negeri mendadak mampet.

Oke, kantor tempat Anda bekerja sekarang mungkin masih adem ayem saja. Namun, siapa bisa menebak bahwa perusahaan tempat Anda bekerja bisa terus stabil (apalagi jika kelak memang rupiah akhirnya menembus angka 20,000 – doh !!). Karena itu, bayangkanlah skenario ini : mendadak sampeyan dipanggil bos, dan dia bilang kalau bulan depan sampeyan ndak usah masuk lagi ke kantor, lantaran pemilik perusahaan memilih menutup usahanya. Kalau sampai sampeyan dipecat, lalu anak istri mau makan apa? Makan nasi aking? Continue reading “Strategi Jitu Mengantisipasi PHK”

Mid-Life Career Crisis dan Masa Depan Karir Anda

Life begins at forty, demikian sebuah kalimat ajaib yang acap kita dengar tentang pencapaian prestasi karir dan pekerjaan seseorang. Sebuah kalimat yang mungkin hendak menegaskan awal perjuangan melawan tantangan hidup sebenarnya. Sebab memang dari sejumlah riset empirik terbukti, orang pada usia 40-an yang paling banyak terguncang dalam apa yang disebut sebagai mid-life career crisis…..krisis karir yang acap menggedor kesadaran eksistensialnya dalam menapak sejarah hidup masa depan.

Namun baiklah, sebelum kita bicara lebih detil tentang mid life career crisis, kita akan melihat skema siklus karir yang telah dipetakan sejumlah ahli manajemen karir. Disini, kita mencatat adanya lima tahapan krusial yang akan dilalui setiap insan dalam merajut perjalanan karirnya. Continue reading “Mid-Life Career Crisis dan Masa Depan Karir Anda”

Modern Slavery, Zombie Employees dan Kepuasan Kerja

Secara normal, para pekerja kantoran menghabiskan waktu hingga 40 jam per minggu untuk menekuni pekerjaannya (banyak pegawai di sejumlah perusahan bahkan yang mesti harus melewati 60 jam kehidupan per minggunya dalam ruangan kantor). Sebuah durasi waktu yang teramat panjang, dan acap meletihkan. Sebab itu, alangkah tragisnya jika dalam jejak waktu yang panjang itu kita gagal mereguk kepuasan kerja yang optimal.

Tanpa dimensi kepuasan kerja, proses kerja nan meletihkan itu bisa membuat kita terperangkap dalam modern slavery (saya cukup terhenyak ketika pernah melihat slogan dalam sebuah t-shirt yang berbunyi begini : Being An Employee is Like Modern Slavery…..). Lalu elemen apa saja yang mesti diperhatikan manakala kita hendak menemukan sebuah dunia kerja yang membahagiakan, dan mampu menebarkan kepuasan bagi para pelakunya? Dan bukannya justru membuat kita terjerembab dalam duka nestapa yang panjang, dalam cengkraman “perbudakan modern”? Continue reading “Modern Slavery, Zombie Employees dan Kepuasan Kerja”