Modern Slavery, Zombie Employees dan Kepuasan Kerja

Secara normal, para pekerja kantoran menghabiskan waktu hingga 40 jam per minggu untuk menekuni pekerjaannya (banyak pegawai di sejumlah perusahan bahkan yang mesti harus melewati 60 jam kehidupan per minggunya dalam ruangan kantor). Sebuah durasi waktu yang teramat panjang, dan acap meletihkan. Sebab itu, alangkah tragisnya jika dalam jejak waktu yang panjang itu kita gagal mereguk kepuasan kerja yang optimal.

Tanpa dimensi kepuasan kerja, proses kerja nan meletihkan itu bisa membuat kita terperangkap dalam modern slavery (saya cukup terhenyak ketika pernah melihat slogan dalam sebuah t-shirt yang berbunyi begini : Being An Employee is Like Modern Slavery…..). Lalu elemen apa saja yang mesti diperhatikan manakala kita hendak menemukan sebuah dunia kerja yang membahagiakan, dan mampu menebarkan kepuasan bagi para pelakunya? Dan bukannya justru membuat kita terjerembab dalam duka nestapa yang panjang, dalam cengkraman “perbudakan modern”? Continue reading

Lima Perempuan Perkasa dalam Jagat Bisnis Global

Partisipasi aktif kaum perempuan dalam dinamika kehidupan modern tampaknya kian mekar. Di tanah air sendiri, kita punya prestasi yang bagus dalam hal ini. Kita pernah punya presiden perempuan, dan kini kita memiliki sejumlah perempuan brilian yang menduduki sejumlah posisi strategis di kabinet. Dalam konteks kehidupan bisnis, kita juga mempunyai sejumlah tokoh perempuan legendaris semisal Mooryati Sudibyo, Martha Tilaar, dan Rini Suwandi.

Berikut ini kita akan mencoba mengeksplorasi 5 perempuan brilian dalam jagat bisnis global. Lima perempuan yang dengan perannya masing-masing, telah memberikan kontribusi mengagumkan dalam dinamika peradaban bisnis modern. Lima perempuan yang mungkin dalam banyak aspek telah ikut mewarnai dan mempengaruhi jejak kehidupan kita. Continue reading

3 Life Skills dari Laskar Pelangi

Kisah dalam novel realis Laskar Pelangi itu memang sungguh inspiratif. Sederet kisah penuh semangat dari sukumpulan anak-anak Belitong, Bangka yang tak ingin pernah menyerah dalam meraih sejumput impian. Sederet narasi tentang apa itu makna keteguhan, keyakinan dan hasrat untuk meraih kemajuan. Kini novel legendaris itu diangkat dalam sebuah film yang juga tak kalah menawannya. Dalam film besutan sineas muda Riri Reza dan Mira Lesmana ini, spirit inspiratif itu kian tergambarkan dengan indah dan kian hidup.

Pada akhirnya kisah realis Laskar Pelangi itu memang mendedahkan begitu banyak pelajaran tentang life skills. Disini kita mencoba secara ringkas menelisik tiga diantaranya. Life skills yang pertama adalah apa yang sudah lama dibuktikan melalui serangkaian riset merupakan elemen kunci dalam mengarungi keberhasilan hidup, yakni: persistensi. Continue reading

In Pursuit of Happiness

Happiness. Kebahagiaan. Inilah mungkin sebuah kata kunci yang ingin direngkuh oleh setiap insan di muka bumi ini. Ya, sebab buat apa kita menjalani hidup – yang hanya sekali ini — jika setiap saat selalu dihimpit oleh kenestapaan demi kenestapaan. Namun sebelum berbincang lebih jauh tentang upaya merengkuh kebahagiaan, ada baiknya kita menyimak dulu hasil survei tentang indeks kebahagiaan warga di berbagai negara.

Setiap tahun World Values Survey melakukan riset untuk menelisik indeks kebahagiaan negara-negara di dunia. Di tahun 2008, negara yang warganya merasa paling bahagia di dunia adalah Denmark. Lalu dimana peringkat negeri kita tercinta? Ternyata tak jelek-jelek amat. Indonesia berada pada peringkat 40 dari 99 negara yang disurvei. Ini artinya penduduk bumi Nusantara secara rata-rata merasa lebih happy dibanding warga negara Jepang (peringkat 43), warga China (peringkat 54) dan warga India (peringkat 69). Continue reading

Greed is Good (Serakah itu Baik)

Greed is good, serakah itu baik….inilah sebuah testamen kunci yang pernah disuarakan oleh Gordon Gekko – tokoh antagonis yang diperankan dengan sangat sempurna oleh aktor Michael Douglas dalam sebuah film mempesona bertajuk Wall Street. Film besutan sutradara kondang Oliver Stone ini dirilis pada tahun 1987, berkisah tentang ambisi dan drama keserakahan para investor dan pialang saham di bursa Wall Street.

Film indah itu kembali menyeruak dalam memori ingatan saya, ketika minggu-minggu ini kembali tampil eposide tragis tentang kejatuhan Lehman Brothers, sebuah firma investasi raksasa terbesar ke-4 didunia. Episode ini merupakan rangkaian dari kejatuhan banyak firma investasi sebelumnya seperti kebangkrutan Bear Stearns, kehancuran Merril Lynch dan robohnya Citibank. Continue reading

Diskriminasi Diperlukan dalam Talent Management

Perbincangan mengenai pengembangan mutu SDM kini tengah disemarakkan dengan gagasan mengenai talent management. Esensi dasar dari gagasan ini adalah bagiamana sebuah organisasi mesti mampu secara konstan merekrut, mengembangkan, dan kemudian mempertahankan barisan SDM yang bertalenta tinggi serta berkinerja unggul.

Barisan SDM dengan talenta unggul yang menduduki strategic positions pada akhirnya memang merupakan life blood dari sebuah organisasi bisnis. Disini kita mungkin perlu menyimak sebuah ungkapan dari paman Bill Gates. Begini ia pernah berujar : silakan ambil 25 eksekutif kunci dengan talenta unggul dari perusahaan kami, dan dalam waktu tak berapa lama Microsoft akan langsung roboh. Continue reading

Kapan Sebaiknya Pindah Kuadran : Dari Karyawan Menjadi Juragan ?

Pindah kuadran adalah sebuah istilah yang menjadi sangat populer lantaran buku best seller bertajuk Rich Dad, Poor Dad karangan Robert T. Kiyosaki. Isitilah ini merujuk pada perpindahan dari kuadran seorang pekerja (employee) bergerak menuju kuadran business owner atau entrepreneuer. Dari seseorang yang tiap bulan menerima gaji secara konstan, bergerak menjadi manusia mandiri yang create their own wealth.

Pilihan menjadi entrepreneur kini tampaknya memang tengah digandrungi banyak orang; dan ini tentu saja merupakan sebuah hal yang layak disukuri. Sebab seperti yang pernah saya tulis disini, negeri tercinta ini masih sangat membutuhkan barisan manusia mandiri yang berani mengambil resiko menjadi wirausahawan/wati. Sebuah keberanian untuk meretas jalan panjang demi meraih apa yang acap disebut sebagai financial freedom. Continue reading