Investasi Telkomsel di GoTo Tak Sekadar Investasi Portofolio, Lalu Membeli Apa?

Artikel ini ditulis oleh Eko B. Supriyanto, Chairman Infobank Institute.

TIDAK sedikit jalan menuju Roma. Banyak jalan membangun ekosistem. Itulah yang dilakukan oleh Telkomsel, anak emas PT Telkom, ketika masuk menjadi salah satu pemegang saham Gojek-Tokopedia (GoTo). GoTo merupakan decacorn nomor wahid di Indonesia dalam ekonomi digital.

Langkah Telkomsel berinvestasi di GoTo searifnya jangan hanya dilihat sebagai investasi portofolio dan berjangka pendek. Namun, setidaknya harus dilihat jangka panjang – membeli masa depan ketika ekonomi digital tumbuh pesat. Jadi, investasi Telkomsel di GoTo tidak bisa dilihat satu sisi dan jangka pendek.

Menurut catatan Infobank Institute, ada tiga hal penting. Satu, industri start up di Indonesia selain butuh dukungan banyak pihak, juga sekaligus diharapkan meraih peluang di masa yang akan datang. Perusahaan teknologi akan menjadi tulang punggung perkembangan industri digital ke depan.

Continue reading “Investasi Telkomsel di GoTo Tak Sekadar Investasi Portofolio, Lalu Membeli Apa?”

Bonus 70M untuk Direksi Telkom : Kisah Kelam tentang Reward and Performance

Disengaged-Employees reBerita kecil ini membuat saya tercenung agak lama. RUPS Telkom memutuskan untuk memberikan total gaji + tunjangan + tantiem (bonus) sebesar Rp 8.8 milyar kepada SETIAP anggota direksinya. Karena anggota direksi Telkom ada 8 orang, maka total remunerasi yang diberikan 70M. Luar biasa.

Padahal 4 minggu lalu saya menulis kinerja Telkom yang biasa-biasa saja (Flexi gagal, Telkomvision dijual). Layanan andalan mereka Indihome juga masih jauh dari memuaskan. Sekarang tiba-tiba, anggota direksinya dapat total bonus + gaji sebesar 8.8 M per orang. #Makjleb.

Kisah pemberian bonus ini mungkin mendedahkan pelajaran kelam tentang reward and performance. Mari kita jelajahi dengan renyah di pagi yang cerah ini. Continue reading “Bonus 70M untuk Direksi Telkom : Kisah Kelam tentang Reward and Performance”

Telkom dan IndiHome : Raksasa Digital yang Kehilangan Arah dan Kebingungan

old-phone reDitengah gemuruh revolusi digital yang terus melaju, Telkom Indonesia seperti raksasa yang limbung dan berjalan terhuyung-huyung.

Setelah layanan tv kabel Telkomvision-nya dijual ke Trans Group, lalu Flexy-nya lenyap (yang hingga kini belum juga tuntas mengurus migrasinya seluruh pelanggannya), kini Telkom juga akhirnya memutuskan untuk “membunuh” brand Speedy.

Kisah muram seperti itu mungkin wajah dari kegagalan beradaptasi dengan revolusi bisnis digital yang berubah dengan cepat. Kisah Telkom barangkali juga memberikan pelajaran krusial tentang change management. Continue reading “Telkom dan IndiHome : Raksasa Digital yang Kehilangan Arah dan Kebingungan”