Anda semua pasti sudah pernah mampir ke kedai Starbucks atau mencicipi roti abon Breadtalk bukan? Starbucks, donat J.Co, Breadtalk dan sederet produk sejenis lainnya barangkali memang merupakan simbol tradisi mutakhir masyarakat metropolitan.
Secangkir frappuccino caramel, roti abon a la flosh, dan dua potong donat rasa lemon pada akhirnya memang bukan sekedar produk makanan dan minuman. Mereka adalah sejenis produk kultural, dengan mana masyarakat metropolitan melampiaskan hasratnya untuk melakoni gaya hidup kontemporer.
Toh dibalik kemeriahan gaya hidup mutakhir itu, terselip satu pelajaran penting : produk-produk simbolis itu ternyata juga merupakan hasil dari sebuah “kejeniusan manajerial”. Starbucks barangkali layak disebut sebagai contoh yang paling fenomenal. Ditopang dengan strategi manajemen jempolan, Starbucks tiba-tiba merebak bagai virus dan gerainya memenuhi setiap sudut kolong langit : mulai dari keramaian di kota Chicago hingga di pinggir jalan tol Cikampek, mulai dari Plaza Senayan hingga Plaza Del Toro di Barcelona, mulai dari sudut kota di negri Tibet hingga di depan jalanan padat daerah Tebet Pancoran. Continue reading